11

6K 268 1
                                    

Setelah selesai makan, keluarga itu duduk di ruang keluarga.

Dengan Jisung yang diam beberapa menit lalu memeluk Jaemin dan meminta maaf, tentu saja menangis.

Jeno dan Jaemin saling bertatapan lalu tersenyum setelahnya.

Jaemin mengusap surai Jisung dengan lembut, mengatakan jika ia sudah memaafkan Jisung sejak lama.

Jaemin paham, mengerti tentang apa yang dirasakan Jisung selama ia tinggal.

Marah, kecewa, sedih semua menjadi satu.

Saat Jaemin kembali tentu Jisung akan membencinya, Jaemin tau itu.

"buna sudah maafkan jie, sudah ya jangan menangis." ucap Jaemin begitu lembut, membiarkan kaos nya basah akan air mata sang anak.

Bukan nya berhenti, anak pertamanya itu justru semakin menangis kencang dengan bergumam maaf beberapa kali.

Jaemin menghela nafas pelan, menangkup wajah Jisung yang penuh air mata itu.

Sangat menggemaskan.

"sudah, sayang. tak apa, buna mengerti. Jangan menangis lagi, ya? Nanti tampan nya hilang loh." Jaemin mengusap lembut air mata sang anak lalu mengecup seluruh wajah Jisung.

Jisung mengangguk pelan, kembali memeluk Jaemin dengan erat seolah tak ingin orang di depannya ini pergi.

"maaf buna."

.

"tidak mau, takut." Ucap Jisung saat sang ayah menyuruhnya untuk mengendong sang adik.

Jisung tentu menolak, takut jika adik nya kenapa kenapa. Pemuda tampan itu bahkan meringis pelan melihat bayi yang masih rapuh itu.

"payah." Jisung mendengus mendengar ucapan sang ayah.

"aku mau mengendong nya saat sudah besar saja." Ucap Jisung pada Jaemin, si manis mengangguk mengiyakan.

Jisung yang sedang bermanja pada Jaemin mendengus mendengar tangisan sang adik.

"buna nya punya abang!" Jisung memeluk Jaemin semakin erat.

Entah mengerti atau apa, namun bayi yang belum berusia satu bulan itu menangis semakin kencang.

"dasar."

Mau tak mau Jisung melepaskan pelukkannya pada Jaemin, membiarkan bayi itu menyusu pada ibu nya.

Jisung diam, menatap bayi itu. Menggerakkan tangannya untuk memegang tangan mungil sang adik, lucu. Jisung tersenyum setelahnya.

"lucu. Tapi kalau nangis gak lucu, berisik." gumam Jisung, memainkan tangan mungil itu atau memegang pipi si kecil lembut.

Jaemin melihat nya tersenyum saja, berbeda dengan Jeno yang tampak mengeluarkan handphone miliknya. Lalu memfoto pemandangan indah di depannya.

tanpa ketiga tau.

Jeno tersenyum melihat hasil fotonya.

"bun lihat tuh, masa senyum senyum sendiri. selingkuh kali." ledek Jisung, Jeno mendengarnya terkejut.

Buru buru menaruh handphone nya dan mendekat kearah tiga orang kesayangan nya.

"gak kok bun, jisung fitnah itu."

"halah."

"jisung!"

Jisung tertawa mendengar geraman sang ayah yang memanggil namanya, pemuda tampan itu buru buru berlari agar tak di kejar jeno.

hurt, nomin ft jisung [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang