🍁ZeLiko-26🍁

3.4K 685 113
                                    

Aku bebasin kalian komen, cuma ada beberapa komen tentang Zetta yang buat aku agak ke distrak.

Kaya komen "Mungkin Zetta bakal milih opsi pertama, tapi kalau dia ninggalin Liko terus ujungnya balik lagi, kan sama aja tolol."

"Kalau Zetta goblok, bego, tolol, pasti dia milih opsi kedua, tutup mata soal kesalahan Liko."

"Ya mungkin Zetta bakal milih yang pertama, tapi kalau dia balik lagi ya sama aja dong, tolol."

Ada nih di chapter 23, aku tau mereka gak maksud apa-apa komen kaya gitu, cuma aku sebagai author jadi bingung mau buat kaya gimana, disatu sisi gak mau Zetta sama Liko karam, tapi kalau Zetta balik ke Liko ntar di katai tolol lah, bego lah, idiot lah, goblok lah.

Jadi kan bingung mau gimana, banyak yang gak mau Zetta Liko karam, tapi disisi lain banyak juga yang ngatai Zetta kalau tetap balik ke Liko.

Jadi aku harus gimana? Aku sempat gatau mau ngetik apa karena mikirin komenan itu, kaya maju kena, mundur juga kena.

Intinya, terima aja apapun yang udah aku tulis ya, jangan kebanyakan protes.

Jangan sider, sider tuh setan.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, penuh dulu baru up.

Zetta-Liko

"Maaf, anda dilarang untuk masuk."

Liko terdiam heran, dia dihadang sama satpam saat mau masuk ke gedung kantor Zetta, hari ini kan Liko janji bakal bawain bekal buat Zetta.

"Tapi kenapa? Saya kan gak ada buat masalah.." tanya Liko pelan dan agak sedih.

"Ini perintah dari Buk Zetta, yang bernama Liko Vergif dilarang memasuki gedung Kantor."

Liko menunduk, apa segitu bencinya Zetta pada dia sampai kini Liko dilarang untuk masuk ke dalam.

Liko menahan tangisnya, dia menggigit bibir bawah kemudian mendongak, menatap satpam tadi dengan tatapan yang berusaha untuk tegar.

"K-kalau gitu..saya...titip ini ya..sama Bapak, n-nanti kasih ke kak Zetta..s-saya permisi.." nada suara Liko bergetar, dia memberikan tas bekal tadi ke satpam lalu berjalan pergi dari sana.

Menahan isak tangis yang mungkin bisa keluar saat itu juga, Liko memilih pergi ke taman yang ada di dekat sana, dia memilih untuk menyendiri.

Satpam tadi terlihat tak enak hati, dia berjalan masuk ke dalam gedung kantor, akan dia berikan tas bekal ini ke resepsionis, agar pihak resepsionis memberikan itu pada Buk Zetta.

Sekitar 30 menit, tas bekal itu sudah ada di ruangan Zetta.

Hela napas pelan Zetta berikan, dia merasa sangat bersalah karena mendorong dan membuang bunga pemberian Liko.

Hal itu sengaja Zetta lakukan, dia berusaha berpikir logis, dia harus memutuskan semuanya dengan Liko, karena Liko itu berbahaya.

Tapi Zetta sendiri belum tau penjelasan lengkapnya.

"Gue jadi bingung anjir, ntar kalau gue balik sama Liko, berarti gue tolol dong? Kenapa mau balik ke orang gila dan punya sisi gelap kaya Liko, tapi gue kasihan sama dia, apalagi dia gak pernah nyakitin gue..pasti ada alasan kan kenapa Liko lakuin itu?"

Softie Yandere [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang