"Yakkk, Kenapa kau menelepon jam 11:30 malam? Kalau kau ingin bertemu malam-malam begini, aku tidak mau. Sedang banyak PR," tanya Yuta dengan suara melingking saat Jaehyun menelponnya malam-malam dan menyuruhnya menemani ke bukit.
"Kau bilang, kau ingin segera melunasi ganti rugi?" jawab Jaehyun, memegang kartu AS di tangannya, siap memancing Yuta dengan tawaran yang tak bisa ditolak.
"Mengapa kita harus bersikap seperti kekasih sih ketika di belakang kamera? Tetapi sikapmu juga menyebalkan, Jung Jaehyun?" ujar Yuta, menggigit bibir bawahnya sambil menopang dagu dengan malas.
"Hei anak kecil, panggil aku Hyung. Aku lebih tua darimu," sahut Jaehyun, mencoba terdengar serius, tetapi dengan senyum nakal yang tak bisa ia sembunyikan.
Yuta mendengus. "Aku tidak akan memanggilmu Hyung. Kau bukan hyungku," ujarnya, berusaha mempertahankan ketidaksukaannya meski hatinya bergetar aneh setiap kali mendengar suara Jaehyun.
Tiba-tiba, Jaehyun terhipnotis saat melihat Yuta. Ia tidak bisa menahan rasa suka yang semakin dalam setiap kali mereka bertemu. Yuta, dengan rambut acak-acakan dan mata yang bersinar dalam cahaya lampu malam, terlihat lebih menawan dari biasanya. Senyumnya yang skeptis membuat jantung Jaehyun berdebar.
"Kenapa aku tidak bisa menolak permintaanmu yang aneh-aneh sih?" gerutu Yuta, berpura-pura kesal meskipun di dalam hatinya dia merasa nyaman saat bersama Jaehyun.
"Karena kita bersahabat, dan sahabat harus saling membantu," jawab Jaehyun dengan nada menggoda, menyembunyikan perasaan lebih yang tumbuh di dalam dirinya.
Yuta mengerutkan dahi, bingung. "Sahabat? Apa ini cara sahabat menghabiskan malam? Pergi ke bukit? Hanya untuk melihat bintang? Seharusnya kita di rumah, mengerjakan PR."
"Ah, PR bisa menunggu. Bintang tidak akan selamanya bersinar," balas Jaehyun, membuat suara bijak yang terdengar lebih lucu daripada serius.
Yuta hanya mendengus, tetapi ada senyum samar di bibirnya. Ia tahu, meskipun mereka sering bertengkar, ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa menjauh dari Jaehyun.
"Jadi, kita pergi atau tidak?" tanya Jaehyun, suara yang menggoda membuat Yuta merinding.
"Fine! Aku ikut. Tapi aku tidak mau jadi bagian dari drama malam ini. Ingat, kita harus cepat kembali," Yuta akhirnya menyerah, terpaksa menutup buku PR-nya dan bersiap untuk pergi.
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka sampai di bukit. Angin malam berhembus lembut, dan bintang-bintang bersinar cerah di langit. Yuta menghirup udara segar, merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya.
"Wow, lihat bintang-bintang itu! Seperti lampu-lampu kecil di langit," seru Jaehyun, bersemangat, dan Yuta tidak bisa menahan senyumnya.
"Ya, ya. Cantik," Yuta menjawab, meskipun sebenarnya ia lebih fokus pada wajah Jaehyun yang bersinar dalam kegelapan.
Jaehyun duduk di atas rumput, menyandarkan punggungnya ke pohon besar. "Kau tahu, aku selalu merasa bebas di sini. Seperti semua masalah kita menghilang," katanya, melihat ke langit.
Yuta ikut duduk di sampingnya, mendengarkan. "Bebas, ya? Dengan semua orang yang selalu mengharapkan kita sempurna, kadang aku hanya ingin melarikan diri dari semuanya."
"Kenapa kita tidak melakukannya? Kita bisa pergi ke mana saja," jawab Jaehyun, matanya berbinar dengan ide liar.
"Jangan konyol. Kita punya tanggung jawab," Yuta balas, tetapi di dalam hatinya, ide itu terdengar menggoda.
Jaehyun tertawa kecil. "Tanggung jawab? Ayo kita lupakan sejenak. Hidup ini terlalu pendek untuk selalu terikat dengan tanggung jawab."
"Entah kenapa, kadang aku merasa kau lebih dewasa dari yang terlihat," kata Yuta, tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR RELATIONSHIT [JAEYU / YUJAE]
FanfictionNa Yuta merupakan seorang siswa SMA, seperti kebanyakan remaja di usianya ia juga sangat menyukai idol grup dan tak jarang ia juga mengikuti fanwar untuk membela idol yang ia cintai. Ia sangat mencintai idol grub yang sedang naik daun yaitu EXO dan...