08-sepeda Abah

102 5 0
                                    


Adnan menatap bayangan dirinya di cermin kamar mandi,  wajahnya  memerah.

"apa yang kamu lakukan Adnan!!"

kesal Adnan pada dirinya  sendiri,Namun di sisi lain dari  diri Adnan berkata

"dahhh gak papa,  kan Nanda istri kamu Adnan , kenapa malu? "

Dan di sisi yang  lainya pun  berkaya berbeda

"Adnan², kamu ini gak punya  malu,  baru kenal beberapa  minggu, malah  main nyium aja"

"gak usah di pikirin, yang penting  kan dah halal,  minta yang lebih juga boleh kan? "

Plakk!!

Adnan menampar pipinya sendiri    
" istighfar Nan,  jangan mikirin yang nggak²!"

Setelah merasa lebih  tenang Adnan mulai  mengganti pakainnya yang  awalnya kaos hitam lengan  pendek  ke baju koko navy yang serasi dengan  apa yang  nanda pakai.

Adnan merapihkan posisi peci di kepalanya,  laki itu berulang kali  menarik nafas dan bolak balik  mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar mandi

"ya allah kok malah makin deg deg-an sih"

.
.
.

Nanda masih setia duduk  di atas kasurnyaa, dirinya penasaran kenapa  mas Adnan bisa begitu lama di kamar mandi

"Nanda! " terdengar suara Rahma memanggilnya, ia langsung  beranjak dari tempat nya

" Ada apa  mi? " tanya Nanda yang kini telah berdiri  di samping Rahma di ruang tamu

" belanjaan mana ndo? "

Nanda baru teringat  belanjaan yang tadi ia beli masih tertinggal  di motor,Nanda meminta Rahma untuk menunggunya mengambil belanjaanya terlebih dahulu  dan di jawabi anggukan dari ibu mertunya itu.

" Nih umi! " Nanda menyodorkan  plastik belanjaan pada Rahma

" Alhamdulillah,  eh- kamu pake gamis siapa Nda? " tanya  Rahma yang baru menyadari penampilan Nanda yang berbeda ini

" itu umi, mas Adnan yang beliin"

" Subhanallah cantik  banget mantu umi,  jadi  keinget umi waktu muda dulu " tutur Rahma dengan bangga

" gak usah ngayal ketinggian mi!, nanti jatuh loh" bukan Nanda yang  mengatakan seperti itu melainkan Damar yang tiba² lewat sambil membawa secangkir kopi di tanganya lalu beralih duduk denagn khitmat di ruang  tamu

" Abah ini gak trima ajaa" kesal Rahma

Nanda terkekeh melihat  tingkah ke2 mertuanya itu sampai pandangannya yang kini  beralih  tertuju pada sosok yang tengah memperhatikanya, Nanda tersenyum kearahnya dan di balas senyuman  juga darinya. Adnan

Laki² itu akhirnya  memberanikan diri untuk mendekat ke arah Nanda walaupun  sebenarnya   lagi² Adnan harus menyenamkan jatungnya setiap kali melihat Nanda

" loh Adnan, ternyata  pasangan  toh bajunya" ujar Rahma

" eh iya mi, tadi Adnan gak sengaja liat, trus bagus jadi pengin  beli buat Nanda juga" jawab Adnan

Umi Adnan menanggapinya dengan anggukan pelan

" Adnan nanti sore ajak aja istrimu jalan² sana,  sayang kalo di rumag trus lagian bentar lagi kamu harus kepondok kan" yang di sarankan Abahnya dipikirkan  baik baik oleh Adnan , ada benarnya  juga

" engg gimana Nda? " tanya Adnan 

" terserah mas Adnan aja" Jawab Nanda dengan  senyum manisnya,  Adnan mengangguk pelan lalu senyum terukir pelan di wajahnya

.
.
.
.
.

Sore harinya....

Rencana untuk jalan² harus gagal,ya motornya dirumahnya harus di bawa Damar untuk pergi
" maaf ya Nan,  Abah lupa sore ini ada  acara jadi motornya Abah  bawa"

"iyaa bah, gak papa" jawab Adnan, Damar langsunf melajukan motornya, Adnan membuang  nafas beratnya padahal  Adnan sudah memikirkan  waktu  sorenya yang akan di habiskan bersama Nanda sambil menikmati angin sore suasana di desanya

" yang sabar yaa, eem...gini aja pake sepeda  Abahmu aja tang  di belakang  aja" usul Rahma

"umi..masa pake sepeda ontelnya Abah sih dah gak zamanya dong mi"

" dah gak usah ngurusin zaman² an, malah lebih enak pake sepeda  loh"

Nanda menggeleng pelan melihat perdebatan antara ibu dan anak itu
" dah mas Adnan, gak papa"

Adnan akhirnya  mengalah karna Nanda pun sepertinya  tak menolak saran dari umi,  ia membuang Nafas beratnya

" ya sudah saya ambil dulu sepedanya" Nanda menggauk paham dengan perkataan Adnan

Selang beberapa saat Adnan sudah naik di sepedanya dengan satu kaki yang menyangga di tanah
" ayo Nda, naik! " tanpa mau menunggu lama Nanda langsung  naik di jok belakang

" dah mas" ujar  Nanda yang telah merasa nyaman dengan  posisi duduknya

"oke,  bismilahirohmanirrohim" Adnan mulai  mengeluarakan tenaganya untuk menggayuh sepedanya

" Adnan ati ati! " peringat Rahmaa

" siap mi! "

Rahma menggeleng  pelan " dasar pengantin baru" ia tertawa pelan menatap  anak dan menantunya  itu

Sepeda milik Abahnya memang sudah berumur jadi Adnan harus berhati hati " Nda rok kamu perhatiin takutnya kena rante" peringat Adnan

" iya mas Adnan~" jawab Nanda dengan suara manjanya membuat Adnan menahan gelitik di hatinya bahkan membuat Adnan kehilangan konsenya

Sepeda goyah " eits eits... " Adnan berusaha  menyeimbangkanya

" mas Adnan ati ati dong... " kesak Nanda yang sudah panik akan terjatauh dan berakhir  menyium jalan, sudah tadi beruntung di cium Adnan masa harus berakhir  di ciun aspal, pikir  Nanda.

Sepeda kembali  seimbang.

" maaf², makanya pengangan dong"

" ini dah pegangan" jawab Nanda santai

" pegangan kok sama jok " sindir Adnan dengan tawa keciil di akhir perkataanya

" ih mas Adnan jaill!!! " kesal Nanda lalu mencubit pinggang Adnna

" aduh² Nda sakit " rintih Adnan dan sepeda pun kembali oleng

" MAS!" teriak  Nanda panik

.
.
.
.
.

  Okeee gimana part yang ini seru gak?

Maksih yaa yang tetep setia bacaa
Janagn lupa votenya yaa😙😄😄😄

Takdir Pesantren (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang