📍 Mature for Language Content 📍
PDF Ready!
Sakura masih betah tinggal di Paris karena ia senang mendapat teman juga pengalaman baru. Pada akhirnya ia juga harus pulang karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Belum lagi undangan dar...
Rencana berubah total. Sakura yang awalnya hendak menemui Sean saat makan siangpun harus menghela nafas begitu Sasuke memaksanya untuk mendatangi kantor Sean.
Untung Sean sabar dan merupakan sahabat terbaiknya. Pada akhirnya Sakura hanya bisa pasrah begitu mereka memasuki gedung kantor milik Sean.
Dengan suara sangat halus Sakura menelfonnya dan meminta Sean meluangkan waktu untuk mereka berdua. Kalau sudah seperti ini Sakura harus segera mengambil keputusan.
Ia tidak mau Sean terseret kedalam masalahnya. Perusahaan Sean masih menengah, berbeda dengan Uchiha yang sudah berada diurutan pertama. Kesenjangannya sangat terlihat. Salah sedikit ia tidak mau semuanya runyam.
Sasuke melihat Sakura yang sangat tenang dan sama sekali tidak ingin terlibat pembicaraan dengannya. Sebenarnya Sasuke merasakan perasaan tertekan juga. Ia bahkan menjilat ludahnya sendiri hanya jarak beberapa hari.
Awalnya ia masa bodo, namun setelah pertunangan ia berubah pikiran. Kata-kata kakaknya terus terngiang dikepalanya sebelum keduanya turun kepanggung.
Kalau sudah dapat ya genggam, jangan sampai lepas dan menyesal setelah kehilangan.
Sasuke sangat paham dengan apa yang dimaksud. Seperti Shikamaru saja, pria itu tidak ingin dirinya melepaskan Sakura walaupun awalnya hanya terpaksa menikahinya.
Naruto pun demikian. Pria itu bilang banyak sekali pria yang menginginkan Sakura menjadi miliknya lewat doa. Ucapan-ucapan mereka sedikitnya berpengaruh pada hatinya. Ia mulai goyah, dan menatap wanita yang sedari tadi menghela nafas.
Mereka sampai dilantai tempat Sean bekerja. Tidak ada sekertarisnya, Sasuke putuskan untuk mengetuk pintu ruangannya.
Suaranya terdengar bar-bar, Sakura semakin tidak enak hati karena Sasuke terlalu arogan. Pria itu bahkan menggenggam tangannya erat sampai pintu terbuka lebar.
Sean berdiri dengan setelan kemeja lengkap dengan jasnya. Tidak jauh berbeda dengan calon suaminya yang memakai pakaian serupa. Mungkin yang membedakan adalah merknya.
Sakura memakai dress dengan cardigan rajut. Ia menggerai rambutnya dan mempercantik penampilannya dengan kalung yang dihadiahi oleh Sasuke.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean mempersilahkan mereka masuk. Pria itu agak lama membukanya karena membuatkan tiga cangkir kopi. Keduanya duduk bersebelahan dengan Sean yang duduk disingle sofa sambil menatap keduanya.
Ini pertama kalinya ia berhadapan dengan Uchiha Sasuke. Aura dominannya begitu kuat. Ia masih tidak percaya sahabatnya ini melakukan pertunangan secara diam-diam. Padahal...
Sudahlah, ia harus segera menepis dan membuang perasaannya jauh-jauh. Ia juga harus fokus dengan perusahaan keluarganya ini. Sakura sudah berada ditangan orang yang tepat. Seharusnya ia tidak perlu khawatir lagi.
