History 6

333 66 8
                                    

Voment ya^^

Sejak insiden berpelukan itu, Je A menjadi lebih berani untuk berinteraksi dengan Wang Byun. Sementara keadaan Wang Byun sendiri sedikit lebih baik setelah tiga hari hanya bisa berbaring. Racunnya memang sudah menyebar, tapi beruntungnya, rempah dari tabib berhasil menghambat zat berbahayanya menuju jantung Wang Byun. Sedikit saja terlambat, itu bisa berakibat sangat fatal untuk sang putra mahkota.

Kini, Wang Byun sudah bisa duduk saat makan. Siang ini, ada kabar bahwa Oh Hoon berhasil pulang dan membawa dua bandit yang kabur ke istana dalam keadaan hidup. Sesuai titahnya, pengawal pribadinya itu menghadap untuk memberikan laporan hal-hal yang terjadi di luar istana selama dia istirahat pemulihan.

"Aku menghadap, Yang Mulia."

Wang Byun memperhatikan penampilan kusut Oh Hoon. Melihat beberapa balutan kain di kaki dan lengannya, sepertinya Oh Hoon juga terluka dalam perlawanan. Beruntungnya, apa yang Wang Byun khawatirkan tidak terjadi dan dia bisa melihat pengawal sekaligus teman setianya itu masih hidup.

"Kau menemukan mereka dimana? Apa ada yang masih hidup selain mereka?"

"Aku menemukan mereka di tengah hutan larangan. Nama mereka Song Jun dan Dok Ha, Yang Mulia. Ternyata, Song Jun bukan ketua dari pemberontak itu. Ada yang mengkomandoi mereka." Oh Hoon menggeleng sangsi, "Kami tidak bisa mencari petunjuk lebih jauh karena pergeseran bukit di wilayah utaraㅡitu berbahaya untuk dilalui. Bebatuan bisa longsor jika dilewati banyak massa. Yang jelas, aku punya firasat bahwa setelah hutan larangan, ada sebuah tujuan yang membuat kedua manusia itu pergi arah kesana."

"Apa kau bisa mencari jalan lain untuk menuju seberang hutan larangan?" Tanya Wang Byun setengah mendesak.

Oh Hoon terdiam sejenak. Dia menerawang pada ingatannya tentang terjalnya jurang yang menjadi lintasan tunggal untuk menembus dan melewati hutan larangan. Belum lagi adanya binatang buas yang menjadikan hutan larangan sebagai habitat. Akan berbahaya jika kesana tanpa persiapan yang matang.

"Akan sedikit sulit, Yang Mulia. Tapi akan kupikirkan cara secepatnya. Ini akan butuh lebih banyak prajurit. Kupastikan, prajurit akan bergerak sebelum fajar." Ujar Oh Hoon lugas.

"Awasi penuh dua bajingan itu di dalam penjara. Jangan sampai mereka kabur atau lolos dari kita sebelum mengungkap siapa yang ada di balik pemberontakan itu." Wang Byun mengambil sesuatu di balik bantalnya dan menunjukannya pada Oh Hoon, "Shuriken ini buatan kerajaan seberang. Bajanya punya kualitas bagus dan racunnya dibuat dari tumbuhan langka. Mereka jelas punya tuan yang mempu memasok benda-benda ini."

Oh Hoon mengangguk patuh, "Baik, Yang Mulia."

"Jangan biarkan siapapun mengunjungi mereka. Dan pastikan makanan mereka aman."

"Ya?"

Wang Byun menghela napas berat, "Mereka bisa dihabisi oleh sekutu sendiri. Informasi bahwa mereka tertangkap di istana bisa membuat mereka terbunuh sebelum mengungkapkan yang sebenarnya pada kita. Hoon~a, musuh itu bahkan bisa ada di dalam istana iniㅡmenyaksikan dalam diam, dan mengacaukan usaha kita tanpa aba-aba."

"Aku mengerti, Yang Mulia." Ujar Oh Hoon dengan anggukan mantab. Kerling pria gagah itu jatuh pada lengan Wang Byun yang masih dibalut kasa, "Bagaimana keadaan, Yang Mulia?"

"Sudah lebih baik setelah hampir mati sekali lagi." Wang Byun mengusap lukanya di balik kasa, "Kau bagaimana? Prajurit yang lain? Tidak ada yang gugur lagi, bukan?"

Kepala Oh Hoon menunduk sejenak sebelum kembali mendongak, "Lee Shin dan Park Doming tewas jadi kami menguburnya di kaki gunung, beberapa terluka, tapi kami kembali ke istana bersama."

Jantung Wang Byun mencelus mendengarnya. Tapi beginilah hidup di istana, entah sebagai prajurit atau Raja sekalipun, hidup mereka memang penuh ancaman pembunuhan. Yang selalu berhasil menyakiti Wang Byun adalah berita tewasnya para prajurit yang ada di pihaknya, atau bahkan para orang-orang yang dicintainya.

History (Never Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang