Jisung menerima kotak bekal yang Jaemin berikan, ia juga pamit sebelum pergi meski malas.
"ehm saat pulang bisa belikan buna macaron? rasa apa saja asal tidak stroberi, boleh ji?" tanya jaemin pelan
Jisung mengangguk, ia berjalan menuju garasi meninggalkan Jaemin yang memekik senang.
.
Jam istirahat berbunyi Jisung menolak ajakan teman nya untuk kekantin, pemuda itu lebih memilih di kelas. Memakan bekal sang buna, karena janjinya pada pria manis itu.
"loh ji, tidak ke kantin?" pemuda tampan yang memakan bekalnya itu mendongak, menggeleng.
"kau bawa bekal juga? boleh gabung? aku juga bawa bekal" tak menjawab pertanyaan pemuda manis di depannya, jisung hanya mengangguk pelan.
dengan senang pemuda manis itu duduk disamping jisung. membuka bekal yang ia bawa, lalu memakannya. keheningan terjadi sebelum pemuda manis berkulit putih itu berbicara.
"tidak biasanya membawa bekal, biasanya kau kan langsung ke kantin bersama temanmu" tanya nya, dengan tangan yang sibuk mengambil bekal lalu memakannya.
"ingin saja" jawab jisung, seadaanya. pemuda itu hanya mengangguk
"chenlee, ini air pesananmu" pemuda manis itu menatap ke arah pintu, kemudian beranjak mengambil air pesananya tadi. tidak lupa mengucapkan terima kasih
"untuk mu" chenle namanya, pemuda manis itu menyodorkan minuman pada jisung
"terima kasih"
"ehm"
.
bel pulang berbunyi, jisung melirik ke arah jam tangannya. menunjukkan pukul setengah empat sore, apa buna nya menunggu ia belikan macaron?
motor jisung keluar dari area parkiran sekolah, menuju toko macaron yang ia temukan saja dijalan. membelinya, tanpa rasa stoberi.
selesai, pemuda menuju rumah. membutuhkan waktu cukup lama karena macet, ia berdecak pelan.
dua puluh menit berlalu, ia sampai di rumah. melihat sang buna yang terduduk di bangku teras dengan tangan yang mengelus perut nya. tersenyum kecil, senyuman yang membuat jisung merasa bersalah karena kejadian beberapa bulan lalu tapi lagi lagi ia menepis rasa bersalah itu karena kekecewaan yang ia rasakan dulu.
"aku pulang" ucap nya, jisung lihat pria manis itu langsung mendongak menatapnya dengan senang.
"ahh sudah pulang, langsung bersih bersih ya. baju nya sudah buna siapkan" jisung mengangguk, kemudian masuk tapi langkahnya terhenti.
"ini pesanan mu" ucapnya, membalikkan tubuh menatap jaemin yang senang melihat apa yang jisung bawa.
"terima kasih, sayang" jisung mengangguk, masuk ke dalam rumah.
.
jisung memejamkan matanya setelah bersih bersih, memakai baju yang jaemin siapkan.
tok tok tok
"Jie ayo makan dulu" itu suara jaemin. karena hari ini janji untuk menuruti semua kemauan jaemin, jisung beranjak membuka pintu
Jisung lihat Jaemin yang membawa nampan berisi makanan dan segelas air, Pemuda itu memundurkan langkahnya. mempersilahkan Jaemin masuk.
mereka duduk di karpet yang terdapat meja kecil di tengah dengan televisi yang ada di depan mereka.
"mau buna suapi atau makan sendiri?" tanya jaemin yang berusaha duduk di karpet, jisung sigap membantu membuat jaemin tersenyum.
"terserah" jaemin mengambil piring, menyendokkan ? nasi dengan ayam dan sayur lalu menyuapi jisung.
"aku tidak suka sayur"
"tidak suka, bukannya saat kecil kau begitu menyukainya? bahkan selalu meminta buna untuk memasaknya, terutama brokoli" ucap jaemin
"aku tidak ingat"
jaemin diam kemudian tersenyum, "dicoba dulu,ya? sayur itu enak, ini buna buatkan brokoli kesukaan jie" jisung mau tak mau membuka mulut, menerima suapan jaemin.
"enak?" jisung mengangguk, memang enak. jisung tidak memakan sayur terutama brokoli karena akan teringat dengan sang buna kala itu.
"nahkan, ayo makan lagi. sudah mandi kan?" jisung mengangguk lagi
"nanti ada pasar malam, jie ikut ya?" ajak jaemin, kembali menyuapi jisung dengan telaten sesekali memberikan air minum.
"buna ingin makan gulali, sama jie dan ayah di pasar malam. mau ya?" jisung menoleh, menatap sang buna yang menatapnya memelas.
"iya." jaemin memekik senang
"pantas saja di kamar tidak ada, ternyata disini" mereka sontak menoleh, itu jeno yang sudah memakai pakaian rumah.
"jeno! astaga aku lupa, aku kira kau pulang masih lama" jeno menggeleng pelan, mendekat kearah dua orang kesayangannya itu.
"aku pulang saat kau masuk ke dalam rumah, sayang." jaemin hanya mengangguk, kemudian kembali menyuapi jisung.
"jeno sudah makan?" tanya nya.
"nanti malam saja, bersamamu" jaemin menggeleng
"sekarang saja, barengan sama jisung. nanti malam aku mau ke pasar malam, bersama kalian dan memakan gulali" ucap nya
"baiklah, aku panggil bibi kim untuk mengambil makanan. kau sudah makan?" jaemin menggeleng
"tapi sudah makan macaron yang jisung beli tadi"
"jangan terlalu banyak makan manis, apalagi nanti mau beli gulali" jaemin mengangguk, "makan bersamaku saja, ya?" lanjut jeno yang dijawab anggukan jaemin.
jeno keluar kamar, memanggil bibi kim untuk membawakan makanan. jisung hanya diam, kemudian memfokuskan pada televisi yang menayangkan kartun saat sang ayah datang.
.
"wah ramai sekali!" seru jaemin, pria manis itu tersenyum melihat ini. sudah lama tidak pergi ke pasar malam, bersama orang tersayangnya.
"jangan lepas tanganku atau jisung, ya? jalan nya pelan pelan saja, ini sangat ramai" jaemin mengangguk semangat
pertama yang mereka lakukan adalah mencari gulali, ketemu. meski ramai dengan anak kecil, tapi jaemin rela menunggu.
"mau yang kelinci dua! sama yang biasanya juga dua!" ucap jaemin dengan semangat, membuat pria penjual gulali itu terkekeh pelan. menggemaskan.
"ini" jaemin menerima dengan senang, kemudian berbalik menatap dua dominan di belakangnya.
"ini untuk jeno dan ini untuk jie! jeno jangan lupa bayar aku dan jie akan mencari tempat duduk!" kata jaemin senang, menarik pelan tangan jisung untuk mencari tempat duduk dan meninggalkan jeno yang tertawa kecil kemudian membayarnya.
jisung diam saat jaemin menarik tangannya, di tengah ramai pasar malam mereka menemukan kursi lumayan panjang dan duduk disana.
"makan jie, ini enak. manis" ucap jaemin yang kini memakan gulali nya dengan senang. jisung diam menurut, lalu memakan gulali.
"enak?" tanya jeno yang baru saja datang dan duduk di sebelah kanan jaemin, pria itu di himpit dua dominan.
"manisss" jawabnya senang.
kedua, mereka menuju tempat permainan. melempar bola ke cup yang sudah di susun tinggi, jika berhasil maka mereka akan mendapatkan boneka. jaemin tentu senang, awal mencoba tapi tidak bisa sampai ketiga. ia menatap ke arah ke dua dominan dengan mata berkaca kaca.
"aku saja" ucap jisung, ia meminta bola dan bruk jatuh. cup yang sudah tersusun jatuh, menyatakan jika jisung berhasil membuat jaemin memekik senang.
"silahkan dipilih hadiahnya"
"pilih saja" jaemin mengangguk, ia memilih boneka kelinci berwarna putih. lalu memeluknya dengan senang.
"ayo pulang, jie besok harus sekolah" jeno dan jisung menurut pada jaemin dan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
hurt, nomin ft jisung [✓]
Fanfictionsudah terlalu kecewa dan marah, membuat jisung enggan untuk mendengar kan cerita sang buna.