Kaiser merangkul ku dari samping, sedangkan yang lain maju untuk melindungi ku, Terlihat Kak Ai berdecak kesal, kak Ai mulai mengayunkan katananya
"Bunuh mereka, Ai" Ucap Ayah, Kak Ai tampak semakin kesal, Aku segera menampakkan diri lagi dan mencoba menenangkan kak Ai
"Kak Ai... Please jangan apa-apain mereka kak..." Ucapku, Kak Ai berhenti lalu melihatku
"Gue ga apa-apain mereka selagi mereka ga apa-apain Lo dan lepasin Lo" jawab Kak Ai
"Kita ga akan lepasin dia. Dia udah jadi anggota kita" Ucap Kaiser, Kak Ai semakin kesal tentunya
"Pulang, (Name)" tegur ayah, Aku diam tidak menjawab apapun, Kak Ai menurunkan katananya lalu berjalan mendekat ke arahku
Aku juga berjalan pelan seraya kak Ai berjalan ke arahku, walau sudah di halagi yang lain.
"(Name), Ayo pulang" ucap kak Ai, Aku menggeleng dengan senyuman terpaksa
"Maaf kak Ai, aku masih harus di sini ambil pendidikan" Jawabku, Kak Ai langsung memelukku se erat-eratnya
"Dek... Pulang... Maafin Kakak... Please pulang dek... Kalau kamu pulang Kaka janji bakal jaga kamu... Pulang ya dek??" Suara kak Ai bergetar, ketika aku ingin membalas pelukan kak Ai aku melihat mama dan papa melihat tak suka ke arahku
Seketika itu aku mengganti gerakan membalas pelukan menjadi gerakan mendorong Kak Ai
"Minggir kak, Aku mau sekolah, Lagian kenapa sih maksa? Aku masih mau di sini" Ucapku lalu Kak Ai melepaskan pelukannya dan aku kembali kepada para Vampir yang menahan ku itu.
......
(Name) mengajak 5 orang temannya yang lain ke loteng sekolah, Mereka tentu langsung menyetujui karna (Name) sudah menganggap mereka tempat pulang
Walaupun itu ia harus di temani oleh Kurona dan Hiori.
(Name) berdiri di sisi pagar loteng sambil melihat birunya langit pada siang hari, sedangkan yang lain berdiri di belakangnya
"Ada masalah?? Cerita aja sini" Ucap Febri, (Name) langsung berbalik badan dan Memeluk Febri dengan erat, Lalu ia menangis
"Gue capek... Gue capek hidup... Feb... Gue pengen pulang..." Rengeknya, Febri membalas pelukannya sambil mengelus-elus kepalanya
"Walau capek harus tetep Hidup... Kalau mau pulang, ayo pulang ke Indo, Jangan pulang ke sisi Tuhan" Jawab Febri sambil mengelus Surai (Name)
"Hiks... Gue di buang... Gue ga di butuhin mama sama papa... Hiks..." Lirih (Name) karna ia menangis
"Tapi kita butuh kamu, hidup bukan cuma buat Mama Papa... Hidup buat kita ya (Name)" Pinta Febri, (Name) semakin terisak dalam pelukan sang sahabat.
Dari belakang terasa 2 tangan yang hangat merangkul (Name), (Name) tidak menoleh karna ia tau mereka siapa.
"Udah-udah... Sejak kapan kamu jadi selemah ini?? (Name) dulu kalau ada masalah masih bisa senyum" Suara dari seorang Tyo membuatnya tersadar
"Kita tau kok kamu capek sama kehidupan kamu sendiri, tapi jangan nyerah yaa, kita yakin, Suatu saat nanti kamu pasti bahagia" sambung Abid
"Gue ga habis Thinking sama Bokap Nyokap Lo, Bisa-bisanya Setega itu sama anak sendiri" Kesal Azka, Febri sedikit menyenggol lengan Azka
"Tapi Lo ga dendam ke Abang Lo, Kan??" Tanya Febri, (Name) mengelap air matanya dan menggeleng
"Abang ga salah... Yang salah itu gue... Karna gue lahir sebagai anak gagal, Ga punya bakat, ga punya pendirian, ga punya prestasi!" Jawab (Name) kesal
"Lo punya semua itu kok, cuma mereka aja yang buta, jadi ga bisa liat kelebihan Lo" Ucap Azka, (Name) tampak sedikit tersenyum
"Entah kenapa gue ngerasa senyuman Lo semakin hari semakin hilang, (Name). you're really not okay" Ucap Tyo sambil membelai pipi (Name)
"Haha... Ya... Gitulah Yo... Gue beneran capek kali ini... Entah itu capek sama Mama Papa, Semesta, Dunia, Kaiser, Bahkan Tuhan sekalipun" Jawab (Name)
"Just do everything... This is God's way... Tuhan tau yang terbaik buat Kamu, (Name)" Jawab Abid, (Name) hanya tersenyum tipis
"Yeah... Mungkin Emang begitu..." Jawab (Name). (Name) berbalik dan menatap langit biru
"Keknya jadi awan enak banget... Kerjaannya cuma keliling dunia, Ga ada masalah, Ga pernah mikirin masalah... Jadi Bintang keknya juga enak... Hidup di luar angkasa sambil menghiasi langit malam" Ucap (Name) dengan suara yang masih bergetar namun lembut
Yang lain hanya diam mendengarkan (Name) berkata.
"Nanti... Kalau aku pulang duluan... Kalian jangan Sedih, ya?" Sambung (Name), ia menoleh ke arah teman-temannya dan tersenyum seraya ia meneteskan air mata
"Lo... Sebenarnya mau bilang apaan... Kita ini temen- ga! Kita lebih dari Temen (Name)! Kita itu udah kek keluarga! Pokoknya kalau Lo pulang, kita juga akan pulang." Tegas Azka, (Name) hanya tersenyum lebar menanggapi balasan Azka
(Name) sudah menghadapi masalah yang berat sejak kecil, ia tidak di anggap oleh keluarganya, selalu di bandingkan dengan Kakak laki-lakinya, Ai.
Selalu saja me jadi tempat Pelampiasan Amarah Adaro seorang ayah dan ibu, (Name) di tuntut untuk selalu mendapatkan Ranking 1 di segala hal
Di paksa mengerjakan segala pekerjaan rumah. Masa kecilnya yang seharusnya di penuhi oleh Kebahagiaan dan Senyuman malah di penuhi oleh Tangisan dan siksaan.
Tak jarang juga ia berfikir jika Tuhan juga membuangnya, takdirnya di tulis seperti ini oleh tuhan, kehidupan ini sangat berat...
Kakaknya yang sedari kecil berbakat nan berprestasi selalu saja menjadi halangan untuk (Name) menunjukkan segalanya.
Meski begitu (Name) tidak sedikitpun membenci sosok Kakak yang telah menjadi penghalang untuknya
Ini juga tak menjadi penghalang agar (Name) berlatih ilmu Beladiri, Sejak mendapatkan kabar bahwa Vampir cepat atau lambat akan menyerang negaranya ia segera berlatih segala ilmu mengalahkan Vampir.
Terkadang (Name) berfikir untuk pergi saja dan tidak akan pernah pulang lagi ke rumah, ia terlalu takut untuk melangkahkan kaki ke dalam rumah.
'Ahh... Sialan... Leher gua sakit banget...' Batin (Name), ia berbalik untuk ke UKS, Berfikir jika Kurona dan Hiori sudah pergi karna mereka memang tidak menampakkan diri dan tidak membuat suara
"Ke UKS gih" Ajak (Name)
"Lagi sakit? Ga enak badan?? Pulang aja gimana??" Tanya Abid sekaligus menawar
"Ga... Cuma mau obatin ini" Jawab (Name) sambil sedikit membuka kerah bajunya menunjukkan bekas gigitan Kaiser
"Anjir, Di gigit lagi Cok! Yaudah ayok, Ntar Lo keburu keracunan" Ucap Tyo sambil menarik tangan (Name)
Begitu mereka masuk ke dalam sekolah setelah dari loteng lengan (Name) langsung di tarik oleh tangan dingin Kurona
"Arrhh---"
"Mau di bawa kemana??" Tanya Kurona pada teman-teman (Name)
"Lepasin, Dia mau di bawa ke UKS. Gegara atasan Lo yang bangsatnya minta ampun" Jawab Azka sambil memegang Bahu (Name)
"Di gigit lagi? Kok ga bilang?" Tanya Hiori, (Name) hanya menatap tak suka ke arah mereka.
"Lepasin dia" Tegur Azka
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Vampire •Michael Kaiser
Vampiro|• Awalnya (Name) adalah Murid hasil pertukaran pelajar Idn-jpn, namun tanpa di sangka (Name) malah mengalami nasib yang buruk. Ia di lecehkan oleh sekelompok pria bejat yang ternyata seorang Vampir, ia di jadikan budak sekaligus pelayan mereka. Sek...