6

6 1 0
                                    

Author POV

"Oh iya, papa mau kenalin kamu sama seseorang sekarang. Sekalian kita makan siang bareng juga" ucap Devan.

Mirana hanya mengangguk dan mengikuti keluarganya tanpa tahu maksud dari ayahnya tadi.

***

Mereka telah sampai pada salah satu restoran terbaik di mall tersebut. Rekan Devan sudah menunggu di salah satu meja besar bersama keluarganya.

"Maaf sudah membuat anda menunggu lama ya pak" ucap Devan sambil berjabat tangan dengan rekannya yang bernama Pak Arya.

"Kami baru sampai juga kok pak, santai saja. mari silahkan duduk dulu" ucap Arya mempersilahkan semuanya duduk.

"ini ya namanya nak Mira? cantik sekali ya ternyata" puji Arya.

"Iya Om, Nama saya Mirana bisa dipanggil Mira" balas Mirana sambil tersenyum kecut.

"cocok sekali loh dengan nak Rendra. ini perkenalkan anak om, namanya Rendra" ucap Arya.

Arya melihat anaknya Rendra tengah sibuk dengan handphonenya, ia menyikut anaknya dan memberikan kode untuk memperkenalkan diri.

"Ah? Oh. Rendra" ucap Rendra singkat tanpa niat.

"Mira"

Pembicaraan dilanjutkan oleh orang tua yang sibuk membicarakan bisnis ataupun hal-hal yang menjadi permasalahan.

"oh iya pak, Wirana mana ya? kok tidak kelihatan?" ucap Sinta istri dari Arya.

"Oh itu saya suruh dia jaga rumah bu, biasa dia juga malas ikut beginian" jawab Cindy dengan merendahkan Wirana.

"nak Dimas ga ikut ya pak?" tanya Arya.

"Ikut kok. Cuman lagi beda tempat saja, dia lagi ketemuan sama temennya di daerah sini" jawab Devan.

"Oh iya, ini nak Rendra sama Mira kalau mau jalan-jalan boleh kok, sekalian biar makin deket berdua" ucap Cindy dan mendorong pelan Mira untuk keluar bersama Rendra. Begitupun dengan Sinta yang mendorong pelan Rendra.

Mau tidak mau, keduanya keluar dari restoran dengan suasana canggung dan bingung.

***

Mira POV.

Aku tidak tau harus bagaimana dengannya, dia hanya sibuk dengan handphonenya daritadi.

"hai, kita mau kemana nih? mau nonton? liat-liat baju? atau gimana?" tanyaku membuka pembicaraan.

Dia hanya mengendikkan bahu tanpa niat untuk berbicara sedikitpun denganku.

"lo katanya sudah kuliah ya? di Universitas apa? nyari jurusan apa? kuliah itu berat ga sih ya? gue penasaran banget-"

"bisa diem ga sih?" ucapnya memotongku berbicara.

aku terdiam dan langkahku terhenti, aku melihatnya sudah mulai menjauh. Aku mencoba untuk mendekatinya lagi.

"maaf itu ngeganggu lo ya? gue cuman mau temenan aja sama lo. Gue selama ini susah berteman karena jika ada teman satu pun itu hanya untuk semata-mata buat manfaatin gue" ucapku dan membuatnya terhenti.

Ia membelokkan badannya ke hadapanku lalu melihatku dengan tajam. Aku berjalan mundur sedikit karena tatapan tajamnya itu.

"kita. itu. mau. DIJODOHIN! Dan gue! ga mau dijodohin sama lo! paham?! gue ga suka sama lo, gue ga mau temenan sama lo. Dan gue bakal batalin perjodohan ini bagaimana pun caranya, paham?"

Aku tertegun mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya. Kata perjodohan terus terbayang-bayang di pikiranku. Aku tidak mengira bahwa aku akan dijodohkan seperti ini. Padahal aku sudah memiliki pujaan hatiku, tapi mengapa? mengapa ayah setega ini padaku?

THE FREAK FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang