Saat ini aku berada di depan air mancur yang berada pada tengah halaman depan rumah, menunggu keretaku datang. Aku mengenakan dress merah muda simple dengan topi yang senada sebagai aksesoris. Dapatku rasakan nyeri dari pergelangan kakiku disebabkan oleh insiden kemarin. Namun aku menghiraukannya, karena bagiku rasa sakit itu bukan apa apa. Mungkin.
Aku menatap lurus ke pancuran air yang berjarak 30 meter kedepan dengan pandangan yang kosong. Rasa sesak dan sakit itu masih berbekas dihatiku. Lamunanku buyar ketika suara beberapa ekor kuda mendekat dari kejauhan. Terdapat 1 kusir dan dua ksatria berkuda yang akan mengawalku. Tanpa senyuman dan sapaan aku segera memasuki kereta kuda yang bernuansa putih itu. Setelahnya, kereta yang ku naiki pergi meninggalkan Mansion.
Aku akan pergi keselatan, untuk menghadiri pesta teh yang diadakan oleh putri dari count Jyaga. Kata Bianka, ini dilakukan agar aku memperluas pergaulan sosialku. Bullshit, bahkan tanpa menghadirinya aku sudah disegani oleh para count di Alshtan. Dia hanya tidak ingin melihatku dirumah.
"Kau bawa semua barangnya kan Rahi?" tanya ku kepada Rahi yang sedari tadi duduk tenang dihadapanku.
Rahi adalah dayang yang mengabdi padaku. Sejak kecil ia selalu menjadi teman baikku, walau usianya terpaut 10 tahun lebih tua dariku. Ia adalah orang yang paling aku percaya selain Mario, kakak kandungku.
Tampak Rahi sedikit tertegun dengan panggilanku. Aku tahu pasti dia tak tenang setelah mendengar rencana gilaku. Wanita berambut hitam pendek itu segera memberikan aku sebuah kotak kayu yang berisi barang yang aku minta.
"Nona ini terlalu berbahaya.Bagaimana jika rencana nona malah gagal? nona bisa di hukum lebih dari biasanya." tutur Rahi panik setelah melihatku mengambil sesuatu dari kotak itu.
"Kalau tidak mencoba, kita tidak akan tahu. Kau diam saja disini." Ucapku kepada Rahi sembari mengambil ancang ancang.
Krak!
Kereta terguncang kencang, akibat suara patahan itu. Sepertinya salah satu roda kereta rusak. Rahi yang kaget, berteriak histeris. Sesaat setelahnya, para pengawal mulai berjalan menuju pintu kereta. Dengan cepat aku menyelinap keluar kereta melalu pintu seberang. Benar, aku berencana kabur dari rumah.
"DIMANA NONA DUKE?!" Salah satu dari prajurit itu berteriak kepada Rahi.
Rahi hanya menangis tersedu sedu tanpa berniat mejawab semua itu. Aku yang sedari tadi bersembunyi di balik pepohonan mencoba setenang mungkin untuk tidak menimbulkan suara.
Tiba tiba saja akar rambat mulai melilit kedua ksatria tersebut, bukan hanya ksatria melainkan sang kusir yang baru saja hendak turun dari kuda. Mereka berusaha melepaskan diri dari akar akar tersebut. Namun,
Jleb
Jleb
JlebAku dengan cepat menusuk jantung mereka satu persatu. Darah mulai mencuat dari tubuh para ksatria, membuatku tak bisa menghindar dari cipratan darah mereka. Aku hanya tersenyum kecut melihat para ksatria itu yang sudah tidak bernyawa.
"Maaf..."lirih ku pelan, sembari menjatuhkan belati yang ku genggam.
Ini pertama kalinya aku membunuh, ku pikir ilmu sihir yang kupelajari akan ku gunakan untuk melindungi diriku. Yah anggap saja aku sedang melindungi diriku.
Sebenarnya para bangsawan wanita, dilarang keras mempelajari ilmu sihir ataupun ilmu bela diri. Tapi aku diam diam mempelajari keduanya dengan sempurna. Sihir sangat menarik di mataku, kata ayah cyn milikku melimpah sehingga aku dapat menggunakan berbagai macam sihir.
Tapi karena aku terlahir sebagai perempuan, Dias melarang keras diriku untuk belajar sihir. Bahkan Dia berharap bahwa aku lahir sebagai laki laki saja. Toh aku yang membunuh ibu, setidaknya aku akan menjadi ksatria kuat jika aku adalah laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
i am a prince sword
FantasyDi Etherland, sihir adalah hal yang lumrah.Sihir digunakan untuk melindungi wilayah manusia dari monster dan sebangsa iblis. Alshtan adalah salah satu kekaisaran terbesar di Etherland dan menjadi kstaria adalah hal wajib bagi pria bangsawan di keraj...