Saat ini anggota inti geng Lion King sedang berada di alun-alun kota untuk malmingan.
"Weh, sholat isya yok. Gue tadi belum sholat isya soalnya" Ujar Kendra kepada mereka semua. Tenang saja mereka semua islam kok.
"Ken, yang sopan jika sama yang lebih tua" Tegur Alvaro dengan nada yang terkesan dingin dan datar. Mereka yang mendengar nada bicaranya Alvaro langsung menegang.
"Iya bang, maaf tadi keceplosan"
"Yaudah, ayo katanya sholat Isya" Ujar Rangga, yang mencoba mencairkan situasi.
"Baiklah" Jawab mereka semua yang tentu saja kecuali varo dan Kendra.
Mereka pergi ke masjid Al Imtijaz yang berada di dekat lapangan alun-alun kota bandung.
(Gue ga tau ini bener atau nggak, soalnya gue bukan orang bandung)
Mereka pun pergi ketempat wudhu dan sebelum wudhu Kendra bertanya.
"Bang, kalian bawa baju ganti? " Tanya Kendra kepada mereka semua.
"Kalo gue sih bawa, ada di dalam jok" Sahut Varo.
"Gue juga"-Gavin
"Gue juga"-Farel
"Gue juga "-Zidan
" Gue juga"-Erlan
"Gue juga" -Rangga
"Gue juga"-Calvin
"Emang lo ga bawa?" Tanya Calvin.
"Enggak, tadi niatnya mau beli tapi lupa" Balas Kendra.
"Ya udah, pinjem punya gue aja lagi pula gue bawa double"
"Thanks Vin"
"Hm"
Setelahnya mereka pun wudhu secara bersamaan karena tempat wudhu di sana banyak. (Inget gue bukan orang bandung jadi ga pernah kesana)
Setelah wudhu mereka mengambil baju mereka dan berganti baju di tempat wudhu tadi. Selesai ganti mereka kedalam masjid dan langsung sholat, karena sekarang sudah pukul 20.34 jadi tidak banyak orang yang sholat.
Selesai sholat mereka mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang tadi.
Selesai berganti pakaian mereka langsung ke tempat parkiran motor mereka tadi.
"Kemana nih kita? " Tanya Zidan kepada mereka.
"Keliling kota aja, sekalian cari makanan" Usul Calvin, akhirnya mereka semua menyetujui ucapan Calvin tadi jadi mereka mengelilingi kota.
Saat di perjalanan Kendra melihat ada yang menjual martabak, jadi dia berteriak untuk memanggil yang lain.
"BANG GUE BELI MARTABAK! " Karena teriakan Kendra tadi banyak orang-orang yang melihat kepada Kendra, Kendra yang menyadari itu hanya cengengesan dan sedangkan yang lainnya menahan malu.
"Dek" Panggil Galvin kepada Kendra.
"Apa bang? "
"Jadi nggak beli martabaknya? " Tanya Galvin karena Kendra hanya menongkrong di atas motornya.
"Ya jadi lah hehehe" Ucap Kendra dengan di akhiri kekehan kecil.
"Tapi kenapa lo nggak turun? " Tanya Calvin.
"Bangg.....beliin heumm" Ucap Kendra dengan puppy eyes-nya yang membuat beberapa orang di sana memekik lucu termasuk Calvin dkk.
"Baiklah, gue dan Rangga beli martabak sedangkan yang lainnya di sini" Ujar Farel.
"Oke bang" Jawab mereka serempak.
"Ken" Panggil Calvin.
"Apa? "
"Nanti lo pulang kemana? "
"Tentu saja m-"
"Jangan mansion bajingan itu" Potong Zidan dengan cepat. Mereka semua sudah mengetahui masalah antara Kendra dan keluarganya.
"Tapi mereka keluarga gue bang"
"Dek, lo fikir aja. Emang ada orang tua yang tega nyakiti anak kandungnya hanya demi anak pungut? Emang ada abang yang tega nyakiti adek bungsu mereka? Enggak dek. Nggak bakal ada yang tega, bahkan kita yang bukan abang kandung adek aja nggak tega nyakitin adek" Ucap Gavin karena telah emosi dengan pemikiran anak di depannya yang sudah dia anggap sebagai adik kandungnya.
"Bang, udah bang, jangan kebawa emosi" Alvaro mencoba menenangkan Calvin, karena jika sudah seperti ini bisa saja Galvin menghancurkan benda-benda yang di sekitarnya.
Sedangkan Calvin dia sedang menenangkan Kendra yang hanya memandang kosong jalanan.
"Udh Ken jangan di masukin ke hati, itu tadi bang Galvin hanya emosi jadi dia nggak sengaja mengucapkan itu"
"Tapi....... "
"Udah" Calvin langsung memeluk tubuh mungil sahabatnya itu yang sudah dia anggap sebagain adik kandungnya.
"Nih martabak lo" Ucap Rangga seraya memberikan martabak kepada Kendra.
"Btw ada apa nih, kok lo di peluk sama si Calvin, atau jangan-jangan lo....."
Tak..
"Aww" Pekik Rangga ketika merasakan sakit di dahinya.
"Jangan berfikir aneh-aneh" Ucap Zidan setelah menjitak dahinya Rangga.
****
TBCLanjut
↓
↓
↓
↓
KAMU SEDANG MEMBACA
KENDRA
RandomIni hanya menceritakan tentang kehidupan seorang anak laki-laki yang bernama KENDRA ALVAREZ RAVIER JENDRA, dia hanya menginginkan kasih sayang dari Daddy nya dan ke-lima abangnya. Bahkan dia tidak tau apa arti rumah sebenarnya, karena menurutnya rum...