II

7 0 0
                                    

Jihan menjauh dari gerombolan teman-temannya untuk mencari keberadaan Alea. Tadi saat pertandingan berlangsung, Ia sempat menemukan keberadaan Alea.

Jihan berjalan ke tempat di mana Ia melihat Alea. Namun, ketika tiba Ia sudah tak lagi bisa menemukan Alea.

Ia mengedarkan pandangannya sekali lagi, nihil. Alea tak dapat Ia temukan di mana pun. Setelah putus asa mencari Alea, Ia berjalan kembali ke arah gerombolan kelasnya.

"Han," panggil Azel.

"Iya?" jawabnya sedikit malu-malu.

"Kok belum balik?"

Jihan mengerutkan keningnya. Perasaan Ia tak berpamitan pulang dengan teman sekelasnya. Kenapa tiba tiba laki-laki itu menanyakan hal itu?

"Hah? Gue dari tadi di sini kok, belum pengen balik," terangnya.

Azel mengangguk paham. "Soalnya di deket pos satpam ada Ale sendirian, gue kira nungguin lo," ujar Azel.

"Loh? Alea di sana? Thanks deh, gue ke san---

"Anaknya udah balik," potong seseorang di sebelah Azel.

"Aish! Yaudah deh gue chat aja. Thanks Nat."

"Ya, ini Aga kemana? Kok ilang?" tanya Nathan pada Jihan.

"Tadi duduk disitu kok, ketutupan anak-anak kali," jawabnya seadanya.

Nathan dan Azel lantas berlalu dari hadapan Jihan untuk menemui Aga. Aga merupakan panggilan akrab milik Gavra. Biar enak katanya.

Azel berjalan di belakang Nathan tetap dengan tangan yang masih menentang kantong plastik besar.

"Ga, gimana oke?" tanya Nathan kala tiba di hadapan Aga.

Aga hanya mengacungkan jempol kanannya. Bibirnya pucat, matanya seperti sulit untuk terbuka.

Azel segera membuka salah satu botol dan menyerahkannya pada Aga. Aga sedikit bangkit dari duduknya dan menerima botol dari Azel.

Aga meminum air mineral itu cukup banyak, baik Azel maupun Nathan tetap menahan botol itu takut-takut tangan Aga belum kembali kuat untuk menahan beban botolnya.

Aga menyugar rambutnya ke belakang. Matanya mengerjap beberapa kali. Berulang kali Ia mengatur napas.

"Gimana Ga? Udah enakan? Atau perlu ke UKS?" tanya Azel.

"Udah-udah. Udah enakan, nggak perlu UKS ini," jawab Aga cepat.

Aga terlihat masih mengatur napasnya dengan tangan tak jarang memijat pelipis sebelah kanannya.

"Lo beli di mana air sebanyak itu?" tanya Aga di tengah kegiatannya.

"Nggak beli kita," sahut Nathan.

"Terus? Dari pihak panitia?"

"Kita di kasih anak IPA 3 Ga," terang Azel.

"Siapa? Temen lo pada?"

"Eee-- lebih tepatnya temennya Jihan," jawab Azel.

"Ada kontaknya? Mau say thanks doang sih, biar lebih sopan aja," tutur Aga.

"Gue nggak ada, ntar deh gue mintain Jihan," putus Azel yang diangguki oleh Aga.

[][][]

Alea tiba di rumah tanpa sepatah kata. Gadis itu langsung menuju kamarnya tanpa menyapa mama nya yang berada di ruang tengah.

Dey yang berada di belakang Alea menjadi sandra mamanya pada akhirnya. Namun, tak ada yang bisa Dey katakan karena memang dirinya tidak mengerti masalah kakaknya.

G E N A PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang