11

4.6K 274 125
                                    

Sayup-sayup terdengar suara bising yang menyapa indra pendengaran seorang gadis yang sekarang mulai mengerjapkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayup-sayup terdengar suara bising yang menyapa indra pendengaran seorang gadis yang sekarang mulai mengerjapkan matanya. Bola matanya bergerak perlahan memindai tempatnya––lampu penerang menjadi titik pandangnya. Ada hembusan napas lega, rupanya ia sudah tidak berada di tempat gelap itu lagi. Anjani merasa lebih aman sekarang.

"Akhirnya lo sadar juga..."

Oleh perkataan itu, praktis Anjani menoleh ke samping––menemukan tiga temannya yang sekarang berdiri di brankar yang ia tempati. Ada raut wajah khawatir yang begitu kentara, Anjani tersenyum tipis melihatnya. Lalu dari Alesya kembali bersuara, "Sorry, Anjani. Gara-gara gue biarin lo ke gudang sendirian, lo jadi berakhir kaya gini."

Anjani menggeleng kepala, sembari menepuk pelan punggung tangan Alesya. "Bukan salah lo! Kok malah minta maaf?"

Alesya memajukan bibir bawahnya. Masih tetap merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada temannya ini. "Ya, tapi tetap aja––"

"––udah. Gue juga udah baik-baik aja kok," potong Anjani cepat. Tidak ingin membiarkan Alesya terus larut dalam rasa bersalahnya.

"Gue yakin, ini ulah Ziva dan dayang-dayangnya itu! Gak mungkin kan pintu gudang ke kunci sendiri?" opini Gea. Gadis itu memasang raut wajah kesal setengah mati––tidak ada manusia paling jahat di sekolah ini selain Ziva dan teman-temannya itu.

Alesya mengangguk setuju. "Tuh kan bener, sekarang Anjani yang diteror Ziva."

"Kedepannya, jangan biarin Anjani sendirian lagi, nanti digangguin Ziva lagi," ujar Amanda yang langsung dihadiahi anggukan setuju dari Alesya dan Gea.

Sementara Anjani tersenyum lebar, merasa beruntung mempunyai teman yang peduli dan sebaik mereka. Menepis pembicaraan mengenai Ziva, Anjani berkata, "Btw, yang bawa gue ke sini siapa? Sebelum gue pingsan, gue ingat ada cowok yang bukain pintu gudang itu, cuman penglihatan gue gak fokus, jadi gak tau siapa orangnya."

"Ah itu, kak Satria! Dia yang bawa lo ke UKS ini. Lo tau gak sih Anjani, itu muka kak Satria panik banget," beritahu Alesya dengan antusias.

"Terus kak Satrianya mana?"

"Udah ke kelas."

Anjani menghela napas, membuat Alesya yang melihat raut wajah berubah temannya itu cepat angkat suara lagi. "Lo..., deket sama si kak Satria itu?"

Anjani mengangguk. "Kak Satria itu kakak kelas gue waktu SMP."

Mendadak Alesya mengulum senyum, lalu semakin mendekati Anjani, yang membuat Anjani menatap bingung akan tingkah gadis itu sekarang. "Ini deket karena sebatas adik kelas dan kakak kelas atau deket karena ada rasa?"

Anjani terdiam sesaat, berpikir keras atas dua opsi yang Alesya berikan padanya. "Fix! Ada something antara Anjani dan kak Satria!"

"Ih, sok tau!" Anjani lantas menyikut lengan Alesya sembari menggeleng kepala.

EVANDER || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang