Very and Always~

4.9K 227 18
                                    

....


//Pukul 18.15 sore hari..//

"Kak mari tinggal denganku di apartemen berdua" Pinta remaja SMP itu memelas..

Hari ini Jona benar-benar menepati kata-katanya, yang akan memulangkan Lian pada senin sore.

Meski Jona tidak benar-benar rela memulangkan Lian kembali, tapi remaja itu tidak pernah mengingkari perkataan yang dia lontarkan sendiri.
Karena Jona adalah pria muda yang konsisten.

Lian menatap jemarinya yang masih digenggam erat dalam tautan jemari Jona, jelas sekali Jona sangat tidak rela berpisah dari Lian pada sore ini.

Si pemuda manis masih belum berniat menjawab, dia akhirnya mengalihkan pandangannya pada wajah Jona yang menatap nya penuh harap.

Jona menanti respon Lian..

"Aku tidak tega meninggalkan nenek tinggal sendirian.. dia hanya punya aku" jawab Lian pada akhirnya.

Jona yang mendengar jawaban Lian merasa sedih, wajah nya menampilkan rasa kecewa..

Lian melihatnya..

"Tapi... Akan aku coba pikirkan" kata Lian yang merasa tak tega melihat wajah murung remaja nakal yang sangat tergila-gila padanya selama ini.
Jona sangat berbeda ketika dia merasa sedih seperti saat ini. Nampak lugu dan tidak liar seperti biasanya.

Membuat Lian tidak tahan akan wajah penuh kekecewaan yang Jona tunjukkan.
Mungkin dia harus sedikit memberi kesempatan pada remaja SMP itu.

"Benarkah???! Tolong pikirkan baik-baik kak.. aku sangat sangat menyayangi mu. Aku bisa gila kalau jarang bertemu dengan mu" berkat perkataan Lian tadi, Jona segera berganti suasana hati, dari sedih menjadi senang yang berlebihan.

Memang, sesungguhnya kunci dari moodnya selama ini adalah setiap respon dan perkataan Lian..

Lian tersenyum samar menanggapi ke excited an dari seorang Jona..
Ntah kenapa Lian memang sedikit luluh akhir-akhir ini.

Tapi ya memang, jika dia mengiyakan permintaan Jona maka dia juga harus siap dengan resiko nya, apa bila nanti akhirnya Lian hanya tinggal berdua bersama pemuda SMP seperti Jona.

"Baiklah, aku juga akan coba bicarakan pada nenek.." ujar Lian.

"Siapp.." Jona tersenyum menampilkan deretan gigi-gigi dan taringnya yang panjang.

Lian baru sadar, bahwa Jona tidak cukup sekedar tampan.. tapi sangat-sangat tampan.. huffftt

Sadar lian, sadarrr..
Lian harus bisa menyadarkan dirinya sendiri.
Dia harus tetap luruss.. lurusss..

Lian mengintip sedikit kearah Jona yang masih tersenyum lebar itu.

Tapi..pada akhirnya dia tidak tahu hari esok bagaimana..
Dia tidak bisa menjanjikan lurus atau tidaknya nanti.

Pelukk//

Jona memeluk Lian dari samping, tangan kanannya mengusap lembut rambut Lian yang halus.
Menaruh kepala Lian pada dadanya.
Hingga Lian bisa mendengarkan detak jantung Jona yang berdetak cukup kencang.

"Aku sangat menyukaimu, sangat sangat sangattt.. dan selalu" ungkap Jona sambil mengendusi bau harum dari rambut Lian yang manis.
Padahal Lian memakai sampo yang sama dengannya, tapi kenapa harumnya terasa berbeda?

Mungkin itu perasaan Jona saja.

Lian membalas pelukan Jona, tangannya pun melingkar dipinggang remaja itu, kepalanya bahkan semakin ditelusupkan di dada bidang dan kokoh milik Jona.
Dan membalik posisi tubuhnya yang dipeluk dari samping itu menjadi berhadap-hadapan.

Kakak Hamil??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang