•Prolog•

2.1K 141 57
                                    

(Name) saat ini tengah duduk setengah berbaring di atas Piano, dengan tatapan lemas yang kosong dan tubuh tak bertenaga

2 tangannya di tahan oleh seorang Pria dengan rambut pirang dengan warna biru di ujung rambutnya, Pria itu terus-menerus menggigit Leher kiri (Name) dengan kuat. Hingga tidak mau melepaskannya

Kepala (Name) sedikit miring ke Kanan, Sehingga memberikan akses untuk pria itu menggigit lebih dalam.

Tak lama ia menangis... Menangis di bawah pria itu. Tubuhnya yang tidak terlalu berisi dan kecil membuatnya tidak memiliki tenaga untuk mendorong sang Pria di atasnya

Lagipula tangannya di tahan saat ini.

Bagaimana (Name) bisa terjebak di situasi seperti ini??

Flashback ---

1 Minggu sebelumnya...

"(Name) Jika di lihat kemampuanmu dalam bahasa Jepang cukup mahir, Jika bapak mengajukan mu sebagai pertukaran pelajar... Apakah kamu menolaknya??" Tanya seorang pria paruh baya pada (Name)

"Baik, Izin menjawab, Saya tidak keberatan samasekali pak, saya siap anda ajukan kapanpun" Jawab (Name) dengan sopan.

"Baiklah... Kalau begitu (Name), Febri, Dewi, Azka, Abid, dan juga Tyo... Kalian tidak keberatan?" Pria paruh baya itu bertanya sekali lagi.

"Tidak pak!" Jawab 6 orang siswa siswi bersamaan. Pria paruh baya itu tersenyum puas menandakan ia senang.

"Kalian akan di sana selama 1 tahun, penerbangan akan di atur oleh pihak sekolah... Kehidupan Kalian juga kami yang akan menanggungnya" Pria paruh baya itu tersenyum tulus

"Bapak tidak menyangka... Di sekolah seperti ini masih ada sosok yang sangat berbakat... Jangan mengecewakan bapak yaa..." Sambungnya

"Kami tidak akan mengecewakan anda pak!" Ucap Febri dengan semangat. /Ngomong-ngomong dia adalah Wanita!

"Baik... Kami akan menerbangkan Kalian begitu tiket di dapatkan" Jawab pria paruh baya itu dengan sepenuh hatinya

"Baik pak!" Ucap 6 anak di sana dengan serentak.

.....

3 hari kemudian mereka mendapatkan kabar bahwa penerbangan mereka dari Indonesia ke Jepang akan di luncurkan 2 hari lagi, Dengan senang hati sekolah mempersiapkan segalanya yang di butuhkan.

Seperti stok makanan, Kebutuhan, Bumbu masak, keperluan medis, Dan juga beberapa pakaian musim dingin.

Sedangkan sisanya seperti Kaos, Baju, Celana, Dan lain-lain itu adalah tanggungan mereka sendiri, masing-masing dari mereka mendapatkan Izin.

Keluarga (Name) sangat hancur, jadi ia tidak meminta Izin juga tidak masalah, Toh... Keluarganya juga tidak peduli padanya.

Mengingat Kakaknya lebih di banggakan oleh keluarganya di Banding dia, Dan juga mengingatkan dia berkali-kali di pukul oleh ayah dan ibunya sejak kecil, Membuatnya berkecil hati untuk berpamitan dengan mereka

....

2 hari setelahnya mereka benar-benar berangkat ke Jepang, Sebelumnya mereka akan berpamitan dengan seluruh guru di sekolah dan juga teman-teman dari adek kelas Hingga kakak kelasnya.

Di sini (Name) merasa sangat di banggakan lelah seluruh orang, pertama kalinya dalam hidup ia mendapatkan sorakan kebanggaan dari banyak orang.

Impiannya untuk ke Jepang benar-benar terwujud. Setelahnya mereka di antar ke bandara, Mereka cukup akrab... Apalagi (Name) dengan Febri

Mereka adalah teman baik sejak duduk di bangku SD.

Sampailah mereka di bandara, Mereka berpamitan dengan Kepsek dan juga guru PJOK yang mengantar mereka untuk yang kesekian kalinya

Mr.Vampire •Michael KaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang