🍁ZeLiko-23🍁

3K 692 62
                                    

Btw, Liko dah pernah masuk RSJR, jadi dia gak akan masuk RSJR lagi, karena Liko ini submissive yang jenius, pikirannya tajam tapi cara dia eksekusi halus dan gak ada sisa.

Liko juga tau cara memperlakukan Zetta selayaknya Sub pada Dominannya, Zetta ini bisa dibilang Dom yang cerewet, jadi Liko berperan sebagai pendengar yang baik.

Intinya Liko ini, beda dari karakter cowok aku yang lain, IQ Liko diatas rata-rata dari yang lainnya.

Zetta Liko atau Zetta Tarkaz?

JANGAN SIDER! Sider tuh setan dan beban buat pembaca lain.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, ayo.

Zetta-Liko

Tarkaz tak tau, kalau masa dimana dia merasakan ketakutan akan datang begitu cepat.

"Kamu disini dulu ya sama Tarkaz, aku mau ambil minum dibawah."

Liko mengangguk dengan senyum manisnya, Zetta masih di kamarnya, masih merawat Liko yang sedang sakit.

Seperginya Zetta dari kamar Liko, suasana menjadi lebih berat, Tarkaz yang duduk di sofa depan tv yang ada di kamar Liko, merasakan punggungnya dingin.

Apalagi saat langkah kaki terdengar mendekat, lalu sebuah sapuan halus terasa dibahunya, disusul Liko yang duduk disebelahnya.

"Tarkaz," suara Liko yang terdengar tenang seperti air ditengah laut, mampu menekan diri Tarkaz, dia menunduk dengan kedua tangan diatas paha.

Liko merangkul bahu Tarkaz dan merematnya pelan "Tarkaz," panggil Liko lagi lebih menekan.

"I-iya..bang Liko.." cicit Tarkaz takut.

Senyum tipis Liko berikan, dia menepuk bahu Tarkaz lalu mengatakan apa yang ingin dia katakan sedari tadi.

"Kalau kamu gak mau bernasib seperti Wiqal, mending kamu berhenti dari sekarang. Aku masih memberi toleransi padamu, karena kamu dekat dengan keluarga Kak Zetta dan kamu ini, anak yang kekurangan perhatian~"

Liko menepuk kepala Tarkaz pelan, tepukan itu mampu membuat Tarkaz gemetar, nada suara Liko memang lembut dan sangat tenang, namun mampu menghantarkan rasa takut pada lawannya.

"Jadi, selagi aku masih memiliki batas kesabaran pada dirimu ini, mending hentikan niatmu yang ingin bersaing denganku, dan ingin menyelidiku, kamu tak akan berakhir baik Tarkaz,"

Tarkaz mengepalkan tangannya, berusaha bicara walau sulit.

"T-t-tapi..b-bang Liko h-harus sadar diri..abang itu..gak sehat..kejiwaan abang rusak, abang bisa bahaya in kak Zet-"

Liko segera mengapit dagu Tarkaz dan mengarahkan wajah remaja itu menghadap Liko, terlihat tatapan gelap dari kedua mata merah muda Liko.

"Tau apa kamu soal kejiwaanku? Kamu punya rekap medis tentang penyakit ku, hm? Katakan lebih jelas," bisik Liko lembut namun Tarkaz tau itu nada suara yang..mengerikan.

Dengan tergagap, Tarkaz bersuara.

"B-bang Wiqal..punya rekap medis tentang bang Liko yang dulu pernah masuk rumah sakit j-jiwa..d-dia pernah ngasih itu ke Kak Zetta, d-dan kak Zetta udah tau kalau bang Liko mantan ODGJ."

Tarkaz hampir menangis, dia bisa bernapas lega setelah Liko melepas apitan didagu Tarkaz, Liko diam lalu beranjak dari sofa.

Berjalan ke arah kasur dan kembali duduk ditengah kasur lalu memakai selimut.

Tarkaz hanya menatapnya heran, tapi tak lama dia sadar kenapa Liko berjalan kembali ke kasur, itu karena Kak Zetta kembali ke kamar.

Cklek.

"Iko, tadi Tante Veriya bilang om Zayn masuk ke selokan depan komplek, katanya om Zayn dikejar sama anjing yang lepas disana,"

Liko tertawa seketika, Tarkaz yang mendengar tawa Liko sontak merinding, bukan apa, dia merasa Liko sangat jenius.

Dia bahkan bisa menebak kapan Zetta masuk ke kamar, merubah suasana hatinya dan berkelakuan seperti biasa.

"Terus gimana? Hahaha aduh, kok bisa kaya gitu sihh."

Zetta tertawa pelan, dia mendekati kasur lalu duduk dipinggirnya, mengelus rambut Liko pelan.

"Iya, itu Om Zayn lagi nangis sambil dimandiin sama tante Veriya."

"Hahahahahaha, ya ampuuuun, ada-ada aja siiih."

Zetta senang mendengar tawa manis dari Liko, betapa Zetta sudah jatuh pada Liko sebegitu dalamnya.

Zetta sampai tak menyadari tatapan ngeri Tarkaz.

Kak Zetta, Tarkaz gak tau gimana cara kakak agar bisa lepas dari bang Liko, dia bahaya banget kak ya ampun..

Rasanya sulit untuk lepas dari Liko, entahlah, tapi sepertinya tunggu Zetta melihat sendiri apa yang Liko sembunyikan selama ini.

Barulah Zetta bisa berusaha lepas dari Liko, tapi ya kalau bisa, karena sejatinya Liko tak akan melepaskan Zetta semudah itu.

"Kak, Iko pengen makan sop buah, kakak bisa buatin?" pinta Liko dengan nada manja dan mesra, dia memeluk pinggang Zetta dan bersandar dibahu gadis itu.

Menatap Zetta memelas, tampilan Liko semakin manis saat memakai kalung bulan itu, menambah pesonanya saja.

"Bisa dong, apapun buat Iko!"

"Yeaaaaaaay, makasih kak Zetta~"

"Sama-sama cintaku~"

Aduhai, Tarkaz sadar dia bahkan gak bisa nyelip diantara Zetta dan Liko, karena Zetta sudah bucin ditambah obsesi Liko yang gak akan biarin hama nyempil di hubungan dia dan Zetta.

Sulit untuk menghancurkan keduanya jika mereka masih sama-sama bucin.

Beda kalau Zetta sudah kehilangan kepercayaannya pada Liko, barulah celah bisa ditemukan.

Dan itu, tak akan lama lagi, sebab apapun yang disembunyikan tak akan bisa bertahan lama, sedikit demi sedikit, kebenaran dan fakta akan segera Zetta ketahui.

Dan disanalah Zetta menyadari, ada 2 pilihan yang harus dia pilih.

Meninggalkan Liko atau menutup mata pada apa yang Liko perbuat dan melanjutkan semuanya.

Menurut kalian, Zetta akan memilih apa?

🍁Bersambung🍁

Softie Yandere [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang