Bab 1

190 14 1
                                    

Di karyakarsa sudah mau bab 50 yaaaa

yang mau bisa langsung ke lapaknya.

untuk Mrs 30 sudah tamat di karyakarsa dan sudah terbit sekuelnya!!

...

Azkia Cahaya Putri atau di panggil Kia, sejak dulu menyukai hujan. Karena hujan memiliki bau yang bersih dan membuat pemandangan menjadi lebih segar. Seperti sekarang, pemandangan hujan yang ia lihat di toko kelontong milik keluarganya membuat pemandangan depan toko yang gersang kini menjadi lebih segar.

"Gue ambil shampo!" ucap Niken, kakak sulung Kia yang muncul dari pintu penghubung rumah dan mengambil shampo botol di etalase.

"Udah bilang sama Mama?"

"Udah kok!" jawabnya lalu kembali masuk ke dalam rumah.

Kia yang sedang duduk lesehan sambil menyortir makanan bungkus yang sudah kadaluwarsa hanya bisa menghela nafas melihat Kakaknya. Niken, Kakak satu-satunya adalah anak kebanggaan orangtuanya. Niken satu sekolah dengannya, berbeda umur setahun, ia kelas XII dan dirinya kelas X1 membuat mereka sering dibandingkan.

Niken adalah gadis yang populer, mantan anak cheerleader, si ranking 1 di sekolah, pernah menyandang ketua osis dan juga kesayangan guru. Ia memiliki paras yang luar biasa cantik dengan wajah yang mungil, kulit putih terawat karena rajin luluran dan skincare dari dokter, rambut ikal panjang berkilau, bibir merah karena rajin menggunakan lip balm dan juga ia pintar bermain piano karena mengikuti sekolah musik sejak kecil.

Sementara ia, adalah anak kedua sekaligus bungsu yang konon kata Mama dibuat tidak sengaja. Karena Mama dan Papa berencana hanya ingin memiliki anak satu saja. Kia sebenarnya tidak kalah cantik, ia memiliki tubuh mungil dengan tinggi 150 cm dan BB 45 kg, memiliki rambut panjang lurus yang sering diikat sembarangan, kulit yang tidak seputih Kakaknya karena ia sering naik sepeda ketika siang-siang untuk mengantar pesanan tetangga. Kia cenderung cuek dengan penampilan, ia juga hanya mengenakan skin care dari warung karena Mama tidak sanggup membeli skin care dokter double-double.

Kia juga memiliki sifat penurut. Pendiam dan penyendiri. Ia sering di suruh Mama menjaga warung bahkan seluruh waktunya hanya untuk menjaga warung yang menurut Niken sudah dipastikan warung akan di wariskan untuk Kia, toh mimpi Niken menikahi orangkaya. Kia tidak pernah mengikuti eskul, ia juga hanya punya satu teman di sekolah yang begitu setia kepadanya di saat orang-orang menganggapnya aneh dan muram.

"Halo, permisi..."

Kia yang sedang sibuk, mendongakkan kepala. Matanya melebar dan nampak gugup dengan kehadiran laki-laki tampan yang mengenakan payung merah menatap ramah padanya.

"Kak Yasa," gumam Kia malu-malu.

Abiyasa, Kakak kelasnya yang ia kenal sejak kecil karena rumah mereka dekat. Yasa juga sejak SD selalu satu kelas dengan Niken yang otomatis satu sekolah dengannya. Laki-laki mantan kapten basket, wakil Osis dan juga murid berprestasi dalam pelajaran fisika itu sangat terkenal. Bahkan setiap tahunnya Yasa selalu mendapatkan surat cinta terbanyak dibandingkan laki-laki lain.

Namun hingga saat ini, Yasa tidak pernah berpacaran dengan perempuan mana pun. Lelaki tampan itu hanya dekat dengan Niken dan juga dirinya walaupun Kia lebih merasa sebagai nyamuk jika bersama dengan Niken.

Yasa, cinta pertamanya hingga sekarang... cinta bertepuk sebelah tangannya, yang diyakini Kia bahwa pria itu jatuh cinta kepada Niken. Bahkan sejak lama, karena pria itu selalu mengutamakan Niken dari apapun.

"Niken ada?" tanyanya sambil melipat payung dan menyimpannya di pinggir toko.

"Lagi mandi, Kak."

Yasa duduk di sampingnya. "Lagi ngapain?"

Lintas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang