Inilah awal dimana diriku bertemu dengan mu.
"Soal yang ini sedikit susah nanti akan ku pelajari" Gumam ku.
Cahaya mentari mulai menerangi ruang kelas yang sepi.
Di dalam kelas ini hanya ada aku dan Rani.
(Btw (name) ini duduknya di sebelah rani, jadi mereka kek satu meja gitu)
Aku terlalu fokus membaca sampai tak sadar bahwa sedari tadi rani memperhatikan ku.
Rani pun mulai merekam ku yang sedang membaca.
Lama-kelamaan aku pun mulai menyadarinya.
Aku pun menoleh kepada rani.
"R-rani kamu ngapain?" Tanya ku dengan gugup.
"Aku lagi ngerekam (name) yang lagi baca buku" Ucap Rani.
"Kenapa? Kan aku cuman baca buku?" Tanya ku.
"Abisnya (name) baca nya serius banget. Kan kalau aku post views nya lumayan" Ucap rani.
Aku pun menghela nafas.
Kelakuan seperti ini sudah biasa terjadi di kelas ini.
Pandangan mata ku teralih kan oleh sebuah tas yang berada di depan meja ku dan Rani.
(Anggep aja meja (name) ama Rani itu ada di belakangnya meja budi ama boby)
Tas milik siapa itu?
Boby kan selama ini duduk sendiri.
Muncul rasa penasaran di benak ku, aku pun mulai bertanya kepada Rani.
"Rani, itu tas milik siapa?" Tanya ku sambil menunjuk tas yang aku maksud.
"Oh itu, aku juga gak tau sih. Tapi katanya ada murid baru gitu di kelas kita" Jawab Rani.
Murid baru ya? Jarang-jarang ada murid baru, Kira-kira cewek apa cowok ya?
Sudahlah, kenapa aku malah mikirin hal kayak gitu, mending aku belajar lagi, daripada aku di marahi lagi sama mama.
"Eh (name) bentar ya, aku mau bikin vlog dulu" Ucap Rani.
"Iya ran" Jawab ku.
Rani mulai berjalan menuju depan papan tulis, Tiba-tiba ia melihat ke arah pintu kelas.
"Eh kalian berdua depan pintu, coba sini bentar deh" Teriak Rani.
"Eh rani" Kaget boby
Oh ternyata boby aku pikir siapa.
Eh tapi itu siapa?
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang duduk di kursi depan meja ku dan rani.
Kayaknya itu si murid baru itu.
"Yeh dia malah langsung ke kursi" Ucap rani di sertai dengan helaan nafas.
"Gua juga langsung ke kursi yak ran, ngantuk bat soalnya abis makan 2 porsi mie goreng hehe" Ucap boby.
DDUAK!
Suara berisik itu ternyata berasal dari rani yang menggebrak meja.
"Yo watsap gais! Hari ini gw mau kenalan sama anak baru di kelas ini!" Ucap rani antusias.
Aku pun sweatdrop melihat kelakuan rani.
"Haiii nama gua boby!" Ucap Boby antusias.
"Ish, bukan elu goblok, tapi si tampan iniiiiiiii" Ucap rani, sedikit ngegas?.
"Jahat" Ucap boby cemberut.
"Namanya Siapaaa?" Tanya rani antusias.
"Budi" Jawab anak lelaki itu singkat.
Terpancar wajah sedikit malas di wajahnya.
Ternyata namanya budi ya.
"Ih cool-cool gitu orangnyah hahaha, okey gais sampai di sini aja dulu yaa videoku kali inii. Jangan lupa like, comment, dan subscribe channel Everyday of Rani. Bubyeee!" Rani pun mulai mematikan rekamannya.
"Lah ganti nama channel? Bukannya dulu Rani Fans?" Tanya Boby.
"Iyaa, terpaksa ganti karena gak beda jauh namanya sama RailFans, banyak bocahan kereta nyasar di channel gua terus komplain" Jelas Rani.
"Bocahan goblog pada nanya MANA KERETANYA? Hahahhaha" Ucap rani.
"Kebiasaan gak baca jir" Ucap Boby.
"......." Tiba-tiba tidak terdengar suara dari seorang lelaki yang bernama budi itu.
"Heh, tidur mulu, kenalan dulu dong! Gua rani, ketua kelas di kelas ini!" Jelas rani.
"Kalau dia namanya (name)" Ucap rani sambil menunjuk ku.
Boby dan Budi pun mulai memandangi ku.
Aku yang tersadar akan hal itu pun tiba-tiba menjadi gagap, ya karena aku gak suka di lihat banyak orang.
"H-hai, salam kenal, nama ku (name)" Kata ku.
"Kek yang tadi gw sebutin, budi" Ucap budi singkat.
"Gimana hari pertamanya? Udah dipalak OSIS belom? Hahahah" Tanya Rani.
"Kok lu bisa tau?" Kaget budi.
"Waiya gua lupa mau jelasin itu bud, jadi gini...." Perkataan Boby terpotong oleh Rani.
"Eits, itu tugas gua sebagai ketua kelas bob!" Kata Rani.
"Iyaudah iya" Boby pun hanya pasrah.
"Hahahah. jadi gini ceritanya bud......"
Ternyata namanya budi, aku harap kita bisa menjadi teman baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘 | 𝐓𝐁𝐌 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
RomanceHanya kisah seorang gadis yang ingin mengubah takdirnya. Usahanya selalu tidak di hargai oleh ibunya sendiri. Maka dari itu, dia tidak ingin berada di titik yang sama terus menerus, ia ingin bahagia, ia ingin mengubah takdirnya menjadi lebih baik...