7. Lamaran

9 10 0
                                    

Tidak berselang lama. Dua minggu dari telefon tadi. Azza memberanikan dirinya membawa kedua orang tua nya menuju rumah Mita.

Dengan berbekal keberanian yang cukup besar. Azza mengetuk tiga kali pintu rumah Mita.

Tok tok tok

Pintu di bukakkan oleh seseorang yang berpakaian tertutup. Dari atas kepala hingga bawah kaki. Wanita itu hanya menyisakan kelopak matanya yang setengah tertutup oleh cadar hitam mengkilap yang terlihat bercahaya di matanya.

Sudah Azza ketahui jika itu adalah sang ibunda dari Mita. Untung saja, Azza pernah mencoba mendatangi rumah Mita seorang diri. Dan mengobrol dengan ibunda nya, Maryam.

Jadi, rasa deg degan dan canggung itu sudah tidak ada. Karena Azza sudah pernah berbicara bahkan bercerita dengan ibunda Mita.

"Assalamualaikum, ibunda" Azza menyapa menyebutkan salam ketika pertama kali pintu terbuka dan menampilkan sang ibunda Mita.

"Waalaikumsalam" Maryam menjawab, dan menerima uluran tangan Azza dan tangan nya azza cium.

Maryam tersenyum, ketika melihat sosok pemuda yang ia tahu tengah ta'aruf dengan anak nya kini membawa kedua orang tuanya. Tanpa berbasa basi lagi, Maryam menyuruh mereka masuk kedalam rumah.

Sudah ada, Sang Ayah yang terlihat gagah oleh peci dan sang kakak yang sama sama tertutup dengan cadar di ruang tamu. Bahkan, kini sudah ada Mita yang terlihat begitu cantik di mata Azza

"Assalamualaikum, Pa. Kak" sapa azza saat pertama kali melihat Ayah dan kakak nya. Azza mencium tangan Ayah Mita, dan hanya menangkupkan kedua tangan nya ketika akan bersalaman dengan kakak nya, Siti Nurhaliza.

Singkat cerita, azza terlah berhasil melamar Mita Al  Hasanah saat itu. Dan rencana pernikahan mereka akan di adakan ketika mereka berdua selesai sidang dan selesai urusan perkuliahan mereka.

AZZAMITA | short story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang