📍 Mature for Language Content 📍
PDF Ready!
Sakura masih betah tinggal di Paris karena ia senang mendapat teman juga pengalaman baru. Pada akhirnya ia juga harus pulang karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Belum lagi undangan dar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah besar yang dimasukinya itu akan selalu menjadi rumah ternyaman yang ia miliki. Sakura tidak peduli apartemennya yang terisi barang mewah. Baginya rumah kedua orangtuanya lah yang menjadi tempatnya pulang.
Terkadang Sakura berada diapartemen namun hanya untuk endorse dan keperluan pekerjaannya yang lain. Mengingat waktu yang diberikan oleh ayahnya tinggal satu minggu, ia putuskan untuk pulang.
Kedepannya ia akan sibuk sebagai bos baru dan Sakura harus penuh persiapan. Ia akan membuat satu minggu terakhirnya menjadi satu minggu terindah yang pernah ada didalam hidupnya.
Ia membawa kopernya masuk, menolak salah satu asisten rumah tangga yang ingin membawakannya. Sakura memang mandiri sejak dirinya kuliah. Terkadang karena begitu menuruti perintah ayahnya, para ajudannya sering memaksa untuk membawakan barang-barang. Dan disaat itu Sakura hanya pasrah.
Daripada mereka dipecat karena dirinya. Lebih baik Sakura yang mengalah.
" Mama, i'm coming " Suaranya yang nyaring terdengar seantero rumah mewahnya. Suara ketukan heels yang bertabrakan dengan lantai tampak menggema.
Mebuki terlihat setengah berlari menghampiri anaknya yang sudah pulang. Ia dengan pakaian santainya memeluk Sakura erat berkali-kali sambil menciumi kedua pipinya.
Ia sedang menyelesaikan jahitannya. Ya~ Ibunya memang hobi menjahit. Wanita itu lulusan Tata Busana di Universitas bergengsi di Jepang.
" Ya Tuhan, putriku yang cantik akhirnya kembali " Sakura sudah terbiasa dengan panggilan manjanya. Wanita cantik itu tersenyum sambil mengangsurkan oleh-oleh yang dibawanya.
" Bagaimana liburanmu? Sudah puas senang-senangnya? " Tanyanya sambil menerima buah tangan anaknya.
Mebuki membawanya masuk , keduanya duduk diruang keluarga dengan beberapa paperbag yang dibawa Sakura. Suaminya bilang Sakura sedang belanja untuk keperluannya nanti malam.
" Hm~ Tapi aku lebih merindukan kalian "
Salah seorang asisten rumah tangga masuk dan membawakan minuman untuk Sakura. Wanita cantik itu berterimakasih sambil meminum segelas jus mangga yang ada dihadapannya.
Mebuki menatap anaknya yang terlihat kelelahan. Perjalanan yang ditempuhnya pasti membuatnya setres. Sakura pulang terlalu mepet dengan jadwal pengangkatannya sebagai bos baru diperusahaan. Anaknya pasti belum banyak persiapan.
" Sebenarnya nanti malam ada acara apa di kediaman Paman Fugaku Mam? " Tanyanya.
Mebuki menaikkan sebelah alisnya. Suaminya pasti belum memberitahu maksud dan tujuan makan malam mereka malam ini. Sampai kapan mau disembunyikan dari anaknya?
" Papamu tidak memberitahu apapun? "Sakura menggelengkan kepalanya dan Mebuki menghela nafas.
" Kakekmu dan Kakek Madara menuliskan surat wasiat kalau kamu dan si bungsu Uchiha harus menikah " Sakura hampir menyemburkan minumannya.
