Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita itu terus menatap lurus sambil tangan nya meremas pelan kertas kecil berisikan identitas seseorang. Dia benar benar kacau, air mata nya mengering dengan lingkar mata gelap karena tidak tidur semalaman.
Kemudian menelungkupkan lagi kepalanya di dekat tangan prianya yang masih nyaman memejamkan mata. Kata kata pria semalam masih berputar mengganggu pikiran nya.
"Menikahlah dengan ku." Sejak kalimat itu keluar maka titel pria tidak waras Jiselle sematkan untuknya. Entah bercanda atau mungkin sedang mabuk tapi pria itu benar benar lancang meski dia tau Jiselle adalah istri adiknya, yang berarti adik iparnya.
"Aku tau kau tidak sungguh dengan ucapan mu, tapi sekarang bukan waktunya bercanda kakak ipar!" Jiselle tanpa sadar mengeraskan suaranya yang membuat Raiden mendekatkan wajahnya menatap lekat mata wanita itu. Kemudian tersenyum mengejek.
"Bercanda? Aku tidak punya waktu untuk hal seperti itu."
"Aku serius dengan ucapan ku, menikahlah denganku dan tinggalkan Aldeo. Kesepakatan ini menguntungkan kita berdua, Jiselle." Lanjutnya lagi.
"Kau gila, dia itu saudaramu! Bagaimana bisa kau berpikir sejahat itu untuk menghancurkan dia."
"Kau tidak tau apa-apa! Keputusan ada padamu, tapi aku yakin sebelum 24 jam dari sekarang kau akan mencari ku. Kurasa kau tidak setega itu untuk melihat suami tercintamu meregang nyawa."
Pria merilekskan tubuh nya kembali lalu mengeluarkan secarik kertas yang ternyata kartu namanya, menarik tangan kanan Jiselle dan meletakkan nya di telapak tangan wanita itu.
"Tidak perlu datang kemari, hubungi saja aku nanti. Pulanglah, putuskan secepatnya sebelum kau menyesal." Setelahnya pria itu menghilang lewat pintu kecil di sebelah gerbang. Begitupun Jiselle mulai melangkah lemah, pikiran nya kemana mana namun langkahnya konsisten untuk kembali ke rumah sakit. Malam ini mungkin ia akan menginap sendiri dan mengkhianati ucapan nya pada putrinya tadi. Jiselle tidak sanggup memunculkan wajah berantakan nya di depan gadis kecilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jafran sudah berkorban banyak hal untukku, haruskah aku turut berkorban untuk keselamatan nya? Tapi jika aku melakukan nya sama saja membuat perjuangan Jafran sia-sia. Dia sudah mengorbankan harta dan keluarganya demi aku, sejahat itu jika aku memilih meninggalkan dia."