5

9.2K 644 8
                                    

Happy reading

Mentari pagi mulai naik, Revano mulai menggeliat di balik selimut tebalnya.

" Dek saatnya untuk bangun" ucap Daniel mengelus Surai Revano
" eunh abang niel, peluk " ucap vano enggan untuk membuka retina matanya.

" katanya mau jalan jalan hm? emang mau Abang tinggal" ucap Daniel, Revano langsung membuka matanya mendengar kata jalan jalan membuat matanya langsung jreng.

"Cepat cuci muka, Abang tunggu di meja makan" ucap Daniel mencium kening adiknya.

"iyaaa sana keluar Abang" rengek Revano.

....

Revano turun melewati beberapa anak tangga " lama banget sih Lo " ucap Reynald.

Sebenarnya Rey tidak berniat mengatakan itu kepada adiknya tapi seolah mulutnya sangat susah untuk mengeluarkan kata kata yang baik untuk Revano.

" Maaf, lain kali ngak usah nungguin vano" ucap Revano tak enak hati apalagi di ruangan ini mereka menatap Revano dengan tatapan yang sulit di artikan tapi menurut Revano itu menyeramkan kecuali Daniel yang menatapnya lembut.

" Diamlah Rey kau membuat Revano takut " ucap Daniel tak suka.

Mereka makan dengan hening, sampai suara vano yang bertanya kepada Daniel " Abang kok vano makan ini sih?'' tanya Revano sebab hanya makanan dia saja yang berbeda.

" Kamu masih sakit, makan bubur dulu ntar siang kita makan ayam gimana? " Tanya Daniel yang di balas anggukan oleh Revano.

Sungguh mereka sangat iri melihat kedekatan Revano dan Daniel.

Mereka sudah selesai sarapan
" Abang ayok kita jalan jalan " ajak Revano semangat kepada Daniel.

"ayok" ucap Daniel, namun saat akan mengangkat sang adik ke dalam gendongannya tiba tiba nada dering telepon nya berbunyi.

" tunggu sebentar dek " ucap Daniel melihat nama sekretarisnya yang menelpon.

" Maaf dek, abang harus pergi ke kantor " ucap Daniel memandang sendu sang adik.

" padahal abang udah janji" ucap vano berusaha memendam rasa kecewanya.

Daniel tahu ayah nya sengaja membuatnya bermasalah dengan urusan pekerjaannya " dasar tua Bangka" batin Daniel mengumpati ayahnya.

"maaf dek nanti abang usahain buat pulang cepat " ucap Daniel.

" Iya nggak papa, Abang semangat kerjanya" ucap revano mencium pipi Abangnya.

Daniel melangkah keluar dari mansion itu, sedangkan Revano sudah beranjak dari duduknya untuk kembali ke kamarnya.

Sekarang hanya tinggal Revano dan Erlangga, kalau kalian nanya kemana perginya Reynald dan William mereka sudah berangkat ke sekolah.

" Kau mau kemana?" Ucap Erlangga, menatap manik mata Revano.

" vano mau ke kamar " terang Revano.

" ayo jalan jalan " ucap Erlangga dengan cepat.

sedangkan revano menatap bingung kepada Erlangga, hey dia tidak mengerti apa yang di ucapkan ayahnya.

Erlangga menghela nafasnya " ayo jalan jalan dan aku tidak menerima penolakan mu" ucap Erlangga karena melihat Revano akan menolak ajakannya.

Revano merasa bingung kenapa tiba tiba ayahnya mengajaknya untuk jalan jalan, apa ayahnya berencana untuk membuangnya atau bahkan membunuhnya, Revano menatap ayahnya takut.

" Tenang aku tidak akan menyakitimu apalagi membuangmu" ucap Erlangga seakan tahu isi pikiran buruk Revano kepada dirinya.

Vano hanya mengangguk dan menyetujui ajakan ayahnya.

..........

Erlangga mengajak Revano berjalan jalan di mall, Revano yang pada dasarnya belum pernah ke mall merasa antusias sebab di kehidupannya yang dulu ia tidak pernah memasuki mall, walaupun berada di keluarga kaya dia tidak pernah pergi ke mall karena dia hanya menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengejar kasih sayang ayahnya.

Revano memandang takjub isi mall tersebut, hingga tangan nya harus di pegang oleh Erlangga.

" ayah Vano pengen main " antusias Revano, Erlangga yang melihat antusias anak nya merasa bersalah karena telah menghabiskan waktu nya untuk membenci sang anak.

Karena melamun Erlangga tidak sadar kalo Revano sudah tidak menggenggam tangannya, Revano sudah berlari ke arah time zone.

Erlangga panik melihat sang anak berlari tanpa melihat ada orang di depan anaknya, ia takut Revano akan terluka " vano awas " ucap Erlangga tapi kayaknya udah terlambat.

Revano sudah menabrak tubuh pria sebaya ayahnya di depannya, Erlangga berlari menghampiri anaknya " vano apa kamu baik baik saja?" Tanya Erlangga khawatir.

" Vano nggak papa ayah" ucap Revano yang membuat pria di depannya menengang.

" Ayok bangun " ucap Erlangga.

Revano bangun dan mendongak menatap pria di depannya.

" ayah " lirih Revano.

TBC

Hy semuanya, gimana kabarnya?

puasa yang rajin biar nanti bisa dapat thv😭🗿





Revano or Rivano(END) Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang