Mimpi buruk yang mampir di kepala Je A membuat wanita itu tersentak dari tidurnya dengan keringat membasahi kening. Dia membuka mata dan mendapati pemandangan asing yang jelas masih bukan di kamarnya. Ketakutannya semakin menjadi, dan rasanya tidak lebih baik saat mendapati seseorang tengah berbaring memejamkan mata di sampingnya.
Je A terduduk dengan cepat. Ringisannya tersuarakan karena kepalanya seperti baru saja di pukul dari belakang sampai pening bukan main. Dia memastikan apa saja yang bisa tertangkap penglihatannya, dan sama, itu masih tempatnya terbangun sebelumnya. Melihat pakaian yang dikenakannya seolah menampar Je A dengan telak, sebenarnya apa yang kini tengah terjadi padanya?
Sosok pria yang terlelap di sampingnya dengan baju tidur tersingkap itu adalah Wang Byun. Dengan baju tidur warna putih senada dengan miliknya, Je A dibuat teringat adegan drama kolosal kerajaan yang sering tayang di televisi. Baginya ini tidak masuk akal dan konyol. Dia yakin pasti sedang ada yang mengerjainya.
Je A hendak bangkit tanpa suara, tapi genggaman cepat di tangannya spontan membuatnya memekik. Sang pelaku ikut bangkit dan terduduk sampai bajunya semakin tersingkap hingga Je A harus meringsek mundur karena terkejut juga ketakutan. Mereka tidak melakukan apa-apa, bukan?
"Lepaskan aku!"
"Kau mau kemana?"
"Pulang! Ini bukan rumahku!" Desis Je A memberanikan diri membalas tatapan tajam Wang Byun, "Kalian pasti menculikku!"
Hela napas Wang Byun menunjukan jelas bahwa pria itu jengah bukan main. Dia menatap tajam Je A dan berharap jika hal itu bisa membuat sang wanita takut seperti biasanya. Tapi anehnya, itu tidak bekerja. Seolah-seolah, di depannya itu bukanlah istrinya yang lemah lembut dan penurut.
"Minggirㅡ"
Brukk!!
Wang Byun yang kehilangan minat berdebat mengambil tindakan tegas dengan mendorong tubuh Je A untuk kembali berbaring di ranjang mereka. Pria itu bahkan memposisikan diri di atas tubuh wanita itu dengan kilat mata mengintimidasi. Benturan akibat latihan berkuda sepertinya benar-benar membuat banyak perubahan pada sang permaisuri.
"AAㅡmphh!" Je A meronta saat tubuhnya dikunci kuat dan mulutnya dibungkam rapat oleh tangan Wang Byun, "Mmmmm!!"
"Sebenarnya ada apa denganmu?!"
Je A menggelengkan kepala kuat-kuat, masih mencoba melepaskan diri. Sikap defensifnya sama sekali tidak bekerja. Tenaga Wang Byun bukan tandingannya. Menyadari bahwa tubuh atas mereka menempel, Je A dibuat menangis. Rasanya seperti dilecehkan.
"Di luar banyak pengawal, kau akan membangunkan mereka jika begini."
Je A masih meronta, tapi tatapannya menghindari milik Wang Byun agar tidak salah fokus. Air matanya kian deras membanjiri pipi. Sialnya, suasana temaram ruangan yang hanya di terangi beberapa lilin mendukung aura mencekam disana.
"Aku akan melepaskanmu, kita bicara baik-baik. Kau bisa membuat istana gempar dengan teriakanmu."
Tidak ada jawaban dari Je A yang masih meronta. Semakin dia bergerak, semakin kuat pula cengkraman tangan Wang Byun di tangan dan mulutnya.
"Permaisuri." Panggil Wang Byun dengan sedikit tekanan, "Dengarkan aku!"
Tidak ada pilihan, Je A pun menurut. Dia khawatir jika Wang Byun punya senjata yang bisa saja membuatnya hilang nyawa sekarang juga. Sampai kemudian, pria itu melonggarkan cengkramannya, dan dengam perlahan menjauh sampai mereka duduk berhadapan.
Je A merapatkan baju tidurnya sebagai bentuk perlindungan diri. Dan itu membuat Wang Byun sadar bahwa wanita itu sedari tadi memang terganggu dengan penampilannya. Keanehan itu semakin mengusik Wang Byun yang segera kembali memperbaiki ikatan baju tidurnya. Sangat aneh karena bahkan mereka sudah pernah dalam keadaan lebih dari ini berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
History (Never Ending)
FanfictionJe A kehilangan akal ketika dengan nyata menyadari bahwa saat dia membuka mata, dunianya sudah berbeda dari sebelumnya. Terlempar sejauh 900 tahun ke masa lalu membuat Je A mengetahui bahwa amat lampau dari kehidupannya saat ini, dia telah lebih dah...