[M/n] panik sendiri. Di luar, ada dua orang sedang berbicara dengan dokter. Melihat kondisi [m/n], sepertinya dia baru saja terkena tabrak-lari. [M/n] menghela nafas, 'berarti aku ke masa depan atau reinkarnasi? Tapi gw belum mati anjit,' batin [m/n] frustasi mengusak rambutnya kasar.
Orang di luar tadi kemudia membuka pintu, masuk. [M/n] sedikit kaget, mereka mirip dengan Mei dan Roku, anak buahnya saat di Tofa.
"Ketua udah bangun? Huaaaa aku khawatir ketua ga bangun-bangun dari kemaren," ucap remaja wanita itu menangis sambil memeluk [m/n].
'Ketua...' [m/n] mengelus surai wanita itu. Kondisi dia bingung kenapa dia terlempar ke masa depan, membuatnya menjadi teringat di masa lalu, saat masa dia masih SMP.
"Syukurlah ketua gapapa, Oi Mei, jangan pasang wajah lembek gitu, di depan mu ketua, bukan anak lu," ucap remaja laki-laki itu menarik kerah perempuan yang di panggil Mei.
'Mei?" Batin [m/n] mencerna, apa benar dia terlempar ke masa depan dengan temannya? Tapi itu tidak mungkin, [m/n] menggelengkan kepalanya. Menatap mereka berdua, membuatnya semakin sesak dengan masa lalu.
"Eh, tapi aku khawatir anjing, lagian lepasin woi"
"Maaf ketua, nanti saya perbaiki manusia satu ini," ucap laki-laki itu membungkuk masih mengangkat kerah Mei. [M/n] gelagapan, lalu mengangguk.
Perempuan itu cemberut, lalu di turunkan, kembali memeluk [m/n]. [M/n] hanya diam, dia masih mencerna semua yang baru saja di alaminya.
"Anu... nama lengkap kalian siapa?" Ucap [m/n] tiba-tiba membuat kedua orang itu terdiam.
"KETUA LUPA SAMA KITA?" Teriak mereka bersamaan. [M/n] menyuruh mereka pelan-pelan, ini rumah sakit. Kedua orang itu menutup mulutnya, mengangguk.
"Hm.. kayaknya aku dikit lupa ingatan hehe," ucap [m/n] sedikit tertawa.
"Benar juga sih... waktu itu ketua sempat terlempar terus kepalanya menabrak dinding," [m/n] tercekat. 'SEPARAH ITU KAH? TUHAN KAU MAU MEMBUNUH KU ATAU MEMPERMAINKAN TAKDIR MATI KU,' teriak batin [m/n] mengusap wajahnya. Laki-laki di samping Mei menggeplak kepala Mei keras di balas 'aduh' dari Mei.
"Baiklah kita memperkenalkan diri kembali. Saya Takukawa Roku, wakil ketua divisi satu geng motor Tofa," ucap laki-laki itu dengan posisi tegas.
"Saya, Aizawa Mei, wakil ketua divisi dua geng motor Tofa," lanjut Mei. [M/n] terdiam, lalu mengangguk. 'Mereka Mei dan Roku, wakil divisi ku dulu, dan nama geng nya sama? Apa gw balik ke masa muda lagi?' Batin [m/n] mengusak kepalanya kasar kemmbali.
Mei dan Roku menatap heran, "ketua gapapa?" Tanya Roku. [M/n] kaget, lalu mengangguk, "gapapa kok.. oh iya, sekarang aku kelas berapa?" Lanjut tanya [m/n]. Mereka diam sebentar, lalu kembali menjawab, "kelas satu SMA ketua," balas Mei.
'Satu SMA ya... beda sih, tapi yang penting gw masih bisa mengulah hal yang sama lagi,' batin [m/n] semangat sambil mengepalkan tangannya, di tatap heran kembali oleh dua wakil nya.
"Ketua gapapa kan? Daritadi kayak ada sesuatu gitu," tanya Mei. [M/n] kembali kaget, lalu menggeleng, "gapapa ko," di jawab [m/n] dengan senyum nya. Mereka berdua menghela nafas lega, saat hendak berbica kembali, pintu kamar [m/n] terbuka kasar, terlihat remaja laki-laki model rambut ke atas berwarna pirang terengah-engah.
Remaja itu menatap [m/n], memeluk nya tiba-tiba.
"HUAAA KAKAK, KU KIRA LU MATI TAU NYA MASIH KOMA MANA DUA HARI LAGI, TAKE KHAWATIR TAU," ucap remaja itu sambil menangis. [M/n] kaget, namun dia tetap berusaha tenang. 'Kakak?' Batin [m/n] mengelus rambut remaja itu.
"E-eh... iya, aku baik-baik aja kok," ucap [m/n] gugup. Remaja itu menatapnya penuh rasa khawatir, lalu kembali memeluk [m/n].
"Kupikir Take bakal kehilangan sesuatu lagi, untung aja kak [m/n] masih idup," ucap remaja itu kembali. [M/n] masih menatap bingung, lalu menatap kedua wakil nya itu, meminta penjelasan dia siapa.
"Dia adik mu ketua, Hanagaki Takemichi," jawab Roku. 'HAH? KAKAK NYA BOCAH ITU?' Batin [m/n] tidak percaya. Di masa lalu, dia bertemu dengan anak kecil bernama Takemichi saat berjalan bersama Shinichiro. Kondisi Takemichi berantakan karna dia baru saja di hajar oleh anak lain hanya untuk menolong Hinata.
[M/n] menatapa tak percaya. Sekarang dia menjadi kakak nya anak ini? Tapi itu sedikit membuat [m/n] tersenyum, senang. Dia akhirnya kembali menjadi seorang kakak. Lama [m/n] masih memendam rasa nya ingin seorang adik kandung, tapi tuhan ternyata tetap mengasihnya hal berharga kembali walaupun mempermainkan takdir matinya.
[M/n] mengelus surai Takemichi lembut, tersenyum. "Maaf ya Michi, kakak bikin kamu khawatir," ucap [m/n] di balas anggukan Takemichi.
Di sana, kedua wakil [m/n] menatap tak percaya. [M/n] yang terbilang kasar, sadis, ganas, tegas bisa lemah lembut terhadap adik nya. Bahkan Mei dan Roku pun selalu mendapat hukuman apapun itu jika mereka lengah dalam tugas mereka. [M/n] yang menatap mereka, seketika langsung menatap dingin, 'apa liat-liat?' Begitu kata ekspresi [m/n] sekarang. Mei dan Roku pun menggeleng, lalu senyum-senyum. 'DIA BENER-BENER IBLIS,' batin mereka berdua.
Saat itu Takemichi izin pamit, dia ada urusan saat teleponnya berdering. [M/n] mengangguk, menyuruh Mei dan Roku pergi juga, dia akan istirahat. [M/n] tipikal orang yang suka sendiri saat lelah, kalaupun ada yang mengganggu nya saat istirahat, hati-hati jika dia sudah berdecak, maka kau akan babak belur di tempat. Mei dan Roku mengangguk, meninggalkan tempat.
"Huh... mending istirahat." Gumam [m/n] tersenyum. 'Cerita yang sebenarnya baru saja di mulai,' batinnya lalu mulai terlelap.
Tbc
Pindah alam. Vote nya nyaw~Nih si Takemichi
(Dr pin)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way (Tokrev X Male Reader) end
ActionPerjalanan seorang laki-laki dengan hidup yang tidak pernah ingin dimilikinya, namun takdir berkata lain. Akami [m/n], seorang pria dengan talenta diluar nalar manusia pada umumnya, memiliki emosi berlebihan hingga suatu hari membuat dirinya kosong...