mengandung spoiler, kalo kalian belum selesai baca manga nya ya.... terima kalau kena spoiler ya, anw happy read~
7 tahun berlalu, menghabiskan waktu 7 bulan di rumah sakit, 4 tahun bekerja sambilan sambil sekolah, dan 2 tahun magang namun di pecat. kini badanku sudah sehat kembali. aku bebas bisa melakukan apa-apa lagi tanpa harus berjalan menggunakan tongkat atau makan dengan bubur setiap harinya (ini terjadi selama 4 bulan :<).
sinar matahari perlahan muncul di sela-sela jendela kamar. walaupun tertutup dengan selambu, sinar itu layaknya air yang bisa menembus apa saja asal ada cerah untuk keluar. aku terbangun, di tambah suara alarm begitu mengganggu. menguap dan merenggangkan badan, aku berjalan menuju kamar mandi. mencuci muka dan menyikat gigiku. selesai kegiatan ringan pagi hari, ku menuju dapur dan membuka lemari es. "ck.." mengapa berdecak kesal??? benar. hanya ada telur di sana. aku lupa membeli bahan makanan kemarin, di sibukkan oleh mencari kerja. sungguh, begitu melelahkan mencari kerja yang akhirnya aku mendapatkannya.
aku mengambil telur itu dan menggorengnya mata sapi, 3 telur. selesai sarapan pagi, aku bingung akan melakukan apa. kondisi rumah selalu rapi dan bersih, tidak pernah aku membiarkan rumahmu kotor dari sedikit debu. di saat aku bingung akan melakukan apa, pintu rumahku tiba-tiba terbuka, tepatnya dibuat dengan paksa, dan muncullah beberapa anak... dengan pakaian serba putih(??) ku pikir itu seragam, dan dilihat dari tampilan mereka... mereka adalah anak berandalan.
"KAKAK!" salah satu dari mereka memanggilku, remaja muda dengan rambut pirang yang berantakan dan wajah yang babak belur menghampiriku dan memelukku. tunggu, kenapa tiba-tiba? "aku sudah tau semuanya... kenapa kau tidak menemuiku waktu kau sudah sehat???" pertanyaan demi pertanyaan terlontar. aku masih terdiam di sana, di saat aku melihat wajah remaja itu, aku merasa pusing, dan kembali, seperti sebuah roll film, ingatkan aneh kembali.
"aku akan kembali ke masa depan..."
aku tersadar ketika remaja itu memanggil terus-terusan. aku melepas pelukan itu dan menatap remaja yang tidak lain, adalah Hanagaki Takemichi. "Kak??" panggilan kembali, aku menatap remaja itu lekat-lekat. "mengapa kau mencariku?"
...
suara air dari telor teh terdengar begitu nyaman, namun suara di sekitar sungguh berisik. benar, lagu, orang-orang yang berdansa dan berbincang satu sama lain. sungguh berisik namun menyenangkan. dia meminum teh yang disajikan tadi, begitu mewah dan meriah. dia menatap sekitarnya, dan salah satu menarik perhatiannya.
"aku tidak menyangka akan berakhir seperti ini, bagaimanapun juga kau begitu hebat, Takemichi." suara di susul datangnya sang pria jakung dengan surai hitam legam, tinggi sekitar 179cm dengan pakaian rapi, jas hitam berbunga di saku sambil membawa teh yang dia minum. Takemichi tersenyum hangat lalu memeluk pria tersebut sebagai tanda rasa senangnya. "terimakasih kak, kau juga sudah membantuku!"
apa kalian mengira acara apa yang di datang sang [M/n]? benar acara pernikahan, dan siapa yang menikah? Takemichi dengan Hinata. tunggu, bagaimana bisa sampai kesini??? Mari kita ceritakan ulang dimana Takemichi datang kerumah [M/n].
...
"aku tidak tahu harus melakukan apa Takemichi... aku sudah ingin berpasrah di hidup ini. aku tidak bisa membantumu, aku bukan seorang pelompat waktu, malah takdir ku begitu aneh karna kau seorang pelomoat waktu, yang menurutku itu memicu diriku juga." terlihat tatapan kecewa di wajah Takemichi, namun memang benar. aku tidak bisa melakukan apapun. dari semua hal yang terjadi, aku tidak pernah mau untuk kembali menghadap perubahan waktu seperti sebelum-sebelumnya.
Takemichi menghela nafas pasrah, dia kemudian memberi sebuah surat di atas meja. "aku... tidak tahu di pertengkaran ini akan berakhir bagaimana, tapi ini yang terakhir agar bisa menyelamatkan Mikey." Takemichi berdiri dan menghadapku sambil menunduk hormat. "tolong lakukan jika anda tidak bisa melakukannya kak!" setelah kalimat itu, dia pergi dari rumahku.
aku terdiam beberapa saat, hanya menyaksikan dia pergi hingga benar-benar pergi lalu mengambil surat yang ada di meja tersebut dan mengambilnya.
tolong jagakan hinata untukku. tolong awasi dan tolong berusaha untuk menjadi kekasihnya hingga aku kembali
[Hanagaki Takemichi - 23/6]
baik, dia disuruh menjaga seseorang yang adiknya itu cintai, dan malah berpikir untuk menjadikannya kekasih. TUNGGU SEBENTAR, DIA KIRA PERBATASAN USIA MEREKA BERAPA???? aku menghela nafas. lebih baik aku hanya akan mengawasinya, dan menjaganya daripada harus menjadikannya pacar.
...
begitu terjadi, ketika aku mulai bertemu dengan Hinata di Cafe. aku mencoba mendekat dengannya, dan berhasil. aku hanya mengawasinya. memberinya perhatian yang tidak lain hanya sebagai kakak, dan terus membuatnya aman. Hari demi hari berlalu, hingga tiba-tiba, aku kecelakaan.
kupikir aku tewas, namun ternyata...
...
terbangun, dia terbangun dengan keringat yang membasahi bahkan baju dan kasurnya. tunggu, itu mimpi?? bukan. dia hidup kembali, dan terakhirkali nya. dia menghela nafas, menatap sekitarnya. kamar mewah. kesan kamar yang sangat dia sukai, atau bisa dibilang adalah tipe kamar yang dia yang dulu. tatapannya berakhir di sebuah surat undangan di meja. dia mengambilnya dan membacanya.
sebuah senyum tertera di bibir nya. dia bangun dari tidurnya, dan menuju kamar mandi, untuk bersiap-siap pergi ke acara yang sangat dia nantikan.
...
[M/n] tertawa kecil lalu mengacak-acak rambut Takemichi. Hinata di sebelahnya hanya tersenyum. hingga seseorang datang dan merangkulnya dengan suara keras. "HEY [M/N] KAU KEMANA SAJA HEH?? SIBUK BEKERJA??" teriakan itu di sambut tertawa kecil dari sang [M/n]. Wakasa, tidak biasanya dia begitu berisik? ya, dia sedang mabuk karna keisengan Senju.
"aku sibuk memikirkan masa depan Waka, kau juga akhir-akhir ini sering sekali berkeliaran di kantor ku, apa kau sudah menyelesaikan semua pekerjaanmu hm?" Waka terdiam, dan tersebut malu karna setengah sadar, dia berbicara dengan bos pekrjaannya. dia tertawa dan menggeleng, di sambut tawa orang-orang lainnya.
ketika hangat topik itu, seseorang menarik tangan [M/n]. dia hanya terdiam, menatap seseorang yang lebih tinggi darinya itu, menebak dimana mereka akan pergi. hingga di taman belakang Gereja, yang tersusun rapi dan indah dengan beberapa bunga melati dan mawar putih disana.
pria yang menyeretnya itu, membalikkan badan dan tentu, betapa terkejutnya [M/n] sekarang. pria itu menggenggam tangan [M/n] dan mengelusnya lembut. enggan untuk berbicara, [M/n] juga hanya dia menatap tangannya di genggam oleh pria tersebut.
"aku belum melihat benda emas atau perak melingkar di jari manis ini." [M/n] masih diam, begitu paham akan kalimat pria itu, dia belum menikah walaupun usianya sudah menginjak 26 tahun. pria itu seperti mengeluarkan benda dari sakunya, dan dia mengeluarkannya. sebuah kotak kecil berwarna merah, muda dengan bantalan bulu tipis di sana. pria itu membukanya, dan yang di pikiran [M/n] sekarang dia akan mengeluarkan sebuah puisi.
"kau tahu, kita Berkenalan sejak lama. dari kecil, hingga kau sudah menjadi CEO terbesar di Jepang. aku mengaguminya. tidak sebanding dengan diriku yang hanya seorang tukang bengkel, a-" mulut itu diam ketika satu telunjuk menghampiri bibirnya, menandakan menyuruh nya diam. dia tersenyum, mengambil kotak merah muda itu, membukanya dan benar, sebuah cincin emas. begitu indah dan menawan. dia memakainya pada jari manis pria jakung itu dan tersenyum.
"aku menerimanya, dan aku yang akan mengurus pernikahannya." dia menatap pria di depannya itu, dengan senyum yang begitu lembut. "Terimakasih, Shin" di susul pelukan dari kedua belah pihak. dia tidak sendiri, kini dia telah menerima sang atma pecintanya, begitu berakhir membahagiakan.
"aku menemukannya, dan aku akan memperjuangkannya" -
hey, sudah end. aku gatau mau di lanjut begimana jadi ku end aja hehe :). anw, terimakasih udah mau baca ya cinta, nanti makin semangat, jujur ini ff pertamaku dan seneng yang baca udah lebih 1k. sekali lagi makasih kalian, dan maaf kalo sempet hiatus lama banget. intinya ini m/n happy end ya sama shin. selamat ketemu di ff atau cerita selanjutnya, Tata!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way (Tokrev X Male Reader) end
AcciónPerjalanan seorang laki-laki dengan hidup yang tidak pernah ingin dimilikinya, namun takdir berkata lain. Akami [m/n], seorang pria dengan talenta diluar nalar manusia pada umumnya, memiliki emosi berlebihan hingga suatu hari membuat dirinya kosong...