Derai embun pagi berjatuhan bersamaan dengan riuh nya burung berkicau..
Jalan kota terlihat padat orang berlalu lalang dengan berbagai tujuanRupanya keadaan jalan yang menggenang serta hawa dingin selepas hujan tadi malam tidak lah menyurutkan semangat orang-orang untuk memulai aktivitas rutin mereka..
Tak terkecuali Rafsan, ia terlihat lihai mengemudikan sepedanya melintasi licinnya jalan raya
Sebelah tangannya membenarkan letak kresek hitam yang membungkus kepalanya, guna terlindung dari gerimis..Pedal itu terus berputar cepat mengikuti arah tujuan sang pengemudi, hingga akhirnya tibalah Rafsan di depan pintu gerbang besar yang sial nya sudah tertutup.
Rafsan pun menghampiri bapak satpam yang berjaga dengan wajah panik
"Permisi pak, tolong ijinin saya masuk ya..saya siswa baru di sini dan ini hari pertama saya" ujar Rafsan seraya melipat kresek hitam nya asal
Satpam itu melongokkan kepalanya keluar jendela dan berucap
"Ini udah masuk jam belajar dek.."Rafsan kembali berucap kali ini dengan kedua tangannya yang bertaut
"Tolong pak bantu saya.."Karena tidak tega satpam itu pun mengalah
Rafsan tersenyum lega setelahnya ia pun kembali menuntun sepeda nya
Pagar besar itu perlahan terbuka menampakan megah nya gedung sekolah 'star hybe internasional high school' yang di dominasi oleh warna broken white dan jangan lupakan pilar-pilar yang menjulang tinggi itu menambah kesan mewah dan elegant dalam satu kali pandangan.
Rafsan benar-benar terkesima di buat nya, ia pun mulai melangkahkan kaki nya masuk kedalam
Perasaan haru mendadak melingkupi Rafsan ketika ia sudah menapaki lantai marmer itu, senyumnya secara otomatis mengembang ketika langkah kakinya melewati satu persatu ruang kelas dengan gema suara kegiatan mengajar yang saling beradu..
Sungguh! Mendapat kesempatan bersekolah di sini sama hal nya dengan mimpi buta .
Namun senyum yang sedari tadi pemuda itu perlihatkan luntur seketika, tergantikan dengan gurat kesedihan ketika tungkai nya sampai di sebuah ruangan bertuliskan [10 MIPA 2]
Gelisah mulai hadir menelusup
Menyadari perubahan sikapnya, Rafsan hanya mampu menghembuskan nafas nya dengan berat.
Setelahnya ia pun mengetuk pintu bercat coklat itu dan membukanya perlahan "permisi Bu.." ujar Rafsan sopan
Mendengar itu ibu guru pun menghentikan kegiatan mengajar nya sejenak dan bergegas menghampiri Rafsan
"Kamu pasti anak baru itu ya? Silahkan masuk nak" ucap sang guru
Kelas yang semula hening mulai menampakan ramai nya ketika Rafsan memasuki kelas.
Sial! Rafsan benci di hadapkan dengan situasi seperti ini, tangannya mengepal kuat berusaha meredam semuanya"Baik anak-anak..sekarang kalian kedatangan teman baru, buatlah teman baru kalian nyaman Ok? Perkenalkan dirimu"
Rafsan menarik nafasnya dalam gugup, sebentar lagi hal yang paling dibencinya harus segera ia lakukan
'Tolong maafin rafsan'
Setelah keberaniannya terkumpul,
Ia mulai menciptakan lengkungan tipis di bibirnya "halo semua namaku Josenanda pratama kalian bisa memanggil ku Tama..salam kenal semua"Ia tak percaya ia melakukannya lagi
Pemuda itu menunduk dalam
Riuhnya desas-desus para siswa siswi menjadi pengiring dari jatuhnya setetes air mata dari pelupuk matanya
Ia benci dengan ini semua
Ia benci ketika rasa bersalah ini kembali hinggapRafsan hanya ingin orang-orang memanggil nya dengan nama asli nya
'Rafsan Geo Alvarez'
bukan
'Josenanda pratama'
.
.
.
.
.
.Haloo
Semoga suka ><
Cerita ini murni dari pemikiran dan khayalan author sendiri jadi kalo ada kesamaan atau kemiripan dalam cerita itu hanya kebetulan semata
Terimakasih.Start : 06-07-2023
End : ?Next?
Or
Unpub?
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Randomketika lika liku hidup tak kunjung menemukan terang dan ketika duka terus memberikan kabar sendunya Rafsan akan tetap teguh karena rindu yang hadir menggebu "Abang..ini Rafsan adeknya Abang" "omong kosong! lu bukan adek gue! dan asal lo tau ADEK GUE...