13

5.1K 414 10
                                    

Happy reading

Sudah satu Minggu Revano sembuh dari demam nya, hubungan dia bersama keluarga Revano pun semakin baik.

Tapi Revano penasaran dengan keadaan ayah nya,dan apakah dia sudah mati? Lalu apa ia bisa kembali ke raganya.

Pertanyaan Tentang kehidupan nya dahulu terus berputar di otak mungilnya.

Saat ini Revano bersama keluarga nya sedang menikmati makan malam mereka "ayah vano mau ngomong sesuatu"ucap Revano tiba tiba.

"Makan dulu nanti kita ngobrol di ruang keluarga oke" ucap Erlangga yang di anguki oleh Revano.

Setelah selesai menikmati makanan mereka sekeluarga berkumpul di ruang keluarga.

"Jadi anak Ayah ini mau ngomong apa?" ucap Erlangga mengangkat Revano ke pangkuan nya.

"Ayah vano bosan di rumah terus, vano mau sekolah kaya Abang Rey dan Abang Willi" ucap Revano memainkan jari jari Erlangga.

"kamu lebih baik homeschooling "ucap Daniel tegas yang di angukin  oleh anggota keluarga yang lain.

"Kenapa sih vano cuman mau sekolah susah banget" ucap Revano kesal.

"Kita ngak mau kamu jadi berandalan lagi" ucap Xavier .

" jadi cuman itu? kalian takut Revano jadi berandalan dan malu maluin kalian gitu?" Tanya Revano sarkas.

"bisa ngak sih kalo di bilangin itu di dengarin, dan nurut kalo di kasih tahu di luar terlalu bahaya buat kamu " ucap William yang ikut ikutan.

"Diam kalian!! vano kali ini dengarin ayah, lebih baik sekarang vano homeschooling dulu, ayah ngak mau kamu kenapa Napa" ucap Erlangga lembut kepada Revano.

"Kalian ngak pernah ngertiin Revano kalian egois hiks jahat vano benci kalian vano lebih baik ikut bunda aja" ucap revano berlari ke kamar nya sambil menangis.

"REVANO" bentak Erlangga

Revano tak memedulikan bentakan sang ayah dan membanting pintu kamar nya.

Erlangga memijat keningnya

"Biar Rey yang nyusul vano ke kamar nya" ucap Reynald mengikuti Revano ke kamar nya.

.......

"Vano Abang masuk ya" ucap Reynald memasuki kamar Revano.

Sementara Revano hanya terdiam dan memunggungi Reynald di kamar nya.

"Vano Abang tahu mereka egois ngak seperti yang Vano harapin,tapi vano harus tahu kalau kita semua sayang banget sama vano" ucap Reynald lembut memberi pengertian.

Vano berbalik dan menatap Reynald
"tapi kenapa ayah dan yang lain ngak ijinin vano sekolah?"tanya Revano dengan sisa sisa air mata di pipinya.

"Vano tahu ayah bukan orang sembarangan? Dan tentu punya banyak musuh di luar sana kita nggak mau vano kenapa Napa gara gara musuh ayah" ucap Reynald

"Tapi kalian juga sekolah kan kenapa cuman vano yang beda sendiri"ucap Revano

"Karena kamu kesayangan kami, kami tidak akan pernah membiarkan mu terluka walau sedikit pun" ucap Reynald.

"Kenapa baru sekarang kalian peduli sama vano? kenapa nggak dari dulu kalian peduli?" tanya Revano  sambil menangis.

Reynald terdiam mendengar lontaran kalimat dari Revano.

"Udah lah sana Keluar vano mau tidur "ucap Revano mengusir Reynald.

Reynald tak mengindahkan usiran dari Revano dia malah berbaring di sebelah Revano.

"Mau denger cerita ngak?" Tanya Reynald.

Revano terdiam

"Dulu setelah kamu lahir ayah sangat terpukul atas kematian bunda karena itu ayah mulai gila kerja dan lupain keberadaan kamu yang masih membutuhkan kasih sayang, begitu pun dengan saudara saudara kamu, kami menaruh rasa benci yang tidak masuk akal kepada bayi mungil seperti mu dulu karena mengira kamu yang menyebabkan kematian bunda

" Hingga saat kamu mulai tumbuh remaja kamu mulai mengenal hal hal baru dan tingkah kamu selalu bikin naik darah, ayah sering mukul kamu pas tahu kamu balapan ataupun minum minum tapi setelah itu ayah akan menangis Menyesali perbuatannya Abang sering lihat ayah nangis sambil meluk foto bunda sambil ngucapin permintaan maaf dari situ Abang mulai benci kamu karena sering lihat ayah sedih dan itu karena kamu ayah nangis karena menyesal membuat kamu terluka.

ayah sudah kehilangan bunda dan dia nggak mau kehilangan kamu lagi begitu pun dengan Abang dan yang lain makanya kamu berbeda karena kamu istimewa kita semua sayang banget sama revano" ucap Reynald panjang lebar berusaha meyakinkan sang adik.

Revano menangis mendengar cerita tentang keluarga nya "vano minta maaf "ucap Revano.

"It,s okay besok minta maaf ke ayah dan Abang Abang yang lain  ya karena udah bikin mereka sedih dengar kata kata vano tadi " ucap Reynald yang di anguki oleh Revano.

"Sekarang tidur sini Abang peluk anak nakal "ucap Renald mencium pipi Revano.

Pada akhirnya Revano tertidur di pelukan Reynald

...........

Revano turun untuk sarapan tapi sepertinya tidak ada orang semuanya sudah berangkat untuk urusan masing masing.

Revano memandang sendu meja makan tak ada satu orangpun seperti biasanya.

"Apa vano keterlaluan ya "gumam Revano.

Revano memakan sarapannya tanpa bersuara rasanya hambar tak ada candaan terlontar dari keluarga nya.

"apa Revano pergi ke kantor ayah aja yah buat bawain bekal sekalian minta maaf" gumam Revano mendapatkan ide berlian.

Revano meminta sala satu pelayan untuk membuatkan makanan untuk ayahnya.

.......

Revano sudah berangkat ke kantor ayah nya "bibi ruangan ayah vano di mana yah" tanya Revano kepada resepsionis.

"Tuan muda vano, ruangan tuan berada di lantai paling atas anda bisa mengunakan lift itu tuan muda" ucap resepsionis itu ramah.

Revano berterima kasih kepada resepsionis itu.

Revano sudah berada di depan ruangan sang ayah "ayah vano data_"ucapan Revano terhenti karena melihat Ayahnya sedang berciuman dengan seorang wanita"

Sepertinya jalang bayaran

Vano menutup matanya dengan tangan mungilnya sangat menggemaskan

"vano ngak lihat kok" ucap Revano polos.

"Apa yang kau lakukan sekarang keluar"bentak Erlangga

Coba tebak siapa yang Erlangga bentak.

TBC

Sebenarnya gue ngak rela Revano gue yang polos dan unyu unyu harus ngeliat bapaknya ciuman sama jalang.

Cerita ini akan menuju endingnya.

Revano or Rivano(END) Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang