HAPPY READING :)
.
.
.
.
Gadis yang baru saja dari kamar mandi sekolah berlari menuju kelasnya, di karnakan sudah masuk bel setelah jam istirahat, baru saja ingin melangakah gadis itu menubruk seorang pria yang habis dari kantin, Revano dengan mata kaget itupun menangkap gadis tersebut yang hampir saja jatuh, “lo gagapa ?” Tanya Revan. “aku gapapa ka, Makasih ka”sembari menjawab pertanyaan Revan seperti itu gadis itupun menatap mata cowok itu.Dengan pandangan dingin cowok itu langsung melangkah pergi menjauhi si gadis tersebut, dan gadis itupun masuk ke kelasnya, sudah jam pelajaran di mulai.
Di dalam kelas Alika teringat mata Revan yang begitu sembap, rasa penasaranpun mencul dan ingin bertanya pada sahabatnya itu Rena. Gadis yang duduk satu meja dengannya, “Ren, tadi aku ketemu Kak Revan, kok dia matanya sembap banget ya”, Tanya Aika. “gua denger dari Dion, Mamanya Ka Revano meninggal karna sakit jantung, dan bokapnya pergi ninggalin dia, setalah Mamanya pergi itu bokapnya menikah sama wanita yang masih hamil. Itu si kayanya anaknya bokapnya Ka Revano deh”
Setelah mendengar jawaban dari Rena, Alika merasa kasihan dengan Revano tapi apa daya karna dia bukan siapa-siapa Revan, mengenalnya saja hanya dari cerita yang Rena infokan.
……….
……….
……….Setelah jam pelajaran akhir selesai, bel pulangpun berbunyi dan para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas mengingat sudah waktunya pulang.
Sekolah semakin sepi dan para siswa/siswi sudah tidak di sana, langit sudah mulai mendung dan gelap, Alika yang masih menunggu jemputan itupun merasa takut karna area di sekolah rawan sekali dengan jambret dan begal.
Saat melihat kanan kiri, Alika melihat cahaya yang menuju ke arahnya dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti mendadak di depan gadis tersebut, Alika terkejut saat cowok itu melepas helm full facenya, terlihat wajah berparas tampan dengan mimik muka dingin, siapa lagi kalau bukan Revano ketua Geng Rayders.
“lo ngapain disini ?” Tanya Revan, “aku nunggu jemputan mang Adi, tapi belum sampai” jawab Alika, tak tega melihat gadis di sini sendiri ia pun inisiatif menawarkan tumpangan untuknya ”naik gua anter lo pulang” Alika yang tak ingin merepotkan Revan itupun menjawab “gak usah ka, bentar lagi juga sampai jemputan alika”, Revano mendengus pelan “di sini rawan jambret dan mau hujan, gua paksa atau lo naik sendiri ?”dengan tegas cowok itu berkata agar sang gadis mau menerima tawaranya.
Selang beberapa menit kemudian sang gadis pun mengangguk pelan atau bisa di bilang ia mengiyakan tawaran cowok itu, dan mulai menaiki motor Sport Revano.
Cowok itu yang melihat dari kaca spion motor, tak sengaja melihat paha sang gadis tersebut. Di karnakan snag gadis menggunakan rok sekolah pendek, ia yang merasa iba melepaskan jaketnya dan memberikannya pada gadis itu, “paket, paha lo kemana-mana” Alika yang menunduk kebawah mulai merapihi rok pendeknya namun masih saja terlihat, tanpa berpikir panjang ia menerima tawaran jaket dari Revano.
Setelah sampai rumah, Alika ingin mengembalikan jaket yang ia pinjam dari Revan, namun saat ingin mengembalikan jaket tersebut, motor yang di gunakan cowok itu sudah melaju sangat cepat dan sudah tidak lihat dari gang rumah gadis itu. Jadi ia ingin mengembalikanya besok setelah sudah ada di sekolah.