Happy Reading
.
.
.
.
.
5 Tahun Kemudian
"Hallo Emma. Sepertinya aku akan terlambat atau bahkan tidak bisa datang, hujan sangat lebat saat ini."
Sosok pemuda dengan mata rubah itu nampak berlari-lari kecil guna menghindari tetesan hujan yang semakin deras.
"Kau terjebak hujan?" Pertanyaan dari seberang telepon nya itu membuat sosok tampan itu terkekeh pelan.
"Yup. Dan sekarang aku kebasahan." Sahutnya setelah berhasil mendapat tempat berteduh.
Kepalanya menoleh kekanan dan kiri, mata sipit nya itu melihat banyak orang disekelilingnya yang juga tengah berteduh bersamanya.
"Kau ingin aku meminta Harvey untuk menjemput mu dengan mobil? Kupikir akan ada badai."
"No. It's okay. Aku akan menunggu sampai hujan reda, kalian tidak perlu menunggu ku. Jika kalian sudah selesai langsung kembali saja."
"Are you sure?"
"Yes, why not?"
"Lalu bagaimana dengan tugas mu?"
"Aku akan baik-baik saja, akan aku kerjakan ketika aku sampai di apartemen. Lagi pula jadwal presentasi nya masih satu Minggu lagi."
"Okay. Aku tidak bisa bilang apapun padamu."
Sosok pemuda itu terkekeh kecil ketika mendengar desahan pasrah dari wanita yang kini berbincang dengannya.
"Thanks Emma."
"It's okay, Renjun."
.
.
.
.
.
Srekkk!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
RandomPenyesalan adalah satu-satu nya yang menjadi latar belakang kehidupan seorang Huang Renjun. Satu-satu nya yang menjadi pengingat. Bahwa satu sosok yang ia sakiti itu, kini memilih menyerah dan pergi dari nya. . Mau kasih tahu aja. Kalo ini adalah c...