Quietly,Babe!

5.1K 202 12
                                    

lnjut kah? :'*

....



Jona frustasi sekali, sudah satu minggu lebih ini Lian sulit dia temui dan Lian selalu menghindari dirinya..
Dan satu minggu lebih inilah dia tak dapat memeluk dan menyentuh Lian seperti biasanya sesuka dirinya..

Hatinya gatal ingin menganiaya pria manis itu dalam kurungan tubuhnya.

Jona seperti orang depresi..

Lian! Dia ingin Lian!!!.

Jona menjambak rambutnya, ketika panggilan telp nya ditolak lagi oleh Lian untuk ke sekian kalinya.

Jona hanya ingin mendengar suaranya saja, ya god.

Pria remaja itu merebahkan tubuhnya terlentang menatap langit-langit kamarnya, sekejap kemudian dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Jam 15.44 sore.

Jona segera bangkit dari posisi rebahannya, melepas seragam sekolahnya..

Mengambil handuk kemudian langsung memasuki kamar mandinya.

Dia harus wangi dan tampan sebelum bertemu ayang.
Ada tekad tersembunyi dalam senyum Jona saat ini.

"Tunggu aku babe.." monolog Jona dengan senyum miring mengiringi perkataannya.


....



Tok tok//

Tidak ada sahutan.

Mengetuk pintu itu kembali.

Tok tok//

Masih juga belum ada sahutan.

Ketika dia akan mengetuk pintu itu lagi, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka... Menampilkan sosok yang sudah satu Minggu ini menyiksa batinnya habis-habisan.

Sedangkan si manis membulatkan mata kaget saat melihat siapa orang yang ada tepat didepan pintu nya.

Sekarang sudah hampir jam 7 malam, kenapa remaja nakal itu bisa ada didepan pintu rumahnya.

Ya benar, si manis dan si remaja itu adalah Lian dan Jona.

Jona menarik Lian langsung dalam pelukkannya.

"Rindu~" Jona.

"L-lepas.." lirih Lian sambil berusaha melepaskan pelukan Jona dari dirinya.

"Tidak" Jona.

"Nenek akan melihat" Lian.

Jona abai dan masih erat memeluk sosok tersangka ke frustasi an nya satu minggu lebih ini.
Lian harus bertanggung jawab!!.

"Siapa itu Rich??"

Seketika suara nenek Lian membuat Lian reflek mendorong kencang Jona sampai hampir tersungkur kebelakang.

"Nenek, ada nenek.. jangan macam-macam kumohon" mohon Lian dengan suara yang teramat pelan.

Jona mendengus.

Matanya tersirat rasa kesal dan sebal.

Tidak menyentuh Lian selama seminggu lebih adalah siksaan batin baginya.

"Siapa nak..?" Tanya nenek Lian kembali sambil berjalan ke arah mereka.

Lian gelagapan.

"Pacarnya Li..!"
Lian segera membekap mulut lancang Jona yang hampir mengakui dirinya sebagai pacarnya.

Gila Jona!

"Teman Rich kok nek" jawab Lian berusaha tenang.
Tersenyum ambigu.

Nenek Lian mengamati pemuda yang masih ada didepan pintu mereka itu.

Kakak Hamil??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang