0; Dia

155 22 2
                                    

Vash terbangun setelah sekian jam ia tak sadarkan diri. Dia mulai bangun dari posisi tidurnya dan mengenali sekelilingnya. "Aku kembali kesini."

Setelah mengumpulkan kesadaran, Vash terkejut mendapati tangannya yang buntung dan terperban. Raut mukanya menjadi muram begitu mengingat hal terakhir sebelum ia pingsan. "Nai..."

Perhatiannya segera teralih begitu terdengar keramaian dari luar kamarnya. Suara panik dan langkah kaki ramai. Vash bergegas menyusul keluar.

Menuju tempat dimana para Plant disimpan. Ia juga mendengar tangis mereka yang sejak tadi perlahan memelan.

Begitu sampai ia maju ke depan dan menemukan wanita yang memiliki potongan rambut pendek diantara lainnya—Luida. "Luida, apa yang sedang terjadi?"

Luida menoleh, "Vash, sepertinya ada spesies yang sama denganmu. Lihatlah."

Seseorang yang memiliki perawakan anak kecil memunggungi mereka semua. Ia menyentuh salah satu tabung yang berisi Plant dan menyentuh dinding tabung. Plant yang ada di dalamnya melakukan hal yang sama.

Corak garis dan titik putih yang familiar  muncul dan bercahaya di tubuhnya. Kemudian punggungnya itu memunculkan sulur-sulur yang mulai menjalar. Mendekati setiap tabung plant berwarna merah.

Menusuk dinding kaca hingga cairan di dalamnya keluar, yang mana membuat orang-orang panik dan segera mengangkat pistol. Vash lantas maju ke depan merentangkan tangannya, menghalangi. "Tunggu dulu! Jangan tembak dia!"

Bradd berteriak, "Menyingkir Vash! Kamu tahu sendiri bukan apa artinya jika plant berwarna merah? Dia harus disingkirkan sebelum semuanya mati!"

"Jangan, dia tidak akan melakukannya!" elak Vash.

Bradd berteriak lagi. "Minggir Vash!"

Luida maju, mencoba menurunkan pistol Bradd. "Tunggu dulu Bradd," wanita itu menoleh pada Vash. "Vash, darimana kamu tahu?"

"Aku dapat merasakannya!" jawab Vash sungguh-sungguh.

"Hah?" kata Bradd.

Seluruh pandangan orang yang mengangkat pistol tertuju pada Vash dengan tatapan berkerut meminta penjelasan.

"Aku tidak mendengar lagi tangisan mereka. Dia menyembuhkan mereka."

Luida terlihat berpikir, ia memandang ke depan kemudian. Sekarang tidak ada satupun tabung Plant yang berwarna merah. Para Plant yang tabungnya rusak kini dengan tenang memperhatikan mereka.

"Mirip denganmu. Kamu kenal dia?" tanya Luida.

"Aku tidak tahu dia siapa. Tapi," Vash menoleh ke belakang. Memandangi punggung dan rambut panjang yang berwarna serupa dengan miliknya. "Ada sesuatu yang menghubungkan kami."

Hanya berkata begitu sebagian terlihat mempercayainya. Termasuk Bradd, tetapi pistolnya tidak kunjung turun.

Tiba-tiba Vash ditarik mundur oleh akar yang sama. Sementara ada akar lainnya di atas mengarah pada mereka dan menumbuhkan daun-daun tajam. Terlihat mengkilap karena memantulkan cahaya.

Vash terkejut mendapati dirinya sudah berdiri disampingnya. Ia melirik ke sampingnya, pandangan mereka saling bertemu. Bola mata milik Vash bertemu serupa miliknya.

"Vash!"

Mendengar teriakan itu, Vash menoleh kembali ke depan. Mendapati banyak wajah yang mengkhawatirkannya. Begitu sadar dengan situasi yang terjadi, ia panik lagi.

"Jangan Lukai mereka!"

Mata itu balik menatapnya. "Kamu bodoh? Mereka hendak menyerangmu tadi."

"Mereka tidak akan melakukannya."

"Karena apa?"

"Karena mereka keluarga kita."

Sebelah alisnya terangkat, "Keluarga?" Dia memandang ke depan sejenak. "Mereka memang terlihat sama." Kemudian memandang Vash lagi, "tapi tetap saja dalamnya berbeda."

Ketika banyak sulur mendekat ke orang-orang, lagi-lagi terdengar teriakan yang menghentikan aksi.

"Tu-tunggu sebentar!"

Anak kecil itu menatap malas Luida. "Kenapa lagi? Bangsa kalian suka tarik-ulur, ya?"

Luida menatap tajam Bradd. "Cepat turunkan!" katanya. Seperti telah disepakati sebelumnya.

Bradd menuruti. Sekalian memberi tanda pada yang lainnya untuk menurunkan pistol masing-masing.

Luida melangkah lebih maju. "Hei, bisa kita bicara sebentar? Pertama-tama, bisa beritahu asalmu dan bagaimana caramu masuk kesini?"

Anak kecil itu menjawab, "aku bermutasi dari potong tangannya." Dia menoleh pada Vash, "jadi kamu indukku?"

"He!!! Bagaimana bisa?!" Vash meloncat mundur.

Anak kecil itu mengangkat kedua tangannya. Tangan kirinya lebih kecil dibandingkan tangan kanannya. "Ini dari sana 'kan?" tunjuknya pada perban yang melilit bahu Vash.

"Ini memang tangan Vash." Luida menyetujui pernyataannya begitu membandingkannya.

Anak kecil itu lekas mundur begitu mendapati Luida berada dekat dengan wajahnya. Sulur-sulur berpindah, berpusat di depan wajah Luida.

"Hoi bocah!" Bradd kembali mengangkat pistolnya.

Sementara Luida tertawa kering menyingkirkan ketegangan yang menimpanya. "Tidak apa-apa, aku tidak akan menyakitimu."

"Bagaimana aku bisa percaya, sementara temanmu mengangkat senjatanya lagi?"

Luida lantas menoleh. "Bradd, turunkan pistolmu."

Bradd dalam posisi siapnya melirik Luida. "Kita tetap harus berhati-hati. Ada kemungkinan dia akan mencelakaimu."

"Dia tidak akan menyerang jika kamu tidak siaga seperti itu." Bantah Luida, dia mulai frustrasi menghadapi pria itu.

Sementara Vash berjalan mendekat anak kecil yang mirip dengannya selain model rambut. Dia tersenyum meyakinkan. "Bradd memang selalu begitu di awal, tapi dia orang yang baik kok."

"Hoi," tegur orang yang terkait.

Mengabaikannya, Vash lanjut bicara. "Luida dan yang lainnya juga sama. Mereka semua adalah keluarga. Termasuk semua plant disini juga.

Namaku Vash, bagaimana denganmu? Kamu punya nama?"

Anak kecil itu kini terfokus pada Vash. Sulur miliknya mulai mengecil. "Aku dapat nama dari mereka sebagai hadiah. Namaku Gilda."

Vash membalas dengan senang. "Kalau begitu kamu bagian dari keluarga sekarang." Ia menoleh pada Luida yang sedang bercekcok dengan Bradd. "Benarkan, Luida?"

Sebelum Luida menjawab, Bradd menyelanya. "Aku memperbolehkannya kalau dia masuk ke dalam tabung juga."

Segera Vash berada di depannya bermaksud melindungi. Begitu pula dengan Luida yang langsung menegur. "Bradd, dia baru saja menyelamatkan semua Plant. Bayangkan jika dia tidak ada saat ini sekarang?"

Bradd menghela nafas berat seakan tidak rela sambil menggaruk tenguknya. "Iya, iya. bertambah satu bocah lagi di pesawat," dumalnya.

Vash berbalik dengan wajah sumringahnya. "Berarti kamu... "

"Gilda the Stampede."

Angin gurun di pagi hari menerpanya dari belakang. Ia kini sedang duduk di atas salah satu bangunan di Noman's Land. Memperhatikan induknya dari jauh yang sedang digantung terbalik oleh orang-orang Geng Bad Land.

"Untung saja aku tidak ikut dengannya tadi." Dia diam sesaat, tetap memandang sekumpulan orang dengan cahaya yang nyentrik itu mulai meninggalkan induknya. Bibirnya membentuk senyum tipis.

"Akan kuturunkan dia saat malam nanti."








Bersambung...

Became His Daughter [Trigun Stampede]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang