Entah sejak kapan dia selalu menemuiku. Namun, kedatangannya terus membuatku bahagia.
“Tiada mengapa tuan putriku. Aku akan datang menemanimu, ketika kamu memanggil namaku.”
“Alycia ...?”
“Hm ...?”
“Aku ingin merasakan bagaimana rasanya bahagia ketika seorang gadis seusiaku memiliki seorang kakak laki-laki.”
“Lalu?”
Aku menunduk hanya sebentar, dan ....
“Baiklah, aku adalah kakak laki-lakimu, Nona. Bagaimana, hm?”
Kedua mataku terbuka lebar. Berkali-kali kuusap keduanya karena tidak percaya dengan apa yang kulihat saat ini.
“A–Alycia ke mana? K–kamu siapa?”
Sosok laki-laki tertangkap jelas oleh mataku. Kemana Alycia pergi?
“Aku adalah Alycia.”
Alycia, bidadari bersayap, bergaun putih dengan rangkaian bunga mawar putih yang menjadi mahkota di atas rambutnya, mengapa berubah?
“Seperti yang selalu kukatakan, aku akan membuat dirimu bahagia.”
“T–tapi ....”
Bola mataku kembali terbuka lebar. Alycia kembali dalam sekejap mata.
“Kalau kamu tidak suka, aku akan kembali dengan wujudku yang semula.”
Laki-laki tampan dengan mahkota emas di atas kepalanya itu, menghilang.
***
“Bagaimana kalau Aly saja?”
“Apa pun itu, aku menerimanya dengan sukacita.” Dia terus tersenyum ke arahku. Bibirnya yang tipis di wajah tampannya itu, membuatku tak bosan untuk selalu ingin memandanginya.
“Kalau kamu datang dengan wujud bidadari ....” Dia mulai merubah wujudnya.
“Iya, begitu! Kalau kamu datang dengan wujud itu, kamu adalah Alycia. Tapi, kalau kamu datang dengan wujud pangeran ....”
Dia kembali berubah wujud menjadi seorang pangeran tampan bermahkota.
“I–iya, kalau kamu datang dengan wujud itu, kamu adalah Aly.”
“Dengan siapa kamu akan menghabiskan waktu, panggil saja namaku.”
“Alycia dan Aly.”
Dia mengangguk puas. Sorotan matanya tidak pernah berpindah dari wajahku.
“B–boleh aku ....”
Deg!
Tanganku ditarik dan kepalaku telah bersandar pada dadanya.
“Aku tahu setiap keinginan hatimu, Nona.”
Jantungku berdegup tidak seperti biasanya. Ini berbeda ketika Alycia yang memelukku.
Tanganku bergerak ingin melingkar di pinggangnya. Ingin kubalas lembut pelukannya.
“A–Alycia!” Kulepas pelukannya dan pangeran tampan telah berubah menjadi bidadari cantik.
“Ada apa wahai tuan putriku?”
“M–maafkan aku. A–aku belum terbiasa dengan wujud pangeranmu.”
“Tiada mengapa. Lambat laun kamu akan terbiasa.” Sang bidadari mengusap lembut pipiku.
***
Mataku tak bisa terpejam.
“Aly ... Alycia!”
Belaian lembut tiba-tiba mendarat di rambutku.
“Aku baru saja pergi dari sini beberapa menit yang lalu.”
“M–maafkan aku, Alycia. Sepertinya aku ....”
“Hatimu merindukanku, hm?” Alycia berubah.
“T–tidak!” Cepat aku bangkit dan duduk dari pembaringan.
“Sudah kubilang, aku tahu setiap keinginan hatimu. Hatimu mengatakan, kau ingin bertemu denganku.”
“K–kemana Alycia pergi?” tanyaku gugup.
“Ini aku,” wujudnya berubah, “aku adalah Alycia.”
Tubuhku bergerak cepat memeluk erat bidadari bersayap itu.
“Jangan menangis tuan putriku. Aku tahu kau hanya canggung untuk memeluk sang pangeran.” Air mataku diusap lembut olehnya. “Sang pangeran adalah kakak laki-lakimu, dan aku adalah ibumu. Semua berjalan seperti yang kau harapkan.”
***
Perlahan mataku terbuka ....
Deg!
Segera aku bangkit. Kepalaku telah berbaring berapa lama di atas pangkuannya? Pangeran itu tersenyum melihatku.
“Semalam, matamu terpejam setelah berbaring di atas pangkuanku.”
“Ma–maafkan aku ....” Pandanganku menunduk.
Kepalaku diusap lembut olehnya. “Akan kupastikan kamu bahagia, Nona.”
Bibirku tersenyum dengan sendirinya. Jarinya mengusap lembut pipiku yang basah. “Jangan menangis ... aku disini, Nona.”
.........
Gadis kecil tertidur dengan nyaman dan tenang. Bibirnya tersenyum. Kulitnya yang pucat terlihat bersinar terang. Sendirian. Kesepian. Kelaparan. Kesakitan. Berbulan-bulan ia berjuang melawan rasa itu.
Si gadis kecil hidup sebatang kara. Ayahnya meninggalakan ia sendirian. Ayahnya pergi, untuk menikah lagi dengan wanita lain. Setelahnya, ia tidak peduli lagi dengan gadis berkaki satu, bertubuh ringkih ini.
Si gadis kehilangan kaki kirinya. Ia adalah satu-satunya korban kecelakaan mobil yang selamat. Ibu dan kakak laki-lakinya adalah dua korban yang nyawanya tidak bisa terselamatkan.
“Terima kasih, wahai sosok ibu dan kakak laki-laki yang selalu memenuhi fantasiku ....”
Selamat jalan ... si gadis cantik telah pergi menemui sang ibunda dan kakak laki-laki kesayangannya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen oleh AksaraKS
RandomBismillaahirrohmaanirrohiim .... • Di sini tempatku menulis cerpen • Setiap bab adalah judul/kisah baru yang tentunya berbeda-beda cerita • Tema & alur ceritanya wallaahi murni hasil pemikiranku sendiri (no plagiat!) • Maaf bila banyak kekurangan k...