work.

161 14 0
                                    

"Kemana?" Tanya Fourth, sebelum naik ke atas sepeda yang Gemini pinjam dari panti.

"Biasa," Gemini menoleh memperhatikan Fourth yang sudah duduk manis di belakang. Kedua mata bulat Fourth menatap Gemini heran, kenapa tidak segera mengayuhkan sepedanya.

"Pake," Ujar Gemini setelah melepaskan jaket hitam yang dia pakai.

"Terus kamu pake apa?" Ujar Fourth.

"Aku okay," Balas Gemini. Fourth mengendikan bahunya. Dan mulai memakai jaket yang di tangannya.

"Kebesaran, Gem," Rajuk Fourth ketika merasa tubuhnya tenggelam di jaket Gemini. Yang lain hanya tersenyum tipis, merasa Fourth lucu terlihat mengecil dengan balutan jaketnya.

"Pake, kamu gampang sakit," Ujar Gemini menanggapi.

"Ish,"

Akhirnya Fourth kembali menaiki sepeda dengan manyun, yang membuat Gemini menggeleng kepalanya singkat.

Kayuhan Gemini membawa mereka menjauh dari rumah Fourth. Sesekali Fourth bersenandung kecil, melupakan beberapa menit lalu dia sempat merajuk karena jaket Gemini yang kebesaran.

"Udah ga marah?" Tanya Gemini.

"Siapa yang marah?"

"Kamu?" Gemini sedikit menoleb untuk melihat raut wajah Fourth.

"Engga, aku ga marah," Ucapan Fourth ditanggapi dengan kekehan Gemini, yang dibalas dengan cubitan kecil di lengan Gemini.

"Gem, tangan kamu dingin," Raut wajah Fourth berubah ketika jemarinya memegang kulit Gemini yang sedingin es. Tanpa suara Gemini mengulurkan tangannya ke belakang.

Fourth yang tidak tau maksud dari uluran itu menatap punggung tegap Gemini. Seolah tau Fourth yang bingung. Gemini menghentikan kayuhannya, dan mengambil kedua lengan Fourth yang menggantung di kedua sisi tubuhnya.

"Yang kenceng, dingin," Suara Gemini bergetar lewat punggung yang sekarang Fourth peluk. Pikirannya kosong untuk sejenak. Apalagi dia sadar wajah dan telinganya sudah pasti memerah, beruntung suasana malam dan posisinya tidak akan membuat Gemini tau.

"Dih, modus," Gumam Fourth.

"Ga mau?"

Bukanya jawaban yang Gemini dapatkan, malah pelukan yang makin erat dari yang lain.

"Jangan di lepas, okay?" Suara halus Gemini makin membuat Fourth pusing. Apalagi elusan pelas di punggung tangannya. Fourth hanya bisa menenggelamkan wajahnya di punggung Gemini.

Malam itu mereka mengelilingi taman kota, terkadang berhenti untuk menonton pertunjukan atau live performance dari artis tak bernama, bersamaan dengan menikmati jajanan malam yang tersebar di sepanjang jalan. Di barengi dengan keduanya yang bercerita ke sana ke mari, tentu obrolan mereka di dominasi oleh Fourth. Gemini hanya mendengarkan, dan sesekali membenahi rambut Fourth yang terbang terbawa angin malam.

"Liat deh, itu kamu bukan," Fourth menunjuk ke arah kumpulan bintang di atas mereka.

"Liat deh, itu kamu bukan," Fourth menunjuk ke arah kumpulan bintang di atas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To Enternity And Beyond | [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang