🍁ZeLiko-16🍁

3.5K 762 57
                                    

Jangan sider, sider tuh setan, ya minimal bantu vote lah kalau gak mampu bantu komen, jangan jadi beban buat pembaca lain.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen aja nih, yuk.

Zetta-Liko

Mood Liko setidaknya sudah membaik setelah menyiksa Hanah lebih dari 4 hari, hebat sekali wanita itu masih bisa bertahan walau tubuhnya sudah bolong-bolong karena racun yang Liko beri.

Tapi sepertinya, besok atau lusa, Hanah pasti bakalan mati, soalnya paru-paru nya akan segera membusuk.

Zetta sendiri juga sudah sadar, dia sedang masa pemulihan dan masih di rumah sakit, ditemani Wiqal dan Om Robin.

Soalnya Tante Misyel kan harus berangkat kerja.

Liko juga gak buka toko selama 4 hari ini, dia sibuk ngerawat Zetta di pagi sampai sore, karena malam dia akan kembali menyiksa Hanah.

Hari ini Liko pakai kemeja berwarna peach dengan celana panjang berwarna putih, kesannya dia seperti pria lembut yang baik hati.

Padahal mah..

Liko membawa sebucket bunga Lily putih untuk Zetta, dia rajin membawa bunga yang berbeda setiap harinya, karena Liko tau Zetta tuh maniak bunga.

"Selamat pagi, Dek Liko, mau jenguk mbak Zetta ya?"

Liko berhenti melangkah, dia mengulas senyum manis sampai matanya membentuk bulat sabit, yang bertanya tadi adalah Suster yang memang sering merawat Zetta.

"Iya Sus, Kak Zetta keadaannya gimana?"

"Mbak Zetta udah mulai membaik, tinggal nunggu luka jahitannya kering sekitar 2 atau 3 minggu lagi baru Mbak Zetta bisa pulang."

Liko mengangguk, dia hendak izin pergi namun Suster itu menahan tangannya, menatapnya lembut seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Nanti Dek Liko ada waktu gak? Sore atau malam? Saya selesai kerja sore, mau ajak Dek Liko pergi makan."

Liko diam, dia memberikan senyum manisnya kemudian melepaskan gengaman tangan Suster bernama Rani itu.

"Maaf, aku buru-buru Sus, gak bisa ngeladeni ajakan Sus Rani, maaf yah,"

"Tapi sebentar aja Liko, masa kamu gak bisa."

"Memang gak bisa, Liko sibuk ngurus pacar Liko yang lagi sakit, Sus juga tau apa tujuan Liko kemari, Liko ini pacar Kak Zetta jadi tolong ya Sus, jangan memancing kesalah pahaman."

Nada suara Liko lembut dan halus, tak ada unsur kasar sedikitpun, tapi perkataannya mampu membuat Suster Rani patah hati dan melepas genggaman tangannya.

Lalu menunduk "Maaf.." lirih nya.

Liko tersenyum manis "Enggak papa, permisi."

Dia berjalan meninggalkan Suster Rani yang masih diam, yah, harusnya Suster Rani sadar kalau Liko tuh suka sama Zetta, karena selama 4 hari ini Liko datang kan untuk menemui Zetta.

Suster Rani terlalu berharap lebih karena Liko ramah padanya, padahal nyatanya gak begitu.

....

"Ikoooo sayangkuuuuu~"

Liko tertawa merasakan ciuman-ciuman di pipinya, dia memeluk Zetta lembut dan mengelus bahu gadis itu.

"Kakak udah makan siang?"

"Udah dong cinta."

"Makan pakai apa?"

"Pakai bubur, ayam suir terus sayur kangkung gitu deh, gak enak."

Tawa manis Liko menguar, dia melepas pelukannya di tubuh Zetta kemudian mengelus pipi gadis itu.

"Besok Iko bawain makanan dari rumah, kakak mau makan apa?" Manik mata Liko jelas menunjukan rasa cinta yang dalam, dia mengelus bibir Zetta yang agak kering.

Dengan pelan Liko mengambil air putih di nakas "Aku kangen makan ayam teriyaki buatan kamu~" jawab Zetta manja.

Liko mengangguk, dia memberikan gelas berisi air putih itu pada Zetta dan diterima baik oleh gadis itu, setelah habis, Liko mengambil gelas itu lagi dan dia letakan di nakas.

"Yaudah, nanti Liko masakin."

"Yippieee, Iko memang yang terbaik~"

Robin dan Wiqal hanya mampu menonton, mereka menikmati makanan yang mereka pesan dari go food.

"Wiqal, pacar kamu yang jahat kaya setan itu gimana?" tanya Robin agak ketus.

Dia masih dendam sama Hanah, seenak jidat aja tuh perempuan nembak putri kesayangan Robin.

Wiqal yang mendengar itu sontak meringis pelan, dia saja gak tau gimana kabar Hanah, karena wanita itu lost kontak semenjak kejadian dia menembak Zetta.

"Wiqal juga gak tau om, kayanya dia mati deh."

"Wah jangan mati dulu dong! Gak adil, dia harus disiksa dulu karena udah nembak mawar kecil Om!"

Liko mendengar percakapan mereka, dia berjalan mendekat lalu berdiri di depan Om Robin.

"Om rasa, Hanah itu harus disiksa kaya gimana?" tanya Liko penasaran.

Robin terlihat menggebu-gebu "Dia tuh harusnya disiram pake air keras, pake asam sulfat! Terus siram pake minyak panas! Rambutnya harus ditarik sampai kulit kepalanya copot! Pokoknya dia harus menderita!"

Wiqal meneguk ludahnya pelan saat mendengar ucapan Om Robin, sementara Zetta tertawa "Ih Papi seram, Zetta adui Mami!"

"Iih jangaaaan! Nanti koleksi film horor Papi dibuang sama Mamiii!"

"Gak mau tau, Zetta adui!"

"HUAAAA JANGAN ZETTAAAAAA!"

Disaat Robin ribut dengan Zetta, Liko justru mengangguk pelan, seolah setuju pada perkataan Om Robin.

Kemudian menggumam lirih "Aku punya asam sulfat, dan air keras, tinggal beli minyak yang banyak, ide bagus." Wiqal dengar itu.

Tapi dia hanya bisa diam, seolah salah dengar dan tak percaya, masa iya Liko akan melakukan apa yang Om Robin katakan.

Itu gak mungkin kan? Liko pasti gak sama gilanya kaya Hanah, Wiqal yakin itu.

🍁Bersambung🍁

Softie Yandere [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang