Adnan menatap bayangan dirinya di cermin kamar mandi, wajahnya memerah."apa yang kamu lakukan Adnan!!"
kesal Adnan pada dirinya sendiri,Namun di sisi lain dari diri Adnan berkata
"dahhh gak papa, kan Nanda istri kamu Adnan , kenapa malu? "
Dan di sisi yang lainya pun berkaya berbeda
"Adnan², kamu ini gak punya malu, baru kenal beberapa minggu, malah main nyium aja"
"gak usah di pikirin, yang penting kan dah halal, minta yang lebih juga boleh kan? "
Plakk!!
Adnan menampar pipinya sendiri
" istighfar Nan, jangan mikirin yang nggak²!"Setelah merasa lebih tenang Adnan mulai mengganti pakainnya yang awalnya kaos hitam lengan pendek ke baju koko navy yang serasi dengan apa yang nanda pakai.
Adnan merapihkan posisi peci di kepalanya, laki itu berulang kali menarik nafas dan bolak balik mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar mandi
"ya allah kok malah makin deg deg-an sih"
.
.
.Nanda masih setia duduk di atas kasurnyaa, dirinya penasaran kenapa mas Adnan bisa begitu lama di kamar mandi
"Nanda! " terdengar suara Rahma memanggilnya, ia langsung beranjak dari tempat nya
" Ada apa mi? " tanya Nanda yang kini telah berdiri di samping Rahma di ruang tamu
" belanjaan mana ndo? "
Nanda baru teringat belanjaan yang tadi ia beli masih tertinggal di motor,Nanda meminta Rahma untuk menunggunya mengambil belanjaanya terlebih dahulu dan di jawabi anggukan dari ibu mertunya itu.
" Nih umi! " Nanda menyodorkan plastik belanjaan pada Rahma
" Alhamdulillah, eh- kamu pake gamis siapa Nda? " tanya Rahma yang baru menyadari penampilan Nanda yang berbeda ini
" itu umi, mas Adnan yang beliin"
" Subhanallah cantik banget mantu umi, jadi keinget umi waktu muda dulu " tutur Rahma dengan bangga
" gak usah ngayal ketinggian mi!, nanti jatuh loh" bukan Nanda yang mengatakan seperti itu melainkan Damar yang tiba² lewat sambil membawa secangkir kopi di tanganya lalu beralih duduk denagn khitmat di ruang tamu
" Abah ini gak trima ajaa" kesal Rahma
Nanda terkekeh melihat tingkah ke2 mertuanya itu sampai pandangannya yang kini beralih tertuju pada sosok yang tengah memperhatikanya, Nanda tersenyum kearahnya dan di balas senyuman juga darinya. Adnan
Laki² itu akhirnya memberanikan diri untuk mendekat ke arah Nanda walaupun sebenarnya lagi² Adnan harus menyenamkan jatungnya setiap kali melihat Nanda
" loh Adnan, ternyata pasangan toh bajunya" ujar Rahma
" eh iya mi, tadi Adnan gak sengaja liat, trus bagus jadi pengin beli buat Nanda juga" jawab Adnan
Umi Adnan menanggapinya dengan anggukan pelan
" Adnan nanti sore ajak aja istrimu jalan² sana, sayang kalo di rumag trus lagian bentar lagi kamu harus kepondok kan" yang di sarankan Abahnya dipikirkan baik baik oleh Adnan , ada benarnya juga
" engg gimana Nda? " tanya Adnan
" terserah mas Adnan aja" Jawab Nanda dengan senyum manisnya, Adnan mengangguk pelan lalu senyum terukir pelan di wajahnya
.
.
.
.
.Sore harinya....
Rencana untuk jalan² harus gagal,ya motornya dirumahnya harus di bawa Damar untuk pergi
" maaf ya Nan, Abah lupa sore ini ada acara jadi motornya Abah bawa""iyaa bah, gak papa" jawab Adnan, Damar langsunf melajukan motornya, Adnan membuang nafas beratnya padahal Adnan sudah memikirkan waktu sorenya yang akan di habiskan bersama Nanda sambil menikmati angin sore suasana di desanya
" yang sabar yaa, eem...gini aja pake sepeda Abahmu aja tang di belakang aja" usul Rahma
"umi..masa pake sepeda ontelnya Abah sih dah gak zamanya dong mi"
" dah gak usah ngurusin zaman² an, malah lebih enak pake sepeda loh"
Nanda menggeleng pelan melihat perdebatan antara ibu dan anak itu
" dah mas Adnan, gak papa"Adnan akhirnya mengalah karna Nanda pun sepertinya tak menolak saran dari umi, ia membuang Nafas beratnya
" ya sudah saya ambil dulu sepedanya" Nanda menggauk paham dengan perkataan Adnan
Selang beberapa saat Adnan sudah naik di sepedanya dengan satu kaki yang menyangga di tanah
" ayo Nda, naik! " tanpa mau menunggu lama Nanda langsung naik di jok belakang" dah mas" ujar Nanda yang telah merasa nyaman dengan posisi duduknya
"oke, bismilahirohmanirrohim" Adnan mulai mengeluarakan tenaganya untuk menggayuh sepedanya
" Adnan ati ati! " peringat Rahmaa
" siap mi! "
Rahma menggeleng pelan " dasar pengantin baru" ia tertawa pelan menatap anak dan menantunya itu
Sepeda milik Abahnya memang sudah berumur jadi Adnan harus berhati hati " Nda rok kamu perhatiin takutnya kena rante" peringat Adnan
" iya mas Adnan~" jawab Nanda dengan suara manjanya membuat Adnan menahan gelitik di hatinya bahkan membuat Adnan kehilangan konsenya
Sepeda goyah " eits eits... " Adnan berusaha menyeimbangkanya
" mas Adnan ati ati dong... " kesak Nanda yang sudah panik akan terjatauh dan berakhir menyium jalan, sudah tadi beruntung di cium Adnan masa harus berakhir di ciun aspal, pikir Nanda.
Sepeda kembali seimbang.
" maaf², makanya pengangan dong"
" ini dah pegangan" jawab Nanda santai
" pegangan kok sama jok " sindir Adnan dengan tawa keciil di akhir perkataanya
" ih mas Adnan jaill!!! " kesal Nanda lalu mencubit pinggang Adnna
" aduh² Nda sakit " rintih Adnan dan sepeda pun kembali oleng
" MAS!" teriak Nanda panik
.
.
.
.
.Okeee gimana part yang ini seru gak?
Maksih yaa yang tetep setia bacaa
Janagn lupa votenya yaa😙😄😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Pesantren (ON GOING)
Teen FictionAdnan, seorang santri pon pes Nurul musthofa tak menyangka di saat liburan maulidnya harus mengalami masalah yang membuatnya harus menikah dengan seorang perempuan yang bahkan tak mengerti agama, anak Nakal yang bertemu saat mabuk ...... "maaf ka...