HAPPY READING
.
.
.
Selamat membaca :)
.
.
.
Sesampai di rumah, Revano merebahkan dirinya di atas ranjang dan mengingat bagaimana ibunya memperlakukan ia ketika pulang sekolah, membuatkan makanan, menyiapkan seragamnya, menghiburnya. Semua itu kini tinggal kenangan dan hanya bayangan saja.Revano berfikir bahwa ia ingin menjual rumahnya dan membeli rumah baru, karna ingin melupakan kenangan ibunya karna jika ia terus mengingat, ibunya ia akan terus bersedih dan merenung.
Dengan begitu banyak pikiran yang ia pendam, sehingga membuatnya tertidur pulas di ranjangnya dengan masih menggunakan seragam sekolah, ketika bangun dengan mata sembap ia kemudian ke kamar mandi membersihkan dirinya dan memasak untuk dirinya makan malam, siapa sangka laki-laki berbadan kekar dan berparas tampan itu jago membuat masakan untuk dirinya sendiri bahkan teman-temanya juga sering memuji masakanya.
Setelah makan malam,dia bergegas mengambil kunci motor dan menuju ke markas Rayders untuk bertemu dengan teman-temanya karna sudah menunggu lama.
“Van gua liat tadi pulang sekolah, lo nganter si Alika” Tanya Dion, “iya nunggu jemputan tapi telat” jawab Revano.
“terus lo anter ampe rumah kan, gak lu bawa kemana-mana?” dengan nada ngeledek Dean membuat Revano buang muka, Jack yang mendengar itupun menepak pundak Dean,”canda Van” kata Dean.
Begitu Revon membuang muka, handponenya pun bergetar dan merogoh sakunya membuka handpone tersebut, notif pesanpun terlihat.
Alika : Selamat malam Ka Revano, ini Alika teman Rena pacar Dion. Maaf ka mengganggu aku mau balikin jaket kaka apa boleh minta alamat rumah kaka ?
Revano : buat lo, pake kalau mau berangkat sekolah untuk nutupin aurat lo.
Mata Alika membulat karna cowok yang ia sukai memberikan jaketnya,namun dengan rasa tidak enak hati ia menolak.
Alika : jangan ka,
Revano : gak ada penolakan.
Apa daya dengan tegas cowok itu berkata, untuk tidak menolak apa yang ia berikan kepadanya.
Alika : iya ka
.
.
.