Denting demi denting yang tercipta dari peraduan dua katana membuat suasana semakin menegang. Area pemukiman yang berubah menjadi markas para bandit pemberontak itu tak lagi berbentuk akibat aksi saling menyerang. Para bandit itu punya keahlian bela diri yang mumpuni dan nampak terlatih. Setidaknya, kemampuan mereka bisa ditandingkan dengan prajurit-prajurit kerajaan yang mengikuti perintah Wang Byun untuk melakukan pembasmian.
Ada banyak korban terkapar bahkan tewas dari kumpulan bandit-bandit pemberontak itu. Tapi tidak sedikit pula prajurit kerajaan yang gugur. Pertumpahan darah ini tak bisa Wang Byun elakkan, sebab ketua dari lawan menggemakan kata serang.
Wang Byun menghunuskan katana gagahnya ke arah dada seorang pria yang hendak menyerang dari belakang.
"Argh!!"
Mata dingin dan tajam Wang Byun berkilat seolah mengilaukan cahaya api. Ada gelora amarah yang menyelimuti sorotnya. Mengetahui banyak prajuritnya yang telah gugur, kemurkaannya kian membara di kepala dan dada.
"Bajingan!"
"YANG MULIAㅡDI BELAKANGMU!
Reflek Wang Byun begitu gesit. Dia membalik arah tubuhnya dan menghempaskan katananya begitu sudut matanya menangkap gerakan serangan dari kubu lawan. Sayangnya, pria berupa beringas itu berhasil berkelit dan menyeringai meremehkan.
"Tunggu sampai kepalamu di tanganku, Brengsek!" Gertak pria itu culas dan mengayunkan pedangnya pada tubuh Wang Byun.
Tanpa membalas perkataan culas itu, Wang Byun maju dan mengadu katananya untuk memberikan serangan. Dia memijak batang pohon untuk dapat menjangkau sang lawan yang berada dua dua meter di hadapannya. Fokusnya hanya untuk membawa pria itu ke istana dan membuatnya mengaku siapa dalang di balik pemberontakan ini. Sebab Wang Byun sadar bahwa pasti ada yang berdiri di balik mereka semua melihat senjata-sentaja yang dipakai oleh kawanan pemberontak itu.
Semua benda tajam itu ada di kualitas besi dan baja yang baik. Dan untuk kalangan penduduk biasa, mustahil bisa membeli dan memesan barang bernilai tinggi itu pada seorang empu. Ada sebuah hasrat membara dalam dada Wang Byun untuk dapat membunuh mereka semua, tapi jika itu dia lakukan, sumber informasi lainnya akan sulit dia dapatkan.
Tendangan dari arah depan Wang Byun berikan pada seorang lawan yang hendak menyerangnya. Setelah Pengawal Oh mengurusnya, Wang Byun kembali fokus pada lawan utamanya. Pria itu mencemukan shuriken dengan brutal ke arahnya dalam jarak cukup jauh. Ada banyak shuriken terbang yang dapat dia hindari, tapi sialnya, satu benda tajam itu berhasil menancap dalam di lengannya hingga tersangkut.
"Arghhh!"
Lawan berpawakan gempal itu menyeringai sebelum di tarik oleh anak buahnya utuk pergi. Dia nampak belum puas karena senjatanya tidak mengenai bagian vital tubuh Wang Byun. Saat hendak mengeluarkan senjata lainnya, lengannya di cegah oleh dua anak buah lainnya.
"Hyungnim, kita harus pergi sekarang."
"Ya, Hyungnim. Cepat!"
Pria itu mendesis dan mengumpat, "Sial!"
Wang Byun menggertakan rahangnya menahan rasa panas dan perih di lengannya yang sudah dilumuri darah segar. Dia mencabut benda tajam itu dan mengerang. Tatapannya mencari kemana sang pelaku yang sudah menjauh menuju hutan.
"Cari mereka sampai dapat, Oh Hoon!" Perintah Wang Byun berteriak.
"Yang Mulia, shuriken ini beracun." Ucap Oh Hoon cemas.
Wang Byun mendorong Oh Hoon agar dapat berdiri, "Argghㅡ"
"Kakimu juga terluka, Yang Mulia."
Wang Byun melihat kain di sisi pahanya yang robek dan dikotori cairan berwarna merah. Bahkan dia tidak tahu bahwa dirinya berhasil di serang karena terlalu fokus pada lawan utamanya. Lukanya tidak sedalam di lengannya, tapi sepertinya cukup panjang untuk di abaikan. Dia hanya meringis saat Oh Hoon mengikatkan robekan bajunya disana untuk menutup luga agar tidak kehilangan darah lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
History (Never Ending)
FanficJe A kehilangan akal ketika dengan nyata menyadari bahwa saat dia membuka mata, dunianya sudah berbeda dari sebelumnya. Terlempar sejauh 900 tahun ke masa lalu membuat Je A mengetahui bahwa amat lampau dari kehidupannya saat ini, dia telah lebih dah...