9

6.8K 525 1
                                    

Happy reading

Revano perlahan membuka matanya walaupun sedikit buram dia dapat melihat wajah ayahnya dan para abangnya memandang dirinya dengan tatapan khawatir.

" Vano gimana ada yang sakit nak?" Tanya Erlangga dengan tatapan khawatir.

Revano mengeleng tanda bahwa ia baik baik saja tapi tidak dengan hatinya.

Daniel maju ingin menggenggam tangan sang adik tapi Revano langsung menjauh kan tangan nya.

Hati Daniel rasanya sakit di tolak oleh adik kesayangannya.

Ngomong ngomong keadaan Daniel sudah membaik bahkan bisa di katakan sembuh.

William yang melihat gurat sedih Abang sulungnya langsung mengusap bahu Daniel dan itu membuat Daniel mendengus kesal.

Karena dia tahu pasti William ingin mengejek nya.

" rey, bawakan makanan dan obat untuk vano" ucap Erlangga.

Reynald membawa bubur dan obat Revano.

"nih yah, dari pagi vano belum sempat makan" ucap Reynald.

" Vano ngak suka bubur" ucap Revano dengan menutupi mulut yang membuat mereka terkekeh pelan.

"jadi adik Abang ini mau makan apa hm ?" Tanya William dengan nada sehalus mungkin.

Vano menaruh tangan nya di dagu sambil berpikir.

" vano ingin makan samyang " ucap Revano.

" Hey bocah kau baru sadar dari pingsan nggak usah Ngada Ngada" ucap Reynald.

Revano mencebitkan Mulutnya.

" yang lain sayang, kamu masih sakit" ucap Daniel yang tak di hiraukan oleh Revano, dia masih marah akan ucapan abangnya tadi.

Daniel menatap nanar wajah adiknya berusaha menghalau air matanya, hey dia tidak lemah walaupun dia anak sulung tetapi di bandingkan adik adiknya hati dia yang paling lembut.

Daniel keluar dari ruangan itu, sungguh dia menyesal mengatakan itu kepada adiknya dan berakhir dia di hindari oleh adiknya.

Sedangkan Xavier berjalan masuk ke ruang rawat adiknya, dia sangat kaget mendengar kabar bahwa Revano pingsan.

Dia membawa nasi goreng pesanan sang adik, sebelumya Revano meminta nasi goreng kepada ayahnya, Erlangga yang mengetahui bahwa Xavier akan datang langsung menitipkan pesanan sang anak bungsunya kepada Xavier.

"siapa yang ingin nasi goreng ?" Tanya Xavier Pura pura tidak tahu yang membuat vano kesal di buat nya.

" Abang mana nasi goreng nya vano lapar" ucap Revano galak.

Xavier menyerahkan nasi goreng itu kepada William " mau Abang suapin ?" Tanya William.

Revano hanya mengangguk

Setelah selesai makan dan minum obat Revano sedang berada di gendongan Xavier.

"Abang vano ngantuk" ucap Revano kepada Xavier.

"Yaudah cepat tutup matanya" ucap Xavier.

" Mau puk puk sama Dady" ucap Revano.

Xavier menyerahkan tubuh gempal Revano kepada sang ayah yang sedang mengerjakan pekerjaannya di meja ruangan itu.

Erlangga mengambil alih tubuh Revano dari Xavier lalu menepuk pantat Revano hingga Revano terlelap di alam mimpinya.

........

Daniel menatap hamparan rumput di depan nya, setelah keluar dari ruang rawat Revano dia memutuskan untuk menenangkan pikiran nya di taman rumah sakit.

Tiba tiba ada orang yang duduk di sebelahnya

Daniel menatap orang itu dan berencana akan bangkit dan pergi dari sana.

Orang itu yang melihat Daniel akan pergi langsung berkata "duduk lah nak tenangkan pikiran mu "ucap pria tersebut.

" Aku tidak tahu pasti apa yang menggangu pikiran mu, tapi aku melihat gurat penyesalan di raut wajah mu" ucap pria tersebut.

Daniel hanya diam dan tak bergeming sebab tebakan orang itu benar adanya.

" aku memiliki anak laki laki, dan aku telah membuat dia menyerah akan hidup dengan alasan kebencian ku yang tak berdasar, raut muka mu sama dengan ku di saat aku tahu bahwa yang aku sia siakan adalah sebagai dari jiwa ku, ya aku tahu aku egois karena meminta dia kembali setelah semua kesalahan ku padanya." Ucap pria tersebut.

"lalu di mana anak mu tuan?" Tanya Daniel penasaran.

Pria tersebut hanya tersenyum sendu mendengar pertanyaan dari anak muda di sebelah nya.

" Dia sedang berjuang, dengan alat alat yang memenuhi tubuh nya, dia koma" ucap pria tersebut sendu.

Daniel menatap pria tersebut dengan tatapan kasihan, kalau di pikir dia juga pernah berada pada posisi pria di samping nya di saat adiknya terbaring koma dengan alat alat penunjang di tubuh adiknya.

Mengingat itu Daniel meneteskan air matanya " boleh aku tahu siapa nama anakmu tuan?" Tanya Daniel.

" Rivano dia anak semata wayang ku"

DEG.

TBC

H

ay aku ucapkan selamat idul Fitri, anggap part ini sebagai THR dari aku.

Aku usahain buat nulis hari ini, agak susah sih tapi aku nggak mau nge gantung kalian terlalu lama.

part ini mungkin agak sedikit dan Amburadul banget

Kalo ada typo atau bahasa nya kurang Kane untuk di baca tandai aja biar nanti aku revisi.



Revano or Rivano(END) Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang