8
sesampainya dirumah jongin, sehun berjalan mengikuti jongin yang masuk kedalam rumahnya dan langsung berjalan menuju kearah dapur. jongin meletakkan tas kerjanya disalah satu kursi yang ada di ruang makan sebelum mencuci tangannya dan mulai mengecek apakah nasi di rumahnya masih tersisa. setelah memastikan jika masih ada sisa nasi jongin langsung sibuk dengan berbagai macam alat dapur dan juga bahan-bahan yang jongin temukan didalam kulkasnya.
sehun hanya bisa duduk dan memperhatikan jongin yang sibuk ke kanan dan ke kiri mencoba membuat sesuatu yang akan sehun makan. sehun benar-benar merasa jika jongin sangat cekatan. sehun tidak tahu jika jongin kini bahkan sudah terbiasa dengan dapur. hanya butuh 15 menit hingga jongin menghidangkan sesuatu di hadapan sehun.
"maaf di kulkas ibu hanya ada tahu jadi hanya ini yang bisa aku buat" kata jongin sambil menaruh satu mangkuk berisikan sup tahu, mangkuk lain dengan nasi, telur goreng dan juga satu gelas besar air putih.
"tidak masalah toh ini juga makanan yang bisa dimakan" jawab sehun singkat sebelum mengambil sendok dan bersiap untuk makan.
"tentu saja. aku pandai membuat berbagai macam sup meski dengan bahan yang paling aneh sekalipun."
"kenapa begitu?" tanya sehun penasaran juga dengan alasan jongin.
"karena kalau lelah dan makan sup semua lelahnya hilang. makanlah yang banyak" ucap jongin dengan senyumannya.
jongin memang adalah sosok yang hangat tapi sehun tidak tahu jika jongin akan sehangat ini. keduanya terpisahkan oleh meja makan tapi sehun merasa jika jongin sedang memeluknya dengan penuh kehangatan sama seperti dulu saat keduanya sangat dekat dan sering menghabiskan waktu bersama.
hari itu pertama kali sehun merasakan makan masakan jongin dan sehun langsung menempatkan masakan jongin sebagai makanan kesukaannya setelah masakan sang ibu. jangan tanyakan tentang luhan karena dia bahkan tidak pernah mau repot menyentuh semua yang ada di dapur.
🐵🐵🐵
weekend pertama yang jongin dan sehun lalui sebagai sepasang suami istri dengan pernikahan mendadak tentu akan sangat berbeda dengan pasangan yang lainnya. jongin dan sehun terbangun di rumah masing-masing di kasur mereka masing-masing dengan teriakan dari ibu mereka masing-masing juga.
tidak ada yang istimewa hanya saja omelan tentang kenapa tidak segera tinggal bersama menjadi sarapan pagi jongin yang membuat wajahnya semakin tertekuk saja. jongin bosan dengan omelan ibunya yang bahkan tidak mau tau dengan alasan jongin yang menurutnya sangat logis.
"kenapa tidak tinggal bersama dengan sehun jongin?" tanya ibunya yang sudah diabaikan beberapa kali oleh jongin karena jengah juga dengan pertanyaan yang selalu saja sama.
"atau setidaknya biarkan sehun tinggal di kamarmu atau kamu bisa tinggal di rumah sehun" gerutu ibunya lagi yang membuat jongin mendengus.
"ibu, pernikahanku dan sehun ibu tahu sendiri apa alasan dibalik semua itu kan? kenapa masih tanya juga? ibu ingin pernikahanku berakhir dengan tragis dan drama dimana-mana?" tanya jongin kemudian.
"apa? drama macam apa yang bisa terjadi?"
"bagaimana kalau sehun masih belum move on dan suatu ketika luhan datang dan sehun memilih untuk pergi dariku padahal kami sudah tidur bersama, apa yang akan terjadi?"
"kamu terlalu banyak menonton drama. pernikahan itu bukan hal yang main-main dan bisa di selesaikan dengan cara seperti itu" ucap ibu jongin.
"tapi bu, banyak orang yang berakhir dengan seperti itu" jawab jongin.
"jongin benar bu. terkadang ada hal yang akan terjadi dan itu diluar prediksi yang bisa kita atur. biarkan sehun melupakan luhan dulu dan biarkan jongin menikmati harinya dulu" ucap ayah sebagai penengah yang selalu jongin sukai. ayahnya benar-benar bisa diandalkan jika berhubungan dengan garis tengah.
"lalu bagaimana jika sehun tidak akan pernah bisa melupakan luhan?" tanya ibu yang membuat jongin mengusap dagunya pelan mencoba memikirkan sesuatu.
"jika sehun tidak bisa melupakan luhan maka pernikahan ini harus diakhiri" ucap jongin enteng yang membuat ibunya mengerutkan dahinya dalam.
"segampang itu?"
"lalu harus seperti apa bu? kalau memang tidak bisa bersama apa harus dipaksakan? kalau kebahagiaan sehun bukan denganku lalu apa harus ditahan-tahan juga?" tanya jongin kemudian.
"lalu apa yang akan kamu lakukan?"
"terluka sesekali tidak apa-apakan? yang jelas aku akan kembali bangkit dan jadi lebih kuat lagi. ibu tidak perlu khawatirkan aku seperti itu. ibu mengandungku 9 bulan bukan untuk jadi anak yang cengeng kan?"
"wah, dapat kata-kata keren dari mana?" tanya ayah yang membuat jongin tertawa geli.
"ibu dan ayah cukup percaya dan dukung aku saja dan aku akan baik-baik saja setelahnya" kata jongin sambil tersenyum lebar.
jongin cukup yakin dengan apa yang dia katakan dan jongin jelas akan membuktikan itu semua. ibu dan ayahnya hanya cukup yakin saja bahwa jongin akan baik-baik saja maka semuanya benar-benar akan baik-baik saja.
hari ini jongin benar-benar sibuk, sibuk mengeluarkan semua baju kotornya dan mencuci semuanya hingga mengeringkan semuanya dan tiba-tiba sore datang begitu saja. jongin tersenyum puas melihat tumpukan baju bersihnya yang sudah selesai dilipat barusan. jongin mulai bekerja mencuci semuanya di jam 1 siang dan selesai di jam 5 sore. 5 jam yang lumayan menguras tenaganya.
mencuci dan mengeringkan semua pakaiannya bukan masalah besar yang menjadi masalah dan membutuhkan waktu yang cukup lama adalah melipat semuanya. pekerjaan yang membuat malas tapi benar-benar harus dikerjakan. jongin tidak mungkin membebani ibunya untuk mengurus bajunya juga kan? jongin juga enggan mencuci di jasa binatu karena menurutnya kurang bersih. mungkin jongin yang sok higienis saja sebenarnya.
hingga malam datang jongin bahkan hanya makan malam sebelum kembali mengurung dirinya di kamar. entah kenapa semakin umur jongin semakin bertambah rumah dan kamar miliknya adalah zona paling nyaman yang jongin miliki. ayah dan ibu adalah orang nomor satu yang akan tetap menerima jongin apa adanya dan dalam keadaan apapun. sejak jongin menyadari itu jongin jadi semakin nyaman saja dirumah.
jongin sudah berbaring nyaman dan akan mulai berselancar di dunia maya ketika pesan dari sehun masuk. sehun mengajaknya bertemu. jongin menoleh dan melihat kearah jam yang ada di dinding kamarnya. pukul 8 malam, tidak terlalu malam tapi juga bukan sore hari juga. jongin memutuskan untuk bangkit dan berjalan menuju keluar rumah.
jongin tidak perlu berdandan dan hanya menutupi piyamanya dengan cardigan yang sebenarnya juga berguna untuk menghalau udara dingin yang mungkin saja bisa dia rasakan. jongin tersenyum saat melihat sehun sudah berdiri di luar pagar rumahnya. sehun terlihat sangat tampan meski hanya mengenakan celana piyama berwarna abu-abu polos dan juga kaus longgar berwarna putih.
pantas saja banyak orang yang mengejar-ngejar sehun selama ini. sehun yang akan tidur saja terlihat tampan apalagi saat sehun memutuskan untuk yah sedikit berdandan. sehun juga tersenyum saat melihat jongin yang datang lengkap dengan senyuman hangat di wajahnya. senyuman yang selalu sehun dapatkan saat keduanya bertemu, senyuman yang tidak pernah berubah meski umur keduanya terus bertambah.
tbc
Yuhuuuu I'm back!!!!
Lama kalik kagak up ye? Hehe
Banyak yg terjadi sampek bingung mau gimana dulu gengs, mau gerak kemana dulu juga bingung 🤣🤣🤣
Pelan² nanti juga sampek ya kan gengs? Jadi makanya ini kenapa owe pelan² aja semuanya ☺️☺️
Dah ah see ya soon gengs!!!