[M/n] yang tengah takut dengan orang yang menyekapnya, tiba-tiba lampu menyala, kain di luar jendela menghilang.
[M/n] memicingkan matanya, sulap. Saat hendak protes ada apa, [m/n] di kagetkan sebuah selambu panjang dari atap ke atap lain bertuliskan 'Happy Birthday Takie!!'
"HAPPY BIRTHDAY, [M/N] SAN!!" ucap orang-orang di depannya serentak. Semua kenalan [m/n], bahkan di sana ada beberapa mantan anggota geng nya.
[M/n] menatap kagum. Dia baru ingat sekarang tepat ulang tahunnya. 27, Oktober. [M/n] terkesiap. Baru pertama kali ini ulang tahunnya di rayakan lebih dari 2 orang. Selama ini hanya sedikit yang tau ulang tahun [m/n]. Hanya beberapa nya teman dekat nya, Shinichiro, Wakasa, Keizo, Takeomi dan adik-adik nya serta keluarga Sano.
Takemichi maju malu-malu, lalu menunduk sangat dalam kepada [m/n]. "Selamat ulang tahun Kakak!!" Ucapnya, kembali berdiri, tersenyum bahagia. [M/n] hanya mengangguk. Dia sepenuhnya belum paham, tapi setelahnya paham saat gerakannya sudah bebas.
[M/n] sedikit mendekat ke arah orang-orang berkumpul. "Ini... ulang tahun ku? Bukan orang lain?" Tanya nya yang membuat orang-orang di sana tertawa.
"Ini ulang tahun mu [m/n]!! Kenapa masih tanya dah," jawab Ruko, menepuk pundak [m/n] menyadarkan. [M/n] hanya menunduk. Semua orang terkejut, apa mereka memmbuat kesalahan? Begitulah raut wajah mereka.
Tetsan dari mata jatuh ke lantai, membuat orang-orang di sana mengerubungi [m/n]. [M/n] tersenyum, menangis dalam diam. Sambil mengusap air matanya, dia menatap orang-orang di sekitarnya.
"A-aku... makasih... haha, aku ga pernah sebahagia ini. Baru pertama kali aku ngerayain ultah semewah kayak gini, pasti kalian capek ya..." ucap nya di balas senyuman semua orang. Dan akhirnya mereka saling memeluk.
"Bukannya kak [m/n] udah nyelamatin banyak orang, kenapa kita harus nyimpen uang kalo masih bisa buat orang lain bahagia juga." Ucap Mikey. [M/n] tersenyum, kembali berkata, "makasih semuanya, aku seneng banget hari ini," ucap nya lalu di teriaki oleh orang-orang di sana.
Pesta di mulai, [m/n] hanya duduk di kursi yang sudah di siapkan. Semua berbincang sambil memakan makanan. [M/n] sebenarnya hanya sedang di suruh menunggu pemberian hadiah. Lucu nya [m/n] selama pesta patuh sekali!!
Seorang remaja berambut campuran hitam dan pirang ke bawah, kepang dua mendekati [m/n] bersama remaja lainnya, rambut berwarna campuran kuning dan biru seperti permen, duduk di sebelah [m/n].
"Maaf untuk tadi, apa aku terlalu kasar?" Tanya remaja kepang dua itu. [M/n] hanya menggeleng. OH TUHAN DIA TERLIHAT SEPERTI BAYI POLOS. Remaja itu tersenyum, mengulurkan tanngannya, "Ran Haitani, dia adikku Rindou, salam kenal kak [m/n]" ucap nya. [M/n] menjabat tangan Ran, mengangguk, "salam kenal," tersenyum ke arah Ran dan Rindou.
'Ashjsjaj kak dia lucu bener akh,' batin Rindou yg dari tadi mimisan karna sifat polos [m/n]. Kenapa [m/n] malah terlihat seperti anak kecil? Karna ide ini di usulkan oleh Izana. Dulu, [m/n] pernah bercerita ke Izana, jika dirinya sangat takut takhayul. Dia takut hal hal mistis seperti itu apalagi berhubungan langsung dengan makhluk dunia lain. Dan semua setuju oleh ide Izana, pada akhirnya mereka membangkitkan sisi polos [m/n] yang siapapun pasti langsung lupa berapa umur [m/n] sekarang.
"Woaa... kak [m/n] hampir mirip dengan ku, cuman kurang cakep aja," ucal Izana menghampiri [m/n]. [M/n] tertawa. Benar, sekarang [m/n] tengah memakai anting-anting pemberian mantan geng nya. Anting-anting yang sama dengan milik Izana.
"Aku dapet dari mantan anak geng ku dulu. Kupikir pas ku pake cocok... hmmm.. ternyata nggak yah, kan aku bukan kamu," ucap [m/n] wajah sok memelasnya. Izana tertawa, menepuk bahu [m/n].
"Kalo gitu, kita anggap anting-anting ini couple dari persahabatan kita." Ucap Izana, di angguki oleh [m/n]. Mereka kembali menatap orang-orang di depan mereka.
"Kak [m/n], tau nggak..." [m/n] masih mendengarkan kalimat Izana selanjutnya.
"Kakak termasuk orang paling sembrono di dunia berandalan," lanjut Izana. Wajah [m/n] merah padam.
"Maksud lu?"
"Haha, jangan gitu. Lihat deh. Kak [m/n] seenak jidat mengubah era berandalan anak nakal jadi anak nakal namun penuh kasih sayang. Kak [m/n] menyuruh anggota geng kak [m/n] buat nolong orang-orang, itu udah di luar area berandalan lagi. Kak [m/n] juga yang selalu melindungi, membantu kita. Di sini, kak [m/n] adalah kakak terbaik kita. Kak [m/n] adalah seorang kakak yang selalu menjaga kita, entah itu masa lalu atau masa depan, karna dari pandangan kak [m/n] sendiri, kak [m/n] gamau liat kita sama kayak nasib kak [m/n], aku makasih buat itu," jelas Izana sambil tersenyum di akhir kalimatnya. [M/n] terdiam. 'Apa aku tidak gagal menjadi seorang kakak? Apa aku tidak gagal menjaga semua permintaan sahabatnya? Shin, aku udah ngelakuin apa yang kamu pengen. Apa besoknya kamu bisa bilang makasih ke aku?' Batin [m/n], lalu tersenyum kembali ke arah Izana.
"Aku juga makasih sama kalian karna mau nerima aku apa adanya. Yah... kalo di inget dulu aku tolol bener sih. Tapi sekarang, aku masih mau ngelindungi kalian. Aku masih mau bersama kalian, jadi jangan pergi ya...." ucap [m/n] dengan nada sedikit datar. Izana sedikit kaget, lalu menyemangati [m/n] kembali.
Setelah acara menerima hadiah, mereka melakukan foto bersama. [M/n] di tengah dengan topi ulang tahun bergambar kucing, membawa sebuah foto tubuh masa lalu nya. [M/n] tersenyum. Selam acara senyum [m/n] tulus, membuat orang-orang di sana juga ikut tersenyum melihat senyum yang mereka dapat dari [m/n] adalah senyum tulus.
Draken berlari setelah menekan tombol kamera, menempatkan sisi. Hitungan 1....2....3....4....5....
CEKREK
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[M/n] menghempaskan badannya di sofa rumah. Seharian mereka di rumah kosong itu, membuat badan kecil [m/n] kelelahan. Dia menghela nafas. Hari ini adalah kebahagiaan yang mellimpah untuknya.Takemichi mendekat, duduk di kursi sofa satunya.
"Kak [m/n], take mau bilang sesuatu," ucap nya. [M/n] kembali dudu, menatap Takemichi."Itu... kakak boleh bilang aku gila, tapi aku gabisa rahasia in ini dari sodara sendiri," lanjutnya. [M/n] hanya mengangguk, menunggu kalimat Takemichi selanjutnya. Takemichi menelan ludahnya, mulai kembali berbicara, "aku dari masa depan.'
[M/n] bergeming, menyuruh Takemichi melanjutkan pembicaraan nya. "Aku dari masa depan. Di masa depan, aku liat Hina mati karna ulah geng Toman. Aku gabisa ngebiarin gitu aja. Pas tau aku bisa ngelompati waktu, aku pakai kesempatan ini sedikit demi sedikit sama Naoto buat nyelamatin Hina. Nanti, aku mau ke tempat Naoto, aku mau pulang ke masa depan, jadi kak [m/n] gapapa sendiri?" Lanjut Takemichi. [M/n] tersenyum.
"Kan yang pindah jiwa mu, bukan tubuhmu. Asal kau masih idup di sini aku gapapa. Dan juga aku teinkarnasi mendadak dari masa lalu Michi," ucap [m/n]. Takemichi sedikit terkejut, mendekat ke [m/n].
"Kok bisa?"
"Kamu tau kan kematian Shinichiro, kakak Mikey," Takemichi mengangguk, "waktu itu, aku terpuruk banget. Salah satu sahabatku mati sia sia karna cuman masalah anak kecil ngambil hadiah buat sahabat nya. Di rumah Shinichiro, setelah aku mengunjungi mayatnya, aku tabrak an sama Mikey karna ga liat jalan. Pas aku mau nolong Mikey, tangan kita bersentuhan, tiba-tiba aku masuk ke tubuh bocah ini, dan tubuh lama ku mati selama aku di rawat di rumah sakit," jelas [m/n]. Takemichi kagum, ternyata dia tidak sendiri walaupun beda cerita.
[M/n] beranjak dari duduknya, menatap Takemichi menyuruhnya ikut berdiri.
"Aku menantimu di masa depan Michi, ubah masa depan sekuat tenagamu," ucap nya memeluk Takemichi. Takemichi mengangguk, berpamitan ke [m/n]. [M/n] kembali ke kamar nya, menghempaskan badannya ke kasur.
Dia lelah. Walaupun banyak rasa menyenangkan hari ini, tapi setiap saat [m/n] lelah. Fisik [m/n] lemah, akhir-akhir ini juga [m/n] sering merasakan sakit di dadanya. Ia tanya Takemichi [m/n] tidak pernah punya riwayat asma atau jantung.
[M/n] menghela nafasnya berat. Menatap langit-langit kamar. Perlahan [m/n] mulai menutup matanya, mencoba tidur hingga akhirnya.....
DEP
Tbc
Uwuw, bantu vote nya ya:))) biar makin semangat nih
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way (Tokrev X Male Reader) end
ActionPerjalanan seorang laki-laki dengan hidup yang tidak pernah ingin dimilikinya, namun takdir berkata lain. Akami [m/n], seorang pria dengan talenta diluar nalar manusia pada umumnya, memiliki emosi berlebihan hingga suatu hari membuat dirinya kosong...