Hai semua..
Sebelum membaca alangkah baiknya kasih vote dulu yah buat cerita ini..
Terimakasih.
~
Suara dering handphone ku terdengar ketika aku sedang ngobrol dengan abi dan umi. Bergegas ku ambik hp ku yang ada di dalam tas yang ku bawa milik Zahwa, ku lihat di layar dan ternyata ibu ku yang menelpon. Aku pun meminta ijin kepada abi dan umi untuk mengangkat telepon dari ibu ku dulu, setelah itu aku geser rada menjauh dengan abi dan umi untuk menerima telepon.
"halo bu assalamualaikum"
"waalaikumsalam, Zaki kamu kok belum pulang sih dari tadi sore"
"eh iya bu maaf tadi kan nunggu ujan, terus sekalian tarawih juga makanya belum pulang"
"oh gitu, eh Zaki kok suara kamu kayak beda gitu ya"
"masa sih bu, perasaan ibu aja kali" aku lupa mengganti nada suaraku ketika ngobrol dengan ibu.
"iya kali, perasaan tadi kaya beda ibu dengernya"
"ibu mau tanya itu aja?" tanyaku mengalihkan perhatian.
"eh iya, jadi ibu mau pergi ke rumah nenek pulangnya besok pagi. Nah kuncinya ibu taroh di bawah pot bunga samping jendela yaa"
"ohh iya bu kalo gitu, eh terus nanti sahurnya aku gimana?"
"itu ada lauk di kulkas tinggal diangetin doang gampang, udah gede masa gak bisa!"
"iya ya udah bu makasih"
"ya udah ibu buru buru mau pergi assalamualaikum"
"waalaikumsalam ibu"
Aku memang hanya tinggal berdua bersama ibu, aku anak tunggal dan sedangkan ayahku bekerja di luar pulau yang jarang sekali pulang. Terkadang memang kita berdua sering ke tempat nenek untuk sekedar menjenguk atau ngobrol saja, aku paham ibu pasti kesepian sendirian di rumah ditinggal ayah kerja yang pulang ke rumah pun bisa dihitung jari dalam setahun.
Setelah bertelponan dengan ibu aku kembali menemui Zahwa, abi, dan umi. Umi kembali menanyakan gimana kalau aku nginep aja di sini buat nemenin Zahwa toh besok hari minggu yang mana libur sekolah. Tanpa diskusi dulu dengan Zahwa aku langsung bilang ke umi kalau aku udah disuruh pulang sama ibu buat jagain rumah karena ibu mau pergi ke rumah nenek. Jujur daripada aku nginep dan terjebak menjadi ukhti sampai besok aku mending pulang agar bisa bebas dari semua ini, lagi pula di rumah aku sendiri jadi aman walaupun aku pulang jadi ukhti begini."za kamu yakin mau pulang sekarang" bisik Zahwa kepadaku.
"iya udah kamu percaya aja sama aku"
Aku pun meminta ijin kepada abi dan umi untuk langsung pulang, Zahwa lalu mengantarku sampai depan rumahnya. Zahwa kembali menanyakan apakah aku yakin mau pulang dalam keadaan seperti ini, lalu aku menjelaskan lagi kalo gak apa apa karena situasi dirumah ku juga mendukung jadi aman.
"padahal masih mau main sama Zakiyah"
"kan pacar kamu Zaki wa bukan Zakiyah"
"hehe iya ih, tambah cantik tau kamu kalo cemberut gitu za"
"apaan sih wa ih"
"ya udah ati ati di jalan ya cantik"
Aku sedikit kesusahan ketika mau menaiki motorku karena pakaian yang ku kenakan sekarang sedikit menghambat gerakanku. Langsung ku tarik gas motor ku setelah aku berpamitan dengan pacarku Zahwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Crossdresser (Ramadan Series)
FanfictionTidak ada maksud menyinggung agama atau apapun itu, cerita ini semuanya hanya fiksi belaka.