Tuan Benar

45 6 0
                                    

Beberapa minggu ini bukanlah minggu yang mudah bagi Yuta. Poster mini drama sudah rilis tadi pagi dan tentu saja itu langsung menggemparkan seantero sekolah. Mungkin karena Yuta adalah tipikal seseorang yang memandang dunia dengan negatif. Yuta justru memandang hal tersebut sebagai bencana yang mendatangkan orang-orang yang ia benci kepadanya, tipikal penjilat dan pembenci. Mungkin ia merasa mudah menghindari para penjilat, namun bukan perkara gampang menghindari para pembenci. Selamat datang di kehidupannya yang sedikit berbeda mulai sekarang.

Namun, dari kesekian para pengusik kehidupan Yuta baru-baru ini, ada seseorang yang memiliki tingkatan dua kali lipat di atasnya. Seseorang yang paling gigih dari sekian pecintanya, siapa lagi kalau bukan siswa yang satu-satunya berasa dari Hongkong di sekolahnya. Lucas namanya,,

Untuk sementara waktu, Yuta memilih untuk sementara waktu menarik eksistensi dirinya dari npara siswa di sekolahnya, dengan Mark dan Haechan sebagai pengecualian. Namun, sayangnya waktu jeda setelah makan siang, Mark dan Haechan tak bisa menemaninya karena harus mengikuti rapat serikat siswa. Untuk menenangkan diri, Yuta pun memilih atap sekolah sebagai tempat untuk menghabiskan waktunya yang tersisa.

"Dasar makhluk-makhluk kekanakan", ujar Yuta memejamkan mata sekaligus menghirup udara segar begitu kakinya menginjakkan kakinya pada lantai atap sekolah.

Yuta pun kemudian melangkahkan kedua kakinya menuju pagar pembatas atap. Sembari membentangkan kedua lengannya sembari menyumpah-serapahi para pengusiknya dan kehidupan anehnya.

"Dan Kau Lucas Wong berhenti bertingkah bodoh dihadapanku! Kau sangat menggangguku sialan!!!"

"Maaf telah mengganggumu", ujar seseorang dengan lirih yang sukses membuat Yuta tersentak.

Seingat Yuta, ia tak merasa dirinya diikuti dan dirinya tak mendapati satu orang pun di tempat itu. Merasa ada yang janggal, Yuta pun mencari biang kerok kekagetannya di siang hari.

Tak berapa lama kemudian, Yuta mendapati jika di tempat yang sama ia tersadar jika segala unek-uneknya didengarkan oleh seseorang yang sedang berbaring di atas meja yang terletak di samping tumpukan bangku. Yuta langsung memutar bola matanya sekaligus mendengus kasar saat ia tersadar jika seseorang yang sedang berbaring itu adalah orang terakhir yang ia umpati. Baguslah, sepertinya Yuta tak perlu lagi mengutarakan isi hatinya karena semuanya telah ia ucapkan dengan lantangnya tadi.

Sementara itu,

Begitu menyadari eksistensi Yuta, dengan secepat kilat Lucas pun langsung membangunkan diri dari posisi ternyamannya. Matahari cerah telah kembali dan mengisi hari-harinya. Dengan senyuman yang masih mengembang, Lucas datang menghampiri Yuta yang sedang meradang karenanya. Tentu saja setelah mengetahui ekspresi Yuta, bukannya ia mengurungkan aksinya. Justru adrenalin dan endorfinnya kian berpacu.

Hanya dengan mencondongkan tubuhnya lebih dekat denga Yuta, aksi itu justru sukses membuat sang pihak lawan terperanjat kaget. Bohong jika Yuta ditatap oleh seseorang setampan Lucas tidak gugup, belum lagi dengan jarak yang begitu intim seperti itu.

"Beri Aku kesempatan Yuta-ssi!", tanya Lucas sembari mencari sorot mata yang dialihkan darinya.

"Atau setidaknya, beri Aku kesempatan untuk memperkenalkan diriku kepadamu"

"Kau itu Lucas Wong dari kelas sosial 3-1! Jadi, kesempatan untuk mengenalku tak ada"

"Tapi bukan itu,,,,,,,,"

Wuuuuus

Percekapan itu terhenti saat Yuta dengan dingin meninggalkan Lucas tanpa sepatah kata. Sedangkan, Lucas bukanlah orang sekasar itu yang memaksa yang terkasih untuk menjawab permintaannya. Mungkin untuk sesaat kepercayaan dirinya turun saat memandang punggung Yuta yang kian menjauh darinya.

OUR RELATIONSHIT [JAEYU / YUJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang