Future

411 52 0
                                    

[M/n] mengerjapkan matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat sakit seperti habis di pukul pakai batako.

[M/n] meludahkan darah di mulutnya, mencoba memahami keadaan. 5 menit lalu dia tertidur pulas, bangun dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Sebuah ruangan wallpaper merah maroon. Di sebelah barat terdapat figura figura besar, yang mungkin tepat sekali jika itu sangat mahal. Sebelah timur terdapat bunga lavender berbagai warna. Yang menarik perhatian [m/n] ada bunga lotus di sana, bunga kesukaannya.

Di depan [m/n] ada sebuah kursi besar. Seperti singgasana tepatnya. [M/n] masih mengamati sekitar sambil memijat pelan badannya yang sakit.

Selang lama [m/n] mengamati tempat dia berada, suara pintu terbuka, menunjukkan sosok kurus kering, pendek. [M/n] was was jikalau dia musuh.

Orang itu menyalakan saklar lampu. Seorang pria surai rambut putih potongan undercut belah tengah, pakaian... ya... seperti orang-orang rumahan. [M/n] menatap wajah pria itu lamat, kantung mata terlihat kelas di sana.

"Udah bangun? Ki-chin," ucap pria itu mendekati [m/n]. [M/n] terdiam. 'Ki-chin? Panggilan nya kayak kenal... siapa yang manggil gw kayak gitu?' Batin [m/n] sedikit menjauh dari pria surai putih pucat itu.

"Lu siapa?" Tanya [m/n] tanpa basa basi. [M/n] menyiapkan pistol di belakang badannya waspada tinggi dari insting seseorang yang pernah terlibat dalam mafia. Pria itu bergeming, duduk bersila di depan [m/n], menatap [m/n] lalu tersenyum tipis.

"Ini aku... Sano Manjiro, apa kau lupa?" Ucap nya. [M/n] tercekat. 'Mikey? Mikey yang itu?' Batin [m/n] bayangan Mikey waktu SMP terlintas di benak nya. [M/n] menatap tidak percaya, mundur perlahan.

"Lu bercanda kan?" Ucap [m/n] meyakinkan. Mikey hanya menunduk, menatap [m/n] lalu kengangguk tanda dia serius. [M/n] terdiam. Mikey yang dia kenal terlihat lucu, gemas berbeda dari Mikey yang dia lihat sekarang. Dan juga dia belum sadar dia berada di mana, kapan, dan apa yang terjadi padanya.

"Aku nemu Ki-chin di depan makan bang Shin. Waktu itu kutanya Ki-chin tidak tau siapa aku... dan Ki-chin malah pergi gitu aja. Akhirnya ku buat pingsan deh, walaupun harus gelud dulu tadi, tapi syukurlah kalo Ki-chin masih inget," jelas Mikey tersenyum tipis di akhir kalimatnya. [M/n] hanya terdiam, memaksa mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.

_ingatan [m/n]_
'[M/n] berjalan ke makam Shinichiro. Memberikan setangkai bunga di sana, menyalakan dupa, lalu berdoa.

"Ki-chin, lama ga ketemu," ucap seorang pria. [M/n] menoleh ke arah pria itu. Pria kurus kering, pendek, surai putih pucat sambil membawa bunga dengan dua penjaga nya mungkin?

"Lu siapa?" Ucap [m/n], berdiri hendak pergi namun di tahan oleh pria pendek itu.

"Ki-chin lupa sama aku? Ini Mikey, kamu lupa?" Ucap pria itu. [M/n] bergeming, menatap pria pendek itu, lalu membalikkan badan.

"Aku ga kenal, aku cuman mau ngunjungin makam temen ku," ucap [m/n] sembari pergi. Mikey menatap bengis ke [m/n], benci ketika dia di lupakan oleh orang yang dia anggap keluarga.'

[M/n] ingat  apa yang terjadi. Dia adalah seorang pembunuh bayaran yang baru selesai bekerja, hendak menghampiri makam Shinichiro. [M/n] mengusap wajahnya kebas.

'Bisa banget gw jadi pembunuh bayaran di akhir gini,' batinnya menatap Mikey yang masih terdiam di sana.

"Sekarang umurmu berapa?" Tanya [m/n] berdiri, walaupun tertatih karna kakinya sempat tertembak, ia memaksanya.

"23 tahun," balas Mikey, ikut berdiri, mendekati [m/n]. [M/n] menatap Mikey lamat.

"Kenapa kamu jadi mafia? Bukannya keinginan mu ngelindungin mereka? Terus kenapa kamu jadi penjahat yang menusuk mereka dari belakang?" Ucap [m/n] membuat Mikey terdiam. Mikey berdecak, menatap bengis [m/n].

"Bukan urusanmu, yang terpenting aku cuman mau kamu bergabung denganku," ucap Mikey, menodongkan pistol emas padanya. [M/n) bergeming.

"Itu sebuah paksaan, dan yang ku mau kau kembali Mikey," jawab [m/n] menurunkan pistol Mikey. [M/n] tau pistol itu tidak berpeluru. Walaupun terlihat siap, tetapi [m/n] tau cara Mikey mengangkat pistol terlalu gampang, maka itu tidak ada pelurunya.

"Draken mati, semua mati. Apa yang harus ku pertahankan? Sekarang pun aku hanya punya kau. Pikirkan kembali atau kau mati di tempat," ucap Mikey membalikkan badannya, keluar ke ruangan di susul seseorang masuk ke dalam.

[M/n] hanya menatap nya. 'Aku tau Mikey suka memaksa, tapi sejak kapan dia jadi sejahat ini. Bahkan yang membunuh temannya sendiri adalah dia seorang,' batin [m/n] menatap pria yang baru saja masuk.

[M/n] menatap lamat pria itu. Yang di tatap hanya diam, berdecak malas memutar bola matanya. [M/n] tau siapa dia. Bulu mata lentik, tidak salah, "Haru?"






















Tbc-
Ai up 1 minggu sekali yah, itu pun mungkin lebih karna masih nanggung ide nya, yang udah baca makasih mwehehe, maaf kalo jelek:^

A Way (Tokrev X Male Reader) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang