Karakter Utama: Genah (Clover), Marvel (2nd Spade)
Genre: Angst
N/A: Bukan req, req lain lagi kubuat, otak masih belum encer buat nulisnya soalnya.——
Genah saat ini sedang berada di Babylonia, sebuah tempat yang dipenuhi dengan keajaiban. Meski terdengar fantastis, ini juga merupakan sebuah tempat yang mengerikan. Ada banyak sekali makhluk yang bahkan tidak bisa dijelaskan bentuknya. Tampilan fisik mereka terlalu kompleks, tidak bisa dijelaskan langsung oleh manusia biasa.
Para kesatria sedang dilanda dilema. Lebih tepatnya semua kesatria kecuali Spade. Keadaan begitu tegang, namun disaat dimana mereka harusnya bekerja sama dan mencari jalan keluar, mereka malah bertengkar satu dengan yang lain.
Sangat sulit untuk mendeskripsikan peristiwa yang sudah terjadi sejauh ini. Semuanya terjadi begitu cepat, terlalu cepat hingga bahkan sulit untuk menggunakan logika di saat seperti ini.
Kebohongan dan sandiwara, bukanlah hal yang baru dalam kehidupan egois manusia. Meski kita tahu bahwa kebohongan bisa kita saksikan langsung kapan saja, orang-orang banyak yang belum siap dengan fakta itu.
Genah masih mengingat kutipan dari sahabatnya yang disampaikan bertahun-tahun lalu: "Satu-satunya hal yang lu bisa lakuin adalah terus maju." Tapi setelah direnungkan, bahkan bagaimana dia bisa maju di situasi seperti ini? Ini bukanlah dunia fiksi dimana semua masalah bisa terselesaikan dengan kekuatan persahabatan atau omong kosong seperti itu.
Mata Genah terasa sangat berat, dia benar-benar ingin pingsan saja dan menyerah, tapi dia tidak bisa. Saat ini dia lah yang bertanggungjawab, dia yang paling tua, dia harus berperilaku layaknya seorang pemimpin. Jika dipikir lagi, bukan hanya saat ini. Dia selalu harus bertanggungjawab. Tidak peduli jika itu dengan Marvel, Royal Knights, atau Kesatria.
Dia harusnya menjadi seseorang yang diandalkan, dia harusnya bisa menjaga teman-temannya. Tapi bahkan bagaimana dia bisa fokus ketika kejadian yang meruntuhkan jiwanya terus menghantui kepalanya.
"Gw bukan putra lo ok!"
Panah imajiner benar-benar menusuk hatinya saat mengingat kembali peristiwa itu.
Seumur hidupnya telah ia dedikasikan hanya demi tiga orang anak yang tiba-tiba datang dalam hidupnya. Dia tidak pernah sedih karna masa remajanya telah hilang tanpa canda tawa, atau marah karna dia harus menjalankan sesuatu yang bukan kewajibannya. Asalkan anak-anaknya masih bisa tersenyum, semuanya akan baik saja.
Awalnya Genah mengira dia akan terus mendampingi Marvel dan Samsul setelah kepergian Peppey. Dia kira, dia bisa menyatukan kembali gambaran keluarga yang awalnya sudah hancur saat anak yang dia asuh selama ini tahu bahwa dia bukanlah ayah kandung mereka. Ternyata itu semua adalah sebuah kesalahan.
Dengan matanya sendiri dia menonton keluarga yang selalu dia sebut Rumah perlahan hancur. Seperti sebuah gambar dengan bingkai yang pecah.
Memang tidak bisa disangkal, Genah adalah seorang aktor yang baik. 15 tahun dia habiskan berpura-pura menjadi seorang ayah. Namun rasanya itu waktu yang cukup untuk membuatnya menjadi ayah sungguhan. Kelihatannya tidak bagi Marvel.
Sesulit apapun Genah berusaha, sebanyak apapun ilusi yang dia buat, itu tidak akan pernah cukup untuk menyusun kembali bingkai mereka yang sudah pecah itu.
Dimata Marvel, dia bukan lagi seorang ayah. Akhirnya dia sadar, orang yang berdiri dihadapannya saat itu, orang yang tidak mengakuinya sebagai ayah, bukan lagi Marvel yang dia kenal. Itu bukanlah anak kecil berambut ungu yang datang kepadanya saat terluka. Dia juga bukan lagi bocah yang selalu berteriak "papa" dengan sukaria saat melihat Genah.
Pada akhirnya, keluarga yang dia bentuk di Spadia itu hanyalah sebuah sandiwara, dengan Genah sebagai aktor utamanya.
——
KAMU SEDANG MEMBACA
Teduh | YTMC Oneshoot(s)
Fanfiction[ Hiatus ] Tidak lebih dari sebuah cerita, tentang mereka dan dunia mereka. (No NSFW or sensitive topic)