Title

740 98 0
                                    

Haruchiyo bersiap untuk pergi ke sekolahnya. Di depan rumah [m/n] sudah ada Mikey, Baji dan anak-anak lainnya.

"Kak [m/n] Haru berangkat dulu yaa!!"
"Iya, hati-hati."

[M/n] melihat dari belakang punggung Haruchiyo. 3 tahun ini dia tidak sendirian. Kedatangan Haruchiyo membuat suasana hatinya menjadi lebih baik.

[M/n] tau. Selama ini Haru tidak merasa aman, apalagi bahagia di dalam rumahnya. Takeomi terlalu keras dengannya hingga Haruchiyo berkali-kali ingin pergi dari rumah, tapi tetap di halang oleh Takeomi.

[M/n] tersenyum, 'syukurlah Haru udah mendingan.'

Di luar, Shinichiro, Wakasa dan Keizo mengintip [m/n] yang sedang membaca majalah di rumah nya. Shinichiro tercekat melihat [m/n] kembali tersenyum.

"Apa kubilang kan, pilihan [m/n] kalo dia serius gabakal pernah gagal," bisik Wakasa memukul kepala Shinichiro. Shinichiro hanya nyengir, kembali menatap [m/n]. 'Syukurlah, lu bisa balik senyum lagi [m/n]' batin Shinichiro, lalu pergi di susul kedua temannya.

10 menit [m/n] hanya membaca majalah, [m/n] akhirnya berniat pergi belanja. Suasana hati [m/n] membaik 3 tahun ini, karna adanya Haru. Haruchiyo pun tidak keberatan. Dia malah senang, karna dia di urus penuh dengan kasih sayang [m/n]. Asal kalian tau, [m/n] adalah kakak idaman para ciwi-ciwi~

Dalam perjalanan, [m/n] melihat sekitar. Dunia yang dia lihat dulu, dunia penuh warna tanpa adanya kegelapan. [M/n] mendengus senang.

Keluar dari toko, [m/n] melihat Shinichiro, Wakasa dan Keizo. [M/n] berniat menghampiri mereka, tapi mengingat kejadian 3 tahun lalu membuat [m/n] semakin ragu. Akhirnya [m/n] pergi begitu saja.

Shinichiro melihat [m/n], lalu menghampiri bocah kempring (kurus)itu di susul oleh kedua temannya.

"[M/n]!!," panggil Shinichiro. [M/n] kaget, lalu menoleh.

"3 tahun ngurung diri di rumah, ga ada kabar, ga setia kawan bener," ucap Shinichiro sok memelas kepada [m/n]. [M/n] memukul kepala Shinichiro di balas kata 'aduh'.

"Tolol nya kebangetan." Ucap [m/n] di susul ketawa Wakasa dan Keizo.

"Dih, gw ga tolol ya. Btw si Haru gimana? Dia baik-baik aja kan?"

"Sehat Walafiat mah kalo ma gw. Ga kaya sama Takejingan," ucap [m/n] santai. Sekarang ganti Shinichiro menggeplak kepala [m/n] keras.

"Anjing sakit vangke," keluh [m/n] mengelus kepala lembutnya.

"Perkataan lu antara bener sama ga sih Aka, tapi lu sebenci itu ya sama Take?" Ucap Wakasa. Sekarang mereka sudah ada di cafe terdekat, Shinichiro yang mengajaknya.

"Gw paling benci yang namanya ga adil. Jelas banget Takejingan itu cuman milih Senju. Laki-laki perempuan sama aja. Sebagai anak sulung kita juga harus tau mana benar mana salah. Tuh Takejingan udah masuk jalan setan," ucap [m/n] terus terang membuat Shinichiro, Wakasa dan keizo terdiam.

[M/n] meminum kopi nya. Mata panda masih ada di sana. Dia begadang bekerja untul kebutuhannya dan Haru.

"Bener sih, cuman lu sampe patahin tulang nya si Take, ga mau minta maaf?" Ucap Keizo, meminum kopi nya juga.

"Ngapain minta maaf sama bajingan ke dia. Nyukurin aja masuk rumah sakit." Shinichiro, Wakasa, Keizo terdiam, menatap tidak percaya ke arah [m/n]. 'DIA BENCI TAKEOMI SEBESAR APAAN WOI,' bantin ketiganya barengan.

Selesai bincang-bincang, akhirnya mereka berpisah, mengurus urusan masing-masing.  [M/n] pulang di sambut oleh Haruchiyo.

"Met pulang kak [m/n], barang nya berat ga? Ku bantu," ucap Haruchiyo  sambil membawa separuh belanjaan [m/n]. [M/n] terdiam. Sungguh dia rindu dengan Nesa dan Kuni. Peran Haruchiyo sekarang pun sama persis seperti mereka berdua. [M/n] mengusap ujung matanya, mengikuti Haruchiyo.

Saat keduanya bersama di dapur, pintu rumah [m/n] di ketuk sedikit keras. [M/n] sedikit kesal karna tamu nya tidak sabaran, lalu pergi menuju kedepan. [M/n] membuka pintu, di dapati Takeomi  di sana.

"Ngapain kesini?" Tanya [m/n] datar.

"Mau bawa pulang Haru,"

"Enak banget bilangnya, emang lu masih di anggep keluarga sama dia?"

"Gw abang nya, dan lu ga ada hak apapun buat ambil Haru dari gw,"

"Kakak model apa lu? Model sampah?" Takeomi terdiam. Ucapan [m/n] sangat mengejeknya. Dia tau [m/n] membencinya, tapi dia tidak bisa membiarkan Haruchiyo di rebut oleh orang asing.

"Gw ga peduli makian lu, balikin Haru sekarang!" Haruchiyo muncul di belakang [m/n], hendak tanya kenapa tapi urung karna ada Takeomi. Takeomi tersenyum, ingin menarik Haruchiyo tetapi tangannya di tepis oleh [m/n].

"Haru, lu masih mau tinggal sama orang kayak dia?" Tanya [m/n] lembut ke Haruchiyo sambil mengusap surai Haruchiyo.

"Ga kak, aku mau sama kak [m/n] aja, tinggal sama dia kayak di neraka," jawab Haruchiyo tersenyum.

"Denger kan? Pergi, gw ga butuh tamu pengambil Hak orang," ucal [m/n] menyuruh Haruchiyo masuk. Takeomi menggeram emosi.

"Siapa yang ngambil hak orang? Bukannya itu lu? Ngambil hak asuh tanpa ada persetujuan sama pihak keluarga?"

"Gw ga butuh persetujuan, gw butuh nya lu memperbaiki sikap keadilan lu ke semua adik lu. Kalo lu masih manjain Senju, ga segan-segan gw masukin Haruchiyo ke kartu keluarga gw," ucap [m/n] menutup pintu nya kasar.

Takeomi terdiam. Dia sama sekali tidak paham apa yang di maksud [m/n]. Keadilan? Apa itu perlu dalam keluarga? Selama ini Takeomi hidup pun tidak pernah adil. Dia selalu di singkirkan oleh orang-orang di sekitarnya. Akhirnya Takeomi pergi dari situ. Jelas sekali dia takut Haruchiyo berpindah nama keluarga Akashi menjadi keluarga Akami. Dan berbagai cara dia lakukan agar Haruchiyo kembali ketangannya.

[M/n] bersandar di sofa ruang tengah nya, di hampiri oleh Haruchiyo dengan setoples kue kering.

"Kak [m/n] gapapa? Isitrahat aja kalo cape, Haru bikin makan malam nya." [M/n] tersenyum, mengelus surai Haruchiyo.

"Ga papa, ga perlu ko, nanti aku aja yang masak, sekarang kamu belajar, atau ga main sama temen mu," ucap [m/n] sambil tersenyum lembut ke arah Haruchiyo.  Haruchiyo mengangguk, lalu pergi keluar rumah.

"Haru izin main ya kak, pulang nanti sore," di angguki oleh [m/n]. [M/n] tersenyum senang. Dirinya tidak menyesal mengambil hak asuh Haruchiyo.  Selain membuatnya nyaman, [m/n] juga senang, karna dia masih bisa merasakan rasanya menjadi kakak kembali. Perlahan [m/n] memjamkan matanya, hingga dia tertidur.




























Tbc
Uwoh, [m/n] benci bener ma Take awokawok, btw vote nya yah~

TbcUwoh, [m/n] benci bener ma Take awokawok, btw vote nya yah~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih buat foto Haruchiyo nya.
(Dr pin)

A Way (Tokrev X Male Reader) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang