2.Meneliti para tokoh

98 10 3
                                    


"Eh buset, mata gue tidak suci lagi" Shielda segera menutup matanya saat melihat dua tokoh utama yaitu Runa dan Vano, kini tengah berciuman di dekat gudang sekolah.

"Sama Shil, mata gue juga udah kotor" balas Gricelda yang menatap jijik kearah dua pemeran utama yang kini tengah berciuman.

Shielda yang tidak ingin melihat adengan itu lagi memilih mengajak Gricelda pergi dari sana "Pergi aja yu".

Gricelda hanya mengangguk, yang artinya ia menyetujui ajakan Shielda untuk pergi dari sana, "Ayo" Shielda menarik tangan Gricelda dari sana, sebelum kedua pemeran utama itu sadar akan keberadaan mereka berdua.

Gricelda dan Shielda pergi memasuki kelas, dan seketika kelas yang semula ribut seketika hening karena kedatangan mereka, "Lah kok jadi sepi" tanya Shielda yang tidak paham dengan keadaan kelas yang tiba-tiba senyap.

"Ehh, neng Shielda kenapa malah diem dipintu, duduk dong" ucap Deril siketua kelas.

"Oh oke" ia berjalan kearah kursinya dan Gricelda hanya mengekorinya saja sejak tadi, tampa berniat untuk berbicara, maklum lah diakan sidua kepribadian.

"Balik nanti ikut gue" Shielda menatap Gricelda dengan wajah orang bingung, malah seperti orang bodoh dimata Gricelda.

"Mantan pembunuh bayaran doang, tapi otak lemot" ia kini berpikir, apa Shielda benar-benar memiliki profesi yang sama dengan nya dulu atau hanya halu saja.

"Parah lu Cel, maklum otak gue mendadak lobet gara-gara liat itu" Shielda menujuk dengan dagunya kearah dua orang yang baru masuk ke kelas mereka, siapa lagi kalau bukan dua pemeran utama.

Mereka sibuk berbicara sambil berbisik-bisik hingga kedatangan guru kekelas mereka. "Pagi murid-murid bapak yang bapak sayangi" sapa guru bernama Pak Haryo, ia mengajar matematika sekaligus wali kelas mereka.

"UDAH SIANG PAK" balas banyak siswa dikelas dengan kompak.

"Malah bentar lagi sore pak" Shielda ikut berbicara sambil melihat jam yang terpasang di dinding. Sekarang jam menunjukan pukul 02.15 yaitu 45 menit sebelum jam pulang sekolah.

"Iya iya terserah kalian. Sekarang saya akan menjelaskan materi dua hari yang lalu ketika saya izin tidak hadir" pak Haryo memulai pembelajarannya.

~♥~

Waktu pembelajaran berlalu dengan cepat dan kini waktunya untuk pulang, Shielda sejak tadi tidak henti-hentinya memuji mobil milik Gricelda yang bisa dibilang limitid di dunia mereka dulu.

"Enak banget jadi lo"

"Udah anak tungal, kaya raya lagi"

"Mana bapaknya cakep banget lagi"

"Lah gue, hidup lagi malah dari keluarga yang kaya nya biasa aja"

Itu beberapa ucapan yang dilontarkan oleh Shielda, begitu banyak kata yang di ucapkan Shielda dan itu membuat Gricelda lelah mendengarnya "Berisik lo"

"Yeee, santai dong bro" Shielda tidak terima diomongi berisik oleh Gricelda, padahal sudah jelas loh Shielda itu berisik.

"Yang penting keluarga lo kaya dan lo ngak bakal mati kelaparan" Gricelda menatap malas sahabat barunya itu atau lebih tepatnya sahabat satu nasibnya.

"Iya kaya, tapi mereka bisa miskin sedangkan lo, ngak bakal Cel bahkan sampe sepuluh turunan juga ngak bakal tuh yang namanya jatuh miskin" Ia kesal kenapa ia tidak seperti Gricelda yang hidup lagi ditubuh figuran yang memiliki kekayaan lebih banyak dari para mereka utama.

"Nanti kalau lo miskin terus jadi gembel, elo bakal gue pungut" sederhana namun menyakitkan bagi hati kecil Shielda, "Jahat banget lo Cel" balas Shielda dengan muka yang dibuat seolah-olah ia kesal.

gewoon extra'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang