18. Yearning for Yesterday

3.5K 480 144
                                    

Beta Reader : znstrgz

Chapter 18

Argha masih memberikan orasi kala Hadi akhirnya berhasil mendapatkan informasi di mana tepatnya tuan mudanya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Argha masih memberikan orasi kala Hadi akhirnya berhasil mendapatkan informasi di mana tepatnya tuan mudanya berada. Berkali-kali laki-laki dominan kekasih Eve itu memijat kepalanya yang turut pening akan kelakuan ajaib pasangan tuan utamanya. Pemuda cantik berusia belia itu terlalu banyak tingkah hingga bisa sampai di kawasan hiburan di Pondok Indah. Ia bahkan meninggalkan kendaraannya begitu saja tanpa dikunci double standard.

Kalau cuma motornya yang hilang sih tidak apa-apa ya. Tuan utamanya masih mampu membelikan 50 unit baru sekaligus. Hanya saja tidak adanya etika dari Natta kala pergi mengunjungi tempat lain menjadi gejolak masif untuk Argha dan semua ajudannya.

Tidak adanya permintaan izin dari Natta membuat Argha mendadak berubah tidak ramah dan akhirnya pekerjaan Hadi bertambah.

Skuter Mr. Natta ada di kafe L’forain, pak. Skuter ditinggal di sana lalu Mr. Natta naik MRT ke Pondok Indah,” lapor seorang ajudan pada Hadi.

Berkali-kali Hadi mengelus dadanya, tanda kali ini Natta betulan kelewat batas. Sekarang bagaimana cara menyampaikan berita ini pada Argha? Hadi yakin apabila langsung diberitahu, konsentrasi Argha akan pecah, entah karena emosinya atau karena kekhawatirannya akan Natta.

Hadi memutuskan untuk menahan segala informasi tersebut karena sang tuan masih terlihat begitu serius berinteraksi dengan warga di kampung-kampung pemukiman penduduk. Kedatangan calon presiden mereka yang menjanjikan bantuan pangan serta perbaikan infrastruktur jelas riuh dihiasi tangis haru bahagia warga setempat

Tidak, Hadi tidak sekejam itu mendistraksi pikiran Argha karena pasangan hidupnya yang meliar hari ini. Raut wajah Argha yang serius mendengarkan keluhan warga jelas membuat Hadi semakin berniat untuk menunda memberitahu Argha.

Nanti saja, pikir Hadi, mencoba untuk tetap fokus pada kampanye sang tuan agar tetap berjalan sesuai rencana.

Acara itu selesai lebih awal dari perkiraan Argha. Tidak perlu basa-basi yang berlebihan karena inti dari kampanye hari ini telah tersampaikan dengan baik dan jelas. Meskipun belum tahu hasil yang akan Argha dapatkan di dua kabupaten besar di Banten itu, yang terpenting adalah dana kampanye yang dibajetkan padanya dapat benar-benar berguna untuk pembangunan setempat.

Hadi mendekati Argha yang kala itu tengah berdiskusi ringan dengan salah satu Sekda mengenai pembangunan gereja yang juga turut mendapatkan suntikan dana darinya. Perbincangan itu tidak terlalu formal dan hanya membahas material dan arsitek yang akan membantu mereka merancang bangunan gereja, sehingga ini adalah saat yang tepat untuk Hadi membahas masalah sang tuan muda dengan tuan besarnya.

“Hadi, ada titik temu?” tanya Argha, tiba-tiba menghentikan diskusinya dengan pak Wida.

“Ada, pak.”

LEGAL VOWS - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang