8; Penghuni Asli

46 9 1
                                    

"Meryl!" Suara Vash dan Gilda menggema. Mereka berbelok kemudian. "Roberto!"

"Tidak ada gunanya. Mereka sudah dicerna habis," kata pria yang membawa salib.

"Ada banyak tulang dijalan yang kita lalui tadi. Itu artinya tidak bisa dicerna habis," balas Vash. "Kita bahkan tidak menemukan tulang mereka."

"Jadi?" tanya pria itu.

"Tetap cari meski yang di temukan adalah tulang mereka. Lalu kuburkan sebagai tanda terima kasih boleh menumpang," jawab Gilda.

Vash speechless mendengar ucapan Gilda. "Bukan begitu. Artinya masih terlalu cepat untuk menyerah."

"Lalu?" Vash menoleh. "Sampai kapan kamu mau mengelilingi tempat yang sama? Kalau begini, sampai kita tua pun tidak dapat menemukan mereka."

Mereka berhenti. Vash menyoroti belakangnya. "Eng..."

"Mungkin bukan mereka yang tersesat melainkan kita."

"Duh, jangan mengatakan hal yang menakutkan seperti itu! Lebih baik kemana lagi ya, Gilda?" Ketika hendak menoleh ke sampingnya, wanita itu juga menghilang.

"Adikmu menghilang juga."

Tiba-tiba datang gelombang angin bercampur pasir mendorong mereka keluar bertepatan Worms besar itu muncul ke permukaan. Mereka berdua terlempar keluar.

"Ternyata itu lubang hidung."

"Hei, kalian baik-baik saja?" tanya seseorang di kejauhan.

"Itu bersin Worms," beritahu suara lainnya.

"Baru kali ini aku lihat bersin Worms yang begitu mengenaskan."

Vash dan pria itu bangkit berdiri.

"Cepat kabur! Dibelakang kalian..."

Ketika berbalik, di dapatinya Worms yang baru saja mengeluarkan mereka datang ke arahnya.

"Awas."

"Cepat."

"Hei, kamu! Kamu mau mengorbankan nyawamu demi mereka?!"

Vash menyingkirkan tangan pria itu dari pundaknya sampai terjatuh. "Putriku masih ada di dalam sana."

"Putri?" Heran pria itu sejenak. "Aku tidak jamin kali ini kamu bisa keluar hidup-hidup!" peringatnya.

"Kamu pergi saja," ucap Vash datar.

Orang-orang di kejauhan menyoraki mereka.

"Sembrono sekali!"

"Hati-hati!"

"Cepat pergi!"

"Cepat..."

"Dasar bodoh!" geram pria itu.

Pandangan Vash mantap ke depan. Worms itu mendekat, mulutnya terbuka lebar melahap pasir di depannya juga kedua orang itu. Vash dan pria yang membawa salib kembali masuk.

Begitu bangun, Vash mendapati anak kecil yang pertama kali menghilang berada di atas bukit organ. "Kamu?"

Anak kecil itu turun dan berlari menghampiri Vash. Kemudian memeluk Vash. "Tidak apa-apa," kata Vash.

"Kamu terlalu ceroboh." Vash melirik begitu merasakan hentakan sesuatu di belakangnya. "Padahal kamu baru mengenalku hari ini, tapi malah membelakangiku beberapa kali."

"Tapi, kamu tidak pernah menodongkan pistolmu padaku," balas Vash.

Terdengar dengungan. Anak itu melompat menjauh dari Vash.

Became His Daughter [Trigun Stampede]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang