Page 4. RED Rose (Vox Akuma x Reader)

152 18 10
                                    


.
.
.
'Tahukah kalian, bahwa mawar merah dapat menggambarkan besarnya cinta berdasarkan jumlahnya?'
.
.
.

(Note: Disini Vox itu seniornya reader)

1 Tangkai Mawar
(Love at first sight)

Hari itu merupakan hari sial untuk seorang Vox Akuma. Dia terlambat karna ban sepedanya bocor dan hal itu membuatnya harus berhadapan dengan komite kedisiplinan sekolah.

"Vox Akuma, tidak seperti biasanya kau terlambat." (Name), gadis yang merupakan salah satu anggota komite kedisiplinan yang paling disiplin berdiri tegap dihadapan Vox. Tapi bodohnya ia, suara gadis yang terdengar dingin itu malah seakan menghipnotisnya. Tubuh kecil yang berdiri tanpa rasa takut, pandangan mata yang seakan menganggapnya kotoran malah membuatnya terpesona.

Sepertinya sesekali terlambat tidak ada ruginya?

"(Name), aku dan Vox sekelas dan kami ada ulangan harian pagi ini. Bisakah kau melepaskannya kali ini saja?" sosok pemuda bersurai abu-abu kebiruan memohon.

".... Karna Kak Ike yang meminta langsung, maka hukumannya diundur jadi pulang sekolah. Tolong kumpulkan surat pernyataan saat pulang sekolah nanti, Vox Akuma. Kalau kau melupakannya, akan kupastikan ini akan berimbas pada rapor akhir semestermu. Kalau begitu aku permisi, cepatlah masuk kelas." (Name) meninggalkan Vox yang masih terpesona padanya.

Istirahat siang pun tiba. Vox dan kawan-kawannya duduk di meja kantin dan membeli makan siang.
Vox masih terbayang-bayang sosok gadis yang menghukumnya tadi pagi.

"Shu, sepertinya Uki dari klub berkebun meminta bantuannya nanti." ucap Ike pada Shu.

"Klub berkebun? Apa mereka juga menanam bunga?" tanya Vox menyela.

"Tentu saja. Jenisnya macam-macam. Memang kenapa Vox?" tanya Shu.

"Kalau begitu boleh aku minta tolong?"

Percakapan itu berlangsung hingga akhirnya jam pulang sekolah pun tiba.

"Lho, Vox mau kemana? Tidak pulang?" Tanya Luca.

"Ah, aku harus menyerahkan ini dulu, titip tasku ya.." ucap Vox sambil memamerkan kertas pernyataan dan langsung pergi.

"Vox aneh. Kenapa dia menyerahkan surat pernyataan sambil membawa bunga mawar??" Luca bertanya-tanya.

"Salah makan mungkin." sambar Mysta yang ikut kebingungan.

~||~

Disinilah ia berdiri didepan pintu ruang osis. Ketika kakinya melangkah masuk, netranya mencari-cari sosok gadis yang ia temui.

'ketemu!'

"(Name), ini surat pernyataannya. Dan ini untukmu." Vox memberikan. Satu tangkai bunga mawar yang sudah dihias. Terima kasih pada Uki yang mau membantunya secara cuma-cuma.

(Name) mendelik pada Vox.

"Vox Akuma, apa ini sogokan? Akan lebih baik kau membawa bunga itu pada pacarmu atau siapapun karna sogokan dengan bunga tidak akan mempan padaku."

"Bukan dan aku tidak punya pacar. Karna aku menyukaimu (Name)." ucap Vox terus terang.

Hal itu tentunya membuat seisi ruangan kaget.

"Terima kasih, silahkan pulang dan bawa bungamu kembali karna mejaku terlalu penuh untuk bungamu yang tak berguna." ucap (Name) yang berusaha setenang mungkin.

Sayangnya, Vox bukanlah orang yang mudah menyerah. Ketika ia bertekad, maka ia harus mendapatkannya.

3 Tangkai Mawar
(I Love You )

颜色 (Colours)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang