05. ||KENDRA||

419 34 7
                                    

Saat ini Kendra sedang berada di tempat yang sempit, gelap, berdebu, kotor dan banyak serangga. Yap tempat itu adalah gudang. Tempat yang sudah menjadi saksi bisu kehidupan Kendra dari kecil.

Kendra tidak tahu bagaimana dia bisa di sini, karena pertama kali membuka kedua kelopak matanya dia sudah ada di tempat ini.

"DADDY KELUARIN KEN, KEN TAKUT GELAP, DADDY hiks hiks ABANG KEN TAKUT TOLONG UHUK UHUK....hiks" Teriak Ken dengan sekuat tenaga. Sebenarnya psikis Kendra sudah terguncang dan juga Kendra memiliki Fobia dengan tempat yang gelap atau sering di sebut dengan Nyctophobia.

Nyctophobia adalah gangguan psikologis di mana seseorang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap kegelapan. (Gue carinya di google).

****

Sedangkan di ruang keluarga terdapat lima laki-laki dan satu pria sedang tertawa karena tingkah laku seorang perempuan.

"Ihhh, Abang dan Daddy kok ngetawain Cici sih" Ucap seorang perempuan yang di ketahui bernama Lucy, dia sedang memajukan beberapa centi bibirnya.

"Hey sayang haha, jangan begitu" Ucap seorang pria yang bernama Reno.

"Kenapa?  Pasti Cici jelek ya? " Tanya Lucy dengan mata yang berkaca-kaca dan nada yang di buat-buat imut.

"Bukan begitu sayang, tapi karena kamu sangat imut" Ujar Gland abang ketiganya.

"Dan kita tidak suka jika yang menatap Cici" Lanjut Samudera.

"Ihhhh, abang bisa aja deh" Sahut cici dengan pipi yang memerah.

"Hahahaha" Mereka tertawa bahagia tanpa memikirkan bagaimana kondisi seorang anak laki-laki yang mereka kurung di gudang.

Tiba-tiba Lucy memiliki sebuah ide yang sangat berguna untuk kehidupannya di keluarga Jendra.

"Daddy" Panggil Lucy.

"Hmm, ada apa baby? "

"Abang Kendra mana? " Tanya Lucy dengan wajah dan tatapan polosnya.

"Dia sedang daddy hukum baby" Kali ini yang jawab bukan Reno melainkan Diki abang pertamanya.

"Memangnya ada apa? " Sahut Steven.

"Cici ingin main dengan bang Ken" Cicit Lucy.

"Ya sudah, tunggu sebentar biar daddy bawa dia kesini" Bahkan Reno tidak menyebutkan namanya Kendra.

"Heum, baiklah daddy"

Sesampainya di depan gudang Reno tidak mendengar suara apapun.

BRANKK...

Di dalam Kendra sedang bergumam takut, ampun, jangan, keluarin, mommy dan masih banyak lagi.

"Cepat bangun" Ucap Reno dengan menarik tangan Kendra kuat.

"Hiks hiks D-daddy hiks am-pun hiks ja-jangan hiks"

Dengan menggunakan nada dingin dan tatapan tajam Reno pun berucap. "Cepat bangun, putri ku sudah menunggumu"

"S-sakit hiks hiks tangan Ken hiks sakit"

"Ck, tidak usah banyak drama" Tanpa perasaan Reno menyeret tubuh ringkih Kendra, bahkan Kendra sudah meminta ampun di setiap detik tapi Reno tidak mendengarkannya.

Bahkan ketika sudah di ruang tamu Reno melemparkan tubuh Kendra sehingga kepala bagian belakang Kendra terbentur pinggiran meja yang lumayan runcing.

"Akhh" Rintihan Kendra sebenarnya cukup kuat, tapi entah mengapa tidak ada yang menolongnya.

"Itu sayang"

"Makasih daddy! " Pekik Lucy, dan dengan mencium wajah Reno.

****
TBC

Sebenarnya pengen buat yang lebih panjang, tapi gue lagi males dan otak gue lagi kosong, jadi gue buatnya pendek soalnya itu tadi pas ada imajinasi. Mungkin update lagi, kalo gue pas lagi ada otak/gabut.

Buat yang islam Aidin wal faidzin mohon maaf dan batin. (Kalo salah nulis maaf yeh)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang