Morning Routine with Yamada Saburo

347 42 1
                                    

Hypnosis Mic © KING RECORD, IDEA FACTORY and Otomate

Tema : Morning Routine

Chara : Yamada Saburo x Reader

.

Enjoy!

.

Sepertinya sudah menjadi ritual pagimu berdiri di hadapan sebuah bangunan lama dua lantai dengan plakat mencolok bercetak 'Yorozuya Yamada' yang gamblang bertengger di muka rumah. Kau tidak punya kepentingan apa pun tersangkut bisnis keluarga tersebut selain datang menjemput si bocah bontot Yamada sekedar berangkat ke sekolah bersama. Terkadang sebaliknya, di hari lain Saburo yang sedari pagi terlihat sudah menekan bel rumahmu yang jaraknya hanya terpisah tiga pintu saja dari kediamannya.

Kalian kebetulan seusia. Dan kebetulan teman bermain ria sejak kecil. Dan kebetulan selalu satu sekolah. Dan kebetulan Saburo tidak pernah berkeberatan dengan tingkah infantilmu yang sejak taman kanak-kanak telah gemar menyeretnya untuk selalu bepergian bersama. Bahkan Jiro sering mengolok, bahwa kalian adalah kembar yang tercecer.

Jari telunjukmu tinggal memijat tombol bel pintu ketika tiba-tiba Ichiro mengangkat rolling door toko yang membuatmu berjengit di tempat.

"Oh! [Y/N]-chan rupanya. Selamat pagi!"

"Pagi, nii-chan."

Sulung Yamada yang sudah kau anggap seperti kakak sendiri itu berkacak pinggang. "Kau langsung naik saja. Sepertinya dia masih tidur. Kau tahu, game semalaman."

Mimikmu yang otomatis nelangsa membuat Ichiro melepas tawa renyah.

"Benar-benar anak itu!"

Serta merta kau bergegas menyeruak masuk ke kediaman Yamada bersaudara selayaknya tempat tinggalmu sendiri. Ketukan kaki yang penuh penekanan berderit di tiap langkahmu kala menelusuri baris anak tangga menuju suatu kamar di lantai dua. Kau segera mendorong pintu kamar keras-keras berniat membuat Saburo jantungan dalam tidurnya.

"Oi, Sabu─"

"W─whoa!"

Misimu sukses. Target terkejut hingga ke ubun-ubun melihatmu yang mendadak muncul di muka pintu. Kau pun tak kalah tercengang. Nyatanya Saburo yang kau sangka masih pulas malah sedang menyiapkan diri walau masih dengan badan polos dan resleting celana setengah terbuka. Entah bagaimana terjadi pemadaman listrik dalam sel-sel otakmu.

Korban pun langsung histeris. Secara insting Saburo menutupi dada telanjangnya dengan dua tangan. Kau tidak utarakan secara terang-terangan, tapi ekspresi malu-malunya yang galak begitu cukup membuatmu terhibur.

'Imut banget.'

"Wanita mesum, apa yang kau lihat!"

"Mesu─bilang apa kau?!"

Di situasi berbeda sudah pasti kau akan langsung menghibahkan sebuah getokan di atas kepala klimisnya. Tapi kau sadar bahwa kau yang telah menginjak ranjau. Kau buru-buru keluar sambil membanting pintu kamar.

"A─aku tunggu di bawah!"

Punggungmu menyandar pintu kamar yang telah rapat. Langsung saja kau sembunyikan wajahmu yang panas dalam raupan dua telapak tangan demi menelan malu yang membuncah.

Demi celana beruang madu Saburo yang tak sengaja tertangkap matamu!

Kali ini kau benar-benar tersadar telah dipermainkan oleh Ichiro.

Baru juga ingin meneriakkan nama Abang dari segala cecunguk Yamada, daun pintu di punggungmu sekali lagi terbuka. Kau nyaris terjengkang kalau tidak sigap meraih tepi dinding.

"Ck. Ngapain sih?" Saburo dari balik sana menatapmu aneh. Gagang pintu ia tarik lebih lebar. "Sudahlah, tunggu saja di dalam. Sebentar lagi aku selesai."

Sudut alismu tanpa sadar berkedut lantaran hasrat mengeluh frontal di depan mukanya. Kenapa sekarang dia berlagak kasual begitu? Sebetulnya secara mental kau telah siap dengan seluruh ceramah bertajuk 'hukum mengetuk pintu sebelum masuk' dan 'adab bertamu ke rumah seseorang', atau semacamnya. Bukan berarti kau menginginkan suasana panas atau canggung, tapi, apa-apaan sikap itu?

Saburo mengabaikanmu dan mulai mengemas barang-barangnya ke dalam ransel. Kau yang masih keheranan terus memperhatikan dari belakang, seakan berencana membolongi kepala legam temanmu melalui tatapan. Sampai akhirnya mata cerahmu menangkap sesuatu yang tidak biasa.

Oh, kau kini malah ingin sekali tergelak. Tentu saja, lakon dewasa Saburo masih tidak bisa menghilangkan warna terbakar di atas tengkuk susunya. Sebagai sobat baik yang ingin menyumbang tambalan martabat Saburo yang berlubang tentu kau akan bergabung dalam sandiwara menyedihkan ini.

Kau yang merasa bangga dan puas terhadap kedewasaan karaktermu bersenandung sambil menyamankan diri di atas ranjang empuk. Single bed yang terbiasa ditata rapi hari ini sedikit kacau. Ya, mungkin kau cukup sadar kalau kemunculanmu yang tiba-tiba adalah penyebabnya.

Seperti yang Ichiro sebut-sebut tadi, set nintendo switch masih berserak di sisi bantal. Namun bukan pada benda itu fokusmu berlabuh. Cushions beruang hadiah darimu di ulang tahunnya yang ke-7 sepertinya masih setia digunakan Saburo sebagai ganjalan tengkuk sehari-hari. Kau yang merasa ini sungguh menggemaskan merebahkan kepalamu di atasnya sambil cengengesan. Hidungmu mendapati aroma menenangkan dari benda empuk bertekstur bulu itu. Khas sekali harumnya yang kau hapal sebagai wangi 'Saburo'.

"Saburo, baumu enak sekali. Seperti sabun bayi." Kau terkekeh geli dengan kalimatmu sendiri.

Kau terlambat sadar dengan mengatakan hal barusan sama saja dengan membakar sumbu pendek si bungsu Yamada. Kau sendiri hapal dari semua hal Saburo paling benci dianggap kekanakan.

Sesuai dugaanmu, kau mengantisipasi serangan saat merasakan per kasur di sisi kepalamu melesak tertekan satu tangan Saburo. Posisimu yang terjebak mendapati aroma yang kau sebut barusan menguat di sekitar penciumanmu. Dari atas, sorot hetero Saburo seakan mencoba masuk ke pikiranmu hanya melalui tatapan. Kau sungguh telah siap dengan momen baku hantam namun lagi-lagi kau tidak dapat menebak mengapa kau bisa berada di situasi canggung seperti ini.

Kau mendengarnya menghela napas. Aroma mentol pasta gigi buah membaur dengan wangi sabun segar dari sekitar tubuhnya.

"Terkadang aku penasaran. Kepala ini isinya apa saja. Kenapa bisa tidak peka sekali."

Menghentikan ucapannya, wajah tenang Saburo semakin mendekat padamu.

Kau membelalak horror menemukan adegan picisan ala cerpen remaja tersaji di depan mukamu. Lebih-lebih dilakukan oleh sahabat kentalmu! Kau membenci pikiran di otakmu yang tidak semestinya ada di antara hubungan pertemanan kalian.

Ujung hidungnya menggesek tipis hidungmu. Kau secara spontan memejam keras dan berusaha menahan urgensi untuk cegukan.

"S─Saburo..."

Namun setelah kau tunggu sepersekian sekon, momen menggelikan itu, untungnya/sayangnya, tidak kunjung terwujud.

"Pftt! Haha."

Pok.

"Aduh!"

Pekikmu saat merasakan dahimu diantuk sesuatu. Saburo tidak bisa menahan tawa mengejek menemukan mimikmu yang keheranan perlahan bergeser ke raut dengki.

Dengan jenaka Saburo mengayun nintendo switch yang barusan ia raih dari sisi lain ranjang.

"[Y/N], aku serius penasaran apa yang kau pikirkan tentangku."


Bonus

Kalian berdua terperanjat oleh dua ketukan di pintu kamar. Ichiro dengan apron memeluk pinggang tersenyum misterius di muka ruangan.

"Halo, adik-adik. Kalian bisa terlambat betulan, loh."

"ICHI-NII/NII-CHAN!!"


~

Hi! Long time no see :3 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Daily Life (Hypnosis Mic x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang